BAB 1

1.1K 38 1
                                    

Matahari kian menyilaukan pagi seorang gadis tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju sekolahnya. Sudah berpakaian rapi, tas pun sudah dipakai dan sepatu pun tidak lupa ia pakai dengan rapi. Namun satu yang belum di lakukan olehnya yaitu sarapan.

"Maaaa.. Putri berangkat dulu ya.. Assalammualaikum.." ujar Putri sambil buru-buru mengambil kunci motornya. Putri bersekolah dengan mengendarai motornya sendiri sejak kelas terakhir di sekolah menengah pertama. Putri tidak suka merepotkan orang lain untuk mengantar dan menjemputnya sekolah. Maka ia memutuskan untuk memiliki motor sendiri hal itu juga memiliki banyak keuntungan ia bisa pergi kemana pun yang ia mau tanpa merepotkan siapa pun.

"Sarapan dulu dong Put.. nanti kamu kelaparan loh disekolah.." ujar Bu Asya mamanya Putri.

"Putri udah telat ma.. nanti aja Putri sarapan di sekolah kalau sempat.." jawab Putri.

Putri langsung menghidupkan mesin motornya dan segera menaikinya untuk menuju ke sekolah. Saat ini Putri sedang berada di kelas dua sekolah menengah atas. Ia baru saja meninggalkan masa-masa awal ia masuk sekolah pertama kali karena kini ia sudah menjadi kakak kelas.

Di udara pagi yang dingin ia tempuh perjalanan untuk menuju ke sekolahnya dengan menggunakan helm dan jaket ia melindungi dirinya.

Din...Din...Din..
Suara klakson mobil membuat fokus Putri langsung buyar. Ia segera menoleh ke arah samping untuk melihat siapa yang mengganggunya.
Sontak ia ingin sekali mengumpat saat melihat siapa yang ada di dalam mobil.

"Put... udah gue bilang kan hari ini bakal gue jemput.." ujar Reno.

"Jemput pala lo peyang.  Kapan lo janjiin gue.." jawab Putri yang masih terus fokus kedepan namun ia sedikit menurunkan laju kendaraannya.

"Hahaha iya gue lupa itu seminggu yang lalu ya.. yauda gue duluan yaa Put.. bye.. bye.." ujar Reno sambil melajukan mobilnya meninggalkan Putri yabg tertinggal dibelakang. Bagaimana bisa Putri melawan mobil sport dengan motor maticnya sungguh tidak mungkin itu terjadi.

"Sialan.. dasar bocah edan.. awas lo gue ganti mobil lo jadi metro mini.." gumam Putri kesal.

Putri sedikit melajukan motornya sedikit kencang karena ia takut akan terlambat. Meski Putri bukanlah siswi teladan yang selalu patuh akan perintah sekolah ia sama sekali tidak menyukai yang namanya terlambat.

Sesampainya disekolah Putri langsung melajukan motornya ke parkiran khusus motor. Sungguh Putri sangat kesal karena saat memarkirkan motornya di parkiran hanya motornya lah yang sangat kecil dan biasa. Deretan motor yang ada di parkiran selalu motor-motor yang keren. Namun Putri tidak pernah berkecil hati ia selalu nyaman bersekolah disitu.

"Putt.... Putriiiiiii..." teriak Siska.

Melihat Siska memanggilnya Putri langsung kabur menuju ke kelas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari parkiran. Sesampai dikelas ia langsung duduk di kursinya dengan tenang dan nyaman. Siska juga baru sampai ke kelas saat dipintu ia meilirik ke arah Putri yang berpura-pura tidak melihatnya.

"Lo ngapain lari kampret.. capek gue ngejer lo.." ujar Siska kesal.

"Gue malas ketemu sama fans.. lagi gak buka fanmeeting.." jawab Putri seenak jidatnya.

"Fanmeet lo bilang? Gue fans lo? Gak salah denger gue? Ogah gue ngefans sama lo yang kelewat bego bucin sama si Rangga sok kecakepan itu.." ujar Siska.

Mendengar nama Rangga disebut Putri langsung naik spaning ia tidak suka nama crushnya di sebut dengan tidak hormat.

"Apa lo bilang? Rangga sok kecakepan? Dia memang cakep kali Sis.. lo buta gak bisa liat gimana cakepnya dia?? Lo kemana aja sih sis.." ujar Putri yang geram dengan Siska sahabatnya itu.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang