.
.
.
Ada yang salah.Kenapa? Kenapa orang-orang pemegang bola kekuatan begitu mudahnya memberikan bola itu padaku? Pertama Kim Soo Hyun, sekarang Jung Eunha. Apa yang ada didalam pikiran mereka? Jika mereka memberikan bola kekuatan padaku semudah itu, lalu untuk apa mereka menyembunyikannya dariku bahkan sampai terjadi pertarungan tak berarti?
Pasti ada maksud tertentu. Pasti ada sesuatu yang mereka rencanakan.
“Kenapa Rose?” Aku kembali memusatkan perhatianku padanya. “Kau takut itu palsu? Atau kau diam karena tidak bisa menggunakannya?” Kutatap lekat kedua matanya lalu mengamati seluruh tubuhnya. Ada yang janggal. Tidak ada guratan di lehernya padahal aku yakin melihatnya tadi.
Eunha juga tiba-tiba memberikan bola pengunci kekuatan setelah menyerangku dan membuatku menghabisi beberapa anak buahnya. Dan dia bilang kalau semua pertarungan itu hanya ilusi, begitupun lukaku. Lukaku memang tidak terlihat, tapi terasa perih jika kusentuh.
Semua yang baru saja terjadi adalah ilusi. Ilusi. Mungkinkah ini juga ilusi?
“Jawab pertanyaanku, Jung Eunha.” Aku mengangkat kepalaku sedikit. “Ada dimana kau yang sebenarnya sekarang?”
Kernyitan samar terbentuk didahinya. “Apa kau buta? Aku tepat di depanmu.” Dapat kulihat kedua matanya bergerak gelisah kesuatu arah.
Aku menoleh sedikit kearah itu. “Disana rupanya.” Aku segera berlari menuju sebuah lonceng jam yang terpasang di ujung kastil.
“ROSE!!”
Tak kuhiraukan teriakannya dan terus berlari. Aku melompat dari satu atap ke atap lainnya. Beberapa genting hancur atau jatuh karena pijakan kuat kakiku.
Bola pengunci kekuatan palsu yang berada digenggamanku kuselimuti dengan kobaran api kecil dan kulempar kearah Eunha untuk menghambatnya mengejarku. Bola itu mengenai tubuhnya. Eunha sedikit kesakitan dan semakin berteriak marah padaku.
“ROSE!”
Tak kupedulikan teriakannya dan terus mempercepat lariku. Semakin mendekati lonceng itu perasaanku semakin yakin kalau bola pengunci kekuatan angin memang berada di sana.
Saat aku melompat, sebuah kilatan hitam menyambar di sisi kananku dengan cepat. Aku yang tidak tahan, akhirnya memilih berhenti dan balik menyerang Eunha dengan semburan api. Namun, dengan mengejutkan Eunha mampu melewatinya dan melayangkan sebuah serangan. Aku menangkisnya dan membuatnya hampir terjatuh dari atap.
Memanfaatkan keadaan, aku mengayun ke sisi atap lain dan kembali berlari menuju lonceng itu dan berhenti di dekatnya. Sesuatu bersinar dari dalamnya. Aku berusaha meraihnya, tapi tanganku tidak sampai. Aku memekik saat sebuah terjangan angin besar menghantamku sampai aku terjatuh. Dengan cepat kuraih tali yang mengantung dan membuat lonceng di atasku berbunyi nyaring memekakkan telingaku.
Tanganku terasa panas karena bergesekan dengan tali yang kasar ini. Terpaksa aku melepas pegangan tanganku yang sudah terasa perih dan membuatku benar-benar terjatuh. Tapi, sebelum tubuhku menyentuh lantai kupotong tali lonceng dengan lecutan api. Aku tersenyum tipis ketika melihat bahwa bola pengunci kekuatan itu juga ikut terjatuh bersama dengan lonceng.
Aku menghindar ke samping ketika lonceng itu menghantam lantai hingga hancur. Dari bawah aku bisa melihat Eunha yang melonggokkan kepalanya untuk melihatku. Aku segera berdiri dan mendorong lonceng besar itu dengan sepenuh tenaga. Aku membungkuk dan menjulurkan tanganku untuk mengambil bola pengunci kekuatan itu.
Ketika aku berdiri dan berbalik sebuah pedang sudah terarah ke leherku. Aku diam karena terkejut. Lalu pandanganku naik dan melihat Eunha yang sedang menatapku nyalang. “Kembalikan bola itu padaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTER; NEW WORLD
AdventureSebuah dunia baru muncul memberikan harapan, membuatnya semakin tenggelam dalam lautan keinginan. Hal itu membawanya pada sebuah kesalahan yang berujung kematian. . Namaku Roseanne Park Tidak ada yang bisa mengatur hidupku, Selain aku. ----- Story...