BAGIAN 10

96 17 0
                                    

.
.
.


Aku tidak pernah menyangka kehidupan sulitku selama ini akan berubah hanya dalam 3 hari.  Dari seorang perawat di sebuah barak kumuh penuh sesak, berubah menjadi residen dokter dengan kamar pribadi dan sederet gaun pribadi di dalam lemari.

Bak seorang putri penampilanku begitu berbeda dari sebelumnya, bahkan aku tidak yakin gadis di cermin itu adalah aku. Rambut pirangku yang biasanya bergelombang kini menjadi lurus dengan perona merah muda di kedua pipiku.

Berhenti menatap cermin aku mengedarkan pandang ke penjuru ruangan berwarna putih dengan ranjang berukuran sedang di tengah ruangan. Sebuah meja belajar, meja rias, lemari besar, cermin, dan karpet bulu tebal juga turut mengisi ruangan ini. Ini berlebihan. Terlalu berlebihan.

Setelah mempercantik diri, Taehyung datang kekamarku dan mengajakku menjenguk Felix. Aku hanya menurut saja. Bahkan saat dia memujiku cantik disepanjang perjalanan menuju kamar Felix, aku sedikit tidak bisa mengontrol jantungku.

Kulangkahkan kaki ringan menuju kamar inap Felix.  Aku belum bertemu dengannya setelah sampai di rumah sakit ini. Pasti dia terkejut dengan suasana baru kamarnya.

“Felix.” Lantunku riang ketika pintu yang tidak tertutup memperlihatkan Felix yang tengah terduduk dan Dokter Hwang yang berdiri di sampingnya. Tak lupa Oh Sehun yang juga ikut menemani.

“Kak Rose?” Ucapnya dengan nada ragu. Aku mengerutkan keningku melihat sorot mata Felix. Arah matanya memang mengarah padaku, tapi sorot matanya seakan menembus melewatiku. Seakan dia harus berusaha keras untuk melihatku dengan jelas.

Kualihkan pandanganku pada dokter Hwang, meminta penjelasan. “Penglihatannya memburuk nona Park.”

“Tidak kok kak, aku baik-baik saja.” Elak Felix yang membuatku sedikit sakit hati. Dia tidak perlu menyembunyikan hal ini terhadapku. “Kakak datang dengan siapa?” Tanyanya sambil mengerjap-ngerjapkan mata mencoba mengenali orang di sampingku.

Kim Taehyung sedikit memajukan tubuhnya. “Senang bertemu denganmu Felix, aku Kim Tae Hyung. Jangan khawatirkan apapun disini. Akan kupastikan kau dan kakakmu mendapatkan yang terbaik.” Aku sedikit tersentuh dengan tutur katanya yang ringan dan lembut. Kulihat dua dokter itu saling pandang sambil mengerutkan dahi setelah Taehyung mengatakan itu.

Felix hanya mengucap terima kasih dan menjatuhkan tatapannya padaku. Sebuah tatapan resah yang semakin mengganggukku. Kutolehkan kepala ke arah Kim Taehyung yang juga tengah menatapku. Sorot matanya yang teduh membuatku sulit untuk menebak apa yang sedang berada di pikirannya.

Setelah mengobrol singkat dengan Felix, Kim Taehyung pergi dari kamar Felix. Ada urusan katanya. Aku masih berada dalam kamar Felix bersama dua dokter yang sebenarnya menggangguku hanya dengan keberadaan mereka saja.

Tetapi, aku semakin bertanya-tanya tentang apa yang di inginkan sang penerus ketika kalimat yang dibisikkan Oh Sehun di telinga masih terngiang jelas, “Selamat datang di labirin kaca nona Park. Jangan sampai tertipu bahkan oleh pantulan bayanganmu sendiri.”

Kupandang wajah Felix. “Felix, apa yang kau tahu tentang Kim Taehyung?”

Felix menyatukan alis dan kembali melahap potongan apel sambil bergumam. “Bukannya kakak yang lebih tahu tentangnya, kenapa bertanya padaku?”

Benarkah aku tahu siapa dirinya? Aku bahkan tidak yakin dengan diriku sendiri.

5 bulan sudah aku berada di dalam rumah sakit ini. Gelar dokter yang sudah susah payah kuperjuangkan kini sudah ada di tangan. Terlalu cepat memang, dan juga terlalu sulit bagiku. Tapi aku berhasil melewati semuanya dalam waktu singkat. Atau, memang ini sudah direncanakan.

ENTER; NEW WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang