.
.
."Modeun geolughan neunglyeog-i nawaseo olbaleun neunglyeog-eulo yeonhabhala." (seluruh kekuatan suci keluarlah dan menyatulah pada kuasa yang tepat)
Mantra itu terucap dari mulutku ketika aku berhasil mengulang ritual penyatuan kekuatan. Cahaya terang menguar dari cawan dan kabut mulai menyelimuti aliran sungai. Getaran tanah menyebabkan gelombang-gelombang kecil kemudian membesar di sungai. Kali ini lebih kuat dan lebih gelap dari ritual yang dulu.
Kukerahkan seluruh kekuatan yang kumiliki hingga kedua mataku meneteskan air mata, menahan rasa sakit. Beberapa lama kemudian aku bisa merasakan sesuatu keluar dari tubuhku dengan kuat, membuatku terhuyung di tengah keadaan yang genting.
“Rose, kau sudah gila?” Teriak Yuqi yang sudah berwujud manusia di dekatku. “Hentikan semua ini sekarang!”
Tidak lama suara Vernon ikut terdengar. “Rose, jangan lakukan ini kau bisa tewas.”
Aku mengabaikan mereka dan terus melakukan ritual ini hingga keempatnya kini keluar dari tubuhku secara sempurna. Bersamaan dengan hal itu aku merasakan bahwa kekuatan mereka juga mulai memudar dari tubuhku. Aku harus segera menyelesaikan ini sebelum kekuatanku benar-benar lenyap. Tapi, ternyata aku lupa satu hal.
“Rose, kau itu roh api. Hentikan ini atau kau dan anakmu bisa tewas.” Tutur Wendy yang membuat jantungku langsung berdegup kencang. Benar, roh kelima.
“Aku tidak bisa berhenti sekarang.” Sahutku sambil terus mempertahankan kekuatan di atas cawan. Tidak, ini langkah terakhir dari ritual ini, aku harus segera menyelesaikannya. Memberikannya pada Yuna, Jisung, dan Eunha.
Tidak ada pilihan lain. Pikirku dengan merubah bentuk kekuatan dan melanjutkan ritual untuk mereka berempat, entah bagaimana denganku nanti. Aku membuka kedua tanganku di atas cawan, memfokuskan pikiran dan berhasil. Satu persatu bola kuasa sementara terbentuk di atas cawan. Begitu bentuknya mulai sempurna para roh tersedot ke dalamnya.
Protes terus terdengar dari Vernon dan Yuqi, Wendy memilih diam. Yang mengejutkan Johnny malah tersenyum lemah dan berkata, “Aku ingin gadis itu membawa kekuatanku Rose. Hanya dia yang mampu mengendalikan kekuatan ini.”
“Ya.” Jawabku yang langsung tahu siapa gadis yang dimaksudnya.
Selesai sudah. Aku jatuh dengan bertumpu pada satu kaki, sebelah tanganku memegangi pinggiran cawan dengan lemah. Akhirnya, beban ini terlepas dariku. Aku melihat 4 bekas luka di lengan kananku yang menyisakan tanda roh api disana.
Yuna berlari menghampiriku dan memelukku dari samping. “Rose kau pendarahan.” Ucapnya melihat gaun bagian bawahku yang sudah ternoda oleh darah. “Kita harus segera pergi dari sini.”
“Lihat.” Seru Dongpyo sembari menunjuk ke langit, lebih tepatnya pada kubah cahaya yang sebelumnya mengungkung kami. “Sudah hilang, ibu.” Tambahnya yang membuatku tersenyum lega.
Aku meraih sebelah tangan Yuna. “Kalian harus segera pergi. Kita tidak punya banyak waktu. Ambilah bola kekuatan kalian dan lakukan hal yang harus dilakukan.” Ucapku terbata. Yuna hanya menggeleng sambil menangis dalam diam.
“Lalu bagaimana denganmu? Kami harus meninggalkanmu di sini sendiri?”
Aku tersenyum, “Joshua akan segera datang. Kau tenang saja.” Yuna menatapku nanar. “Bawa juga bola kekuatan cahaya, berikan pada Jang Wonyoung. Dia berhak mendapatkannya.”
Eunha memberengut. “Jang Wonyoung? Gadis yang mengurung kita tadi? Kau sudah gila? Dia ada di pihak Chanyeol.”
“Ya, aku yakin. Berikan padanya dan percayalah, Johnny akan menuntunnya untuk membantu kalian.” Tuturku dengan suara semakin lemah. “Pergilah, atau semuanya akan terlambat. Kita akan segera bertemu. Aku akan berada di medan perang terakhir bersama kalian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTER; NEW WORLD
AdventureSebuah dunia baru muncul memberikan harapan, membuatnya semakin tenggelam dalam lautan keinginan. Hal itu membawanya pada sebuah kesalahan yang berujung kematian. . Namaku Roseanne Park Tidak ada yang bisa mengatur hidupku, Selain aku. ----- Story...