BAB 44

139 17 1
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Putri dan Reno saling berhadapan dengan perasaan malu-malu. Putri senyum-senyum sendiri sedangkan Reno tidak sabar menyematkan cincin di jemarinya Putri.

"Udah pakaikan terus cincinnya.." ujar Pak Andre.

"Iya buruan Reno.." ujar Bu Ratih juga ikut menyemangati Reno.

Reno langsung ingin meraih jemarinya Putri. Namun Putri yang masih merasa malu masih enggan memberikan jemarinya.

"Sini jari lo.." ujar Reno.

"Ogaaahhh.. sebelum lo janji sesuatu sama gue.." jawab Putri.

"Janji apa sih Put.. cinta gue cuma buat lo.. bahkan apa pun bakalan gue kasih asal lo bahagia Put.." ujar Reno mencoba meyakinkan Putri.

"Ah.. gue gak yakin.. lo cuma gombal doang kan Ren.." jawab Putri.

"Kalian ini lagi di waktu serius juga masih aja bertengkar.. heran mama.." ujar bu Ratih.

Mendapat teguran dari calon mertuanya Putri langsung memberikan jemari tangannya ke Reno. Reno pun langsung mengambil cincin bermata berlian yang ia beli khusus untuk Putri.

"Ren.. apa gak berlebihan lo beliin gue cincin berlian.. gue takut berliannya loncat.." ujar Putri yang merasa kawatir dengan cincin pemberiannya Reno. Ia sedikit takut jika berliannya nanti akan hilang dibuat olehnya.

"Loncat? Memangnya gue naro kodok di cincin sampe lo bilang loncat segala.." jawab Reno.

"Bukan gitu.. maksud gue nanti berliannya tuh lepas dari cicinnya.. jatoh gitu loh Ren maksud gue.." ujar Putri menjelaskan apa maksud perkataannya.

"Ma.. calon mantu mama ini berisik amat loh ma.. kebanyakan worry nya.. dibeliin cincin berlian malah takut jatuh.. heran Reno ma kok bisa suka sama cewek yang begini.. biasanya cewek paling seneng kalo dikasi berlian.." ujar Reno.

Semua tertawa mendengar perkataannya Reno. Putri yang berasal dari keluarga yang sederhana merasa cukup canggung jika harus menerima pemberian yang cukup mewah seperti ini.

"Jangan samain gue sama cewek yang biasa lo temuin ya Ren.. gue limited edition.." jawab Putri.

"Iya gue tau kok.. lo itu memang limited edition, kalo gak mana mungkin gue masih kepincut sama lo.. Sampe jadiin lo istri gue.." ujar Reno sambil menggenggam erat kedua jemarinnya Putri.

"Wooyy belum muhrim.." teriak Lian tanpa sadar.

Semua orang sontak langung menatap ke arah Lian. Lian yang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. ia tidak sadae berteriak begitu keras.

"Upsss sorry.." ujar Lian sambil tersenyum kikuk.

"Hahahahahaha"

Semua orang tertawa melihat kepolosannya Lian. Namun apa yang di katakan oleh Lian sangatlah benar. Putri dan Reno memanglah belum sah menjadi suami istri. Namun tanpa sepengetahuan siapa pun Reno malah sudah melakukan hal yang lebih jauh dibanding dengan pegangan tangan.

"Adik lo kagak tau aja kalo kita uda lakuin sesuatu yang lebih hot kan.." ujar Reno bisik-bisik dengan sengaja menggoda Putri.

Putri langsung melotot ke arah Reno setelah mendengar perkataannya Reno yang cukup membuatnya panik. Bagaimana tidak ia langsung mengingat saat momen hujan-hujanan waktu itu. Reno dengan sengaja mencium bibirnya dan lebih parahnya lagi mereka bahkan tidur di ranjang yang sama.

"Lo bisa diem gak sih Ren? Kalo ketauan mampus lo.." jawab Putri memperingatkan Reno sambil ikut-ikutan berbisik.

"Ya kan ini rahasia kita berdua Put.. kalau lo gak ngomong juga gak bakalan ada yang tau.." ujar Reno lagi.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang