JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Reno terus memajukan bibirnya ke arah bibirnya Putri. Putri hanya bisa menelan ludah karena tindakan Reno. Jantungnya Putri jangan ditanya lagi degupannya persis seperti suara bedug masjid. Spontan Putri langsung memejamkan matanya.
"Lo ngapain merem Put?" Tanya Reno.
Sontak Putri langsung membuka matanya, terlihat Reno sudah duduk dengan benar di kursi kemudinya. Padahal beberapa detik yang lalu Reno tepat berada di hadapan Putri.
"Sial!! Kenapa gue merem.. jadi tadi si kampret ini cuma ngerjain gue.. jahat banget sih.. bikin gue malu aja.." gumam Putri kesal di dalam hati.
Reno diam-diam menyunggingkan senyumnya karena berhasil mengerjai Putri. Awalnya ia benar-benar ingin mencium Putri namun tiba-tiba ia mengurungkan niatnya dan membiarkan Putri menunggu.
"Gue.. gue cuma ngantuk doang kok.. udah jalan, anterin gue pulang.. gue mau istirahat.." jawab Putri gelapan karena malu.
"Serius cuma ngantuk doang? Bukan karena nungguin sesuatu?" Goda Reno.
"Maksud lo nungguin apa?" Jawab Putri sambil menoleh ke arah Reno.
"Nungguin ini mungkin.." ujar Reno sambil menunjuk ke arah bibirnya.
"Idih.. apaan sih.. buat apa gue nunggu bibir lo.. apa enaknya bibir lo itu.. cuma seonggok daging doang juga.." jawab Putri menyangkal pake urat.
"Jiaaahh... lo sepelein bibir gue yang seksi ini Put.. waaahhh.. belom tau lo ya gimana rasanya.. padahal bibir gue ini di gemari semua cewek-cewek.." ujar Reno bangga.
"Jadi lo nipu gue dong katanya itu ciuman pertama lo.. jangan-jangan lo sering ya ciumin semua cewek.. ih sumpah ya.. jijik banget gue sama lo Ren.. " jawab Putri sambil bergidik ngeri melihat Reno.
Reno kalang kabut sendiri karena ia salah bicara padahal ia hanya ingin membanggakan bibirnya sendiri. Namun malahan ia terkesan seperti pria yang gampangan.
"Ihh lo salah paham Put.. beneran gue cuma bercanda tadi.. bibir gue ini masih ori Put.. cuma lo doang yang pernah gue cium.. gak ada yang lain Put.. sueerrr deh tekewer..kewer.." ujar Reno yang berusaha membuat Putri percaya kepadanya lagi.
"Ah gue gak percaya.. lo kan pacaran sama Dhea.. gak percaya gue kalo kalian gak pernah ciuman.." jawab Putri lagi.
"Gue gak pernah ngapain-ngapain Put sama Dhea.. gue berani sumpah Put.. percaya dong sama gue.. ya.. ya.. ya.. please Put.. percaya dong.." ujar Reno memohon dengan ekspresi wajah yang menggemaskan.
Awalnya Putri enggan percaya dengan apa yang di katakan Reno. Pria tetaplah pria bagaimana mungkin tidak memanfaatkan keadaan. Namun saat melihat wajah Reno yang menggemaskan akhirnya Putri mencoba untuk luluh.
"Gue gak harus percaya atau engga apa yang lo bilang Ren.. lagian kita cuma temenan kok.. bukan urusan gue juga kalau lo mau ciuman sama siapa pun.." ujar Putri.
"Temenan? Gak bisa.. soal ini gue gak bisa terima.. temenan apanya, lo lupa mama nyuruh gue lamar lo?" Jawab Reno.
Putri hanya bisa terkekeh mendengar ucapannya Reno yang terlihat mulai marah. Ia malah memilih memejamkan matanya dan bersandar di jendela pintu mobil.
"Put.. kok malah tidur.. jawab dong Put.." ujar Reno.
"Kalo lo gak jalan juga.. gue batalin nih niat nerima lamaran lo.." jawab Putri sambil masih memejamkan matanya.
Mendengar jawaban dari Putri membuat senyuman Reno langsung merekah. Ia buru-buru menghidupkan kembali mobilnya dan segera melajukan mobilnya menuju rumahnya Putri.
Sepanjang perjalanan Reno selalu menyunggingkan senyumnya. Sudah mendapat lampu hijau dari Putri. Namun ada satu lagi yang harus ia yakinkan yaitu kedua orang tuanya Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN YOU SEE ME [END]
Ficção AdolescenteAku tidak pernah menyesal karena pernah menyukaimu.. namun yang aku sesali adalah ketika aku terlalu fokus menyukaimu aku sampai lupa ada orang lain yang lebih tulus mencintaiku dan aku sempat mengabaikannya.. Penasaran? Silahkan di baca.. Maaf jika...