BAGIAN 16

65 11 3
                                    

.
.
.


“Rose, bangun.”

Suara itu terus menggema di kepalaku.

“Rose cepat pergi dari sana! Sadarlah!”

Mataku, aku harus membuka mataku. Tapi berat dan kepalaku agak sakit.

“Roseanne!!”

Tubuhku langsung bereaksi cepat mendengar teriakan namaku yang terakhir. Kupegangi kepala yang masih terasa begitu pusing. Suara tadi, aku seperti pernah mendengarnya. Tapi tidak ada siapa-siapa. Kurasa itu hanya suara tak penting dikepalaku.

Aku mendengkus dan melihat sekelilingku. Aku mengerutkan keningku, menyadari ini bukan kamarku atau rumah sakit. Aku langsung beranjak dan mengamati tempat ini dengan lamat dan jantung yang berdetak cepat.

Tempat ini.. tidak, ruangan ini.. kecil, dingin, gelap. Aku menunduk dan melihat lantai dibawah kakiku, tikar jerami. Dinding batu yang menyeramkan, lalu… sederet tiang besi serta pintunya. Aku tidak terlalu bodoh untuk menyebutkan nama ruangan ini.

Penjara.

Bagaimana bisa aku berada disini? Terakhir kali yang kuingat adalah Perawat Park yang membiusku. Kupejamkan mataku sambil mendengus kesal. Jadi, ini juga bagian dari rencananya?

Suara ketukan sepatu dilantai yang begitu keras mengalihkan perhatianku. Seseorang berdiri didepanku yang dibatasi oleh jajaran jeruji besi. Dia tersenyum kearahku. “Ternyata kau sudah sadar, kukira kau tidak akan bangun untuk beberapa hari ke depan. Tapi, lihatlah kau, ck ck ck… berdiri dengan tatapan tajam padaku?” Masih kuperhatikan sikap perlentenya yang terlihat mirip dengan Kang Minhee.

Dia bersidekap sambil memandang rendah padaku. “Kau benar. Aku Daniel, kakaknya Minhee. Meskipun banyak orang yang tidak percaya hal itu.” Ucapnya seolah bisa membaca pikiranku. Dia mengayunkan dua jarinya dan dengan segera satu pengawal membuka pintu selku.

Pengawal itu berdiri disamping pintu selku, seakan sedang menungguku untuk keluar. Tapi aku ragu untuk keluar. Aku masih tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. “Keluarlah.” Perintah Daniel yang akhirnya membuatku melangkah pelan keluar dari sel.

Dia duduk diatas sebuah kursi kayu tanpa sandaran. Tangannya mengayun, menyuruhku untuk duduk dihadapannya. Aku menoleh sedikit melihat keadaan sekitar. Jika memungkinkan, aku akan lari dan kabur. Tapi, tidak ada celah untukku kabur. Cukup banyak pengawal yang siap menghancurkan tulangku disini.

Tidak mau menemui ajalku lebih cepat, aku langsung duduk dihadapannya. Kutatap matanya yang menatapku lekat-lekat. Aku masih menerka-nerka apa hubungan semua ini. Kim Taehyung, Perawat Park, Dokter Lee, dan sekarang Kang Daniel. Apa mereka ini sebenarnya? Para anjing Kim Soo Hyun yang setia? Aku masih belum tahu pasti. Yang pasti, aku harus menghindari mereka semua. Belum lagi tentang Joshua, dan kemunculannya yang tidak kusangka-sangka.

Daniel menjentikkan jarinya di depan wajahku. “Memikirkan sesuatu? Taehyung? Tenang saja, dia baik-baik saja." Ada rasa lega yang berdesir dihatiku mendengar kabar itu. Kurasa memang benar aku tidak bisa melupakannya seutuhnya. "Jadi, benar? Kau dan Taehyung-"

“Apa yang Kim Soo Hyun mau dariku?” Potongku atas ucapannya agar tidak berlanjut.

“Kau tidak bisa santai sedikit ya?” Dia melihat sekeliling. “Ya, tentu saja tempat ini memang tidak nyaman tapi setidaknya kau akan tetap berada di sini untuk sementara.”

ENTER; NEW WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang