JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Putri merebahkan dirinya di sofa tepat depan ruang televisinya Reno. Ia sejak tadi mengompres Reno agar demamnya turun. Namun karena kesibukannya membuat ia lupa harus memberi kabar kepada orang tuanya. Sejak kemarin ia tidak menghubungi orang tuanya Putri berfikir pasti mereka akan sangat kawatir saat putrinya tidak kunjung pulang kerumah tanpa kabar sekalipun.
"Apa perasaan gue aja atau orang tua gue gak perduli ya.. perasaan kagak ada nih nomor panggilan gak terjawab di ponsel gue.. jadi maksudnya papa sama mama sama sekali gak perduli gitu gue gak dirumah.." gumam Putri bingung.
Putri langsung mencari nomor telfon mamanya di ponselnya. Meski ternyata ia akan di maki sekalipun ia akan mengerti karena memang ini semua kesalahannya.
"Assalammualaikum ma.. Putri kemarin.."
"Waalaikumsalam..Ehhh anak mama uda nelfon.. gimana liburannya? Seru? Kenapa mendadak banget sih Put pergi liburannya.. mama kan jadi agak panik tapi untungnya mamanya Reno kasih pengertian ke mama.." ujar Bu Asya.
Putri terdiam mendengar ucapan mamanya apalagi soal liburan dan soal tante Ratih. Padahal ia bukan pergi liburan melainkan terjebak keadaan.
"Kok kamu malah diem Put.." tanya Bu Asya bingung.
"Ehh iya maaf ma.. kemaren memang dadakan pergi liburannya.. Putri sih yang salah karna lupa kalau ada rencana liburan bareng karyawan butique yang lainnya.." jawab Putri berbohong.
Walau sebenarnya Putri tidak ingin berbohong. Tapi karena awal mula tante Ratih yang mengatakan itu semua. Maka Putri juga harus mengikuti jalan cerita yang sudah tertulis dari awal.
"Jadi kamu telfon mama buat apa? Kamu kangen mama?" Tanya Bu Asya.
"Hehehe iya ma.. Putri kangen.. kangen banget.. pulang nanti Putri ceritain ke mama ya.. pokonya ada berita bagus.." jawab Putri.
"Pantesan mendadak kangen sama mama.. ternyata ada yang bikin happy nih ceritanya.. yauda kamu baik-baik ya.. jaga diri jangan sampe kenapa-kenapa.. salam sama tante Ratih.." ujar Bu Asya.
"Iya ma.. siaaapp... nanti Putri sampein ya ma.. bye mama.. Assalammualaikum.." ujar Putri.
"Waalaikumsalam.." jawab bu Asya.
Telfon pun langsung terputus meski Putri merasakan kelegaan karena ibunya tidak berfikir yang tidak-tidak. Namun tetap saja saat ini ibunya hanya tau bahwa ia pergi liburan. Padahal saat ini ia berada di apartmentnya Reno.
Saat Putri ingin meletakkan kembali ponselnya tiba-tiba nama Rangga muncul di layar ponsel. Putri langsung panik apakah ia harus mengangkat telfon dari Rangga atau tidak. Jika ia mengangkatnya itu artinya ia harus berbohong lagi dengan orang lain."Ini kalau gue angkat, gue musti ngarang cerita lagi nih.. masa iya dalam satu hari gue bikin dosa berkali-kali.. ogah ah.. dosa gue uda numpuk.." gumam putri yang menolak mengangkat telfon Rangga. Putri langsung mengembalikan ponselnya ke tas.
Rangga yang sedang berada di kantornya sedikit mengerutkan keningnya. Sejak kemarin malam ia terus menelfon Putri namun tidak kunjung di angkat bahkan ponselnya sempat di matikan.
"Putri kenapa gak angkat telfon terus ya.. dia marah sama aku? Tapi aku bikin salah apa?" Gumam Rangga bingung.
Ternyata pada malam itu beberapa kali Rangga menelfon Putri namun karena Putri demam tinggi Putri sama sekali tidak tau kalau Rangga menelfonnya. Reno lah yang menyadari itu bahkan Reno dengan sengaja mematikan panggilan telfonnya Rangga.
"Di dapur ada makanan gak ya.. kalau Reno bangun nanti dia musti minum obat deh..kan harus makan dulu.. tapi kalo pesen makanan masa orang sakit makan makanan berat.. tapi mana ada penjual bubur di jam segini.." gumam Putri yang bingung harus melakukan apa.
Akhirnya Putri memilih untuk mengecek ke dapur apakah ada sesuatu yang bisa ia buat. Saat sampai ke dapur terlihat dapurnya sama sekali jarang di gunakan. Wajar saja pria lajang seperti Reno pasti jarang memasak makanan. Kalau pun ia ingin makan pasti ia akan makan diluar atau pun memesan makanan.
"Coba gue cek ke kulkas.." gumam Putri.
Saat membuka kulkas terlihat bahan-bahan makanan sangatlah lengkap. Namun seperti tidak ada yang memakainya.
"Ini orang kulkasnya lengkap begini apa kagak disentuh sama sekali makanannya.. jangan-jangan uda pada expired lagi.." gumam Putri.
Putri langsung mengecek tanggal di setiap makanan namun ternyata semua makanan yang ada di kulkas masih sangat layak di makan. Namun meski banyak makanan di kulkas tetap saja makanan itu tidak bisa di makan oleh orang yang sedang sakit.
"Kalau gitu gue masak bubur aja deh.. ada wortel.. tapi dimana berasnya ya.." gumam Putri sambil menutup pintu kulkas dan mencoba untuk mencari dimana keberadaan beras.
Setelah mencari akhirnya ia menemukan sekarung beras yang masih belum terbuka sedikitpun. Putri geleng-geleng kepala melihatnya, Putri berfikir buat apa membeli bahan-bahan makanan kalau sama sekali tidak digunakan atau dimasak.
"Heran gue bahan-bahan lengkap tapi dapur gak pernah di pake buat masak.. bahkan alat-alatnya keliatan masih baru banget.. wajan milik emak gue dirumah jelas item semua pantatnya... hahahaha" gumam Putri sambil tertawa ngakak.
Reno masih tertidur lelap di ranjangnya. Setelah mendapat kompresan air hangat suhu tubuh Reno mulai kembali normal. Putri benar-benar merawat Reno dengan baik.
"Ini lama amat sih matengnya.. bahkan berasnya belom jadi nasi.. sampe si Reno bangun juga ini bubur pasti belom mateng.." gumam Putri yang sedang mengaduk-aduk beras di dalam kubangan air yang mendidih.
Mendadak Putri memiliki sebuah ide yang akan memudahkan dirinya saat membuat bubur. Putri mencari blender dan langsung menyaring beras yang belum jadi nasi itu. Lalu ia memasukkannya ke dalam blender menggilingnya hingga halus persis seperti bubur.
Suara berisik blender terdengar sampai ke kamarnya Reno. Membuat Reno terbangun dan penasaran apa yang sedang di lakukan Putri di dapurnya.
"Ini anak lagi ngapain sih berisik amat.. jangan bilang dia mau ngacurin dapur gue.." gumam Reno.
Reno beranjak dari ranjangnya dan segera menuju keluar kamar. Dengan perlahan ia berjalan karena memang kepalanya masih sedikit pusing. Reno melihat Putri sedang memblender sesuatu yang Reno pun tidak tau apa. Reno hanya menatap dari kejauhan dan membiarkan Putri melakukan apa pun sesuka hatinya.
"Apa yang di blender itu anak.. gak mungkin itu susu.." gumam Reno.
Namun mata Reno tertuju ke arah karung beras yang sudah terbuka. Lalu ia langsung paham dengan apa yang ada di dalam blender itu.
"Berasnya di blender sama dia?" Gumam Reno speechless.
Tidak ingin menganggu Putri yang sedang berexperimen Reno memilih untuk kembali menuju kamarnya. Saat sampai di kamar Reno malah tersenyum sendiri melihat kelakuannya Putri.
"Sumpah ya itu anak.. kerjaannya aneh-anehan aja.. beras di blender.. hahahaha.." gumam Reno sambil geleng-geleng kepala.
Saat Reno larut dengan kekehannya sendiri tiba-tiba pintu mulai terbuka. Seketika Reno langsung kembali berpura-pura sedang tertidur.
Putri sengaja mengecek keadaannya Reno ia berfikir suara berisik dari dapur membuat Reno terbangun."Kebo juga ini anak tidurnya.. suara berisik begitu bisa-bisanya kagak bangun.." gumam Putri sambil menyentuh keningnya Reno.
Putri merasa suhu tubuh Reno sudah mulai kembali normal. Karena saat ia mengecek keningnya Reno ia tidak merasakan panas yang berlebihan lagi.
"Alhamdulillah uda turun total demamnya.." gumam Putri.
Setelah selesai mengecek suhu tubuhnya Reno, Putri memilih kembali ke dapur untuk melanjutkan eksperimennya. Sedangkan Reno kembali membuka matanya.
"Sial!! Gue di bilang kebo.. jelas-jelas gue kebangun karena suara berisiknya itu.." gumam Reno.
Namun sejenak Reno mengingat Dhea ia tidak menyangka akan mengambil sikap di waktu seperti ini. Di waktu saat ia bersama dengan Putri. Padahal Reno berencana untuk mengakhiri hubungannya dengan Dhea secara baik-baik.
"Maafin aku Dhe.. seharusnya dari awal aku sama sekali gak ngebiarin kamu masuk ke dalam kehidupan aku.. aku fikir kamu bisa jadi sosok yang bisa ngebuat aku lupa sama Putri.. tapi kamu malah diam-diam jadi benalu yang dengan sengaja manfaatin aku.." gumam Reno.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAN YOU SEE ME [END]
Fiksi RemajaAku tidak pernah menyesal karena pernah menyukaimu.. namun yang aku sesali adalah ketika aku terlalu fokus menyukaimu aku sampai lupa ada orang lain yang lebih tulus mencintaiku dan aku sempat mengabaikannya.. Penasaran? Silahkan di baca.. Maaf jika...