BAB 45

126 15 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Reno dan keluarganya hendak pamit pulang karena acara lamaran sudah selesai di laksanakan. Reno terlihat seperti enggan berpisah dengan Putri. Ia terus menatap Putri yang masih mengobrol dengan mamanya.

"Kenapa? Kamu gak rela ninggalin Putri dirumahnya? Gak sabar pengen sama-sama terus sama Putri?" Ujar pak Andre.

"Apaan sih pa.. kan belum halal.." jawab Reno menepis apa yang di ucapkan oleh papanya. Namun kenyataannya perkataan papanya tidak lah salah.

"Gayamu itu.. udah ayok kita pulang.." ujar pak Andre lagi meminta putranya untuk masuk ke dalam mobil.

"Putri.. tante pulang dulu ya.. kapan-kapan tante main lagi kesini.. atau kalau kamu mau main kerumah juga boleh kok.. nanti tante suruh Reno jemput kamu.." ujar bu Ratih sambil menggenggam kedua tangannya Putri.

"Iya tante.. tante hati-hati dijalan ya.. kapan-kapan Putri main kerumah tante.." jawab Putri.

"Oh iya.. mulai sekarang kamu gausah kerja di butique tante lagi ya.. masa calon menantu tante jadi karyawan butique calon mertuanya.."

"Ihh gapapa dong tante.. hitung-hitung ngabisin waktu aja nih tan.. bosen juga kalau dirumah terus.." jawab Putri menolak.

"Yasudah kalau memang itu maunya kamu.. tante setuju aja.. yasudah tante pamit pulang dulu ya.. mbak Asya saya pamit pulang dulu.." ujar Bu Ratih pamit pulang.

"Iya mbak hati-hati dijalan.." jawab bu Asya.

Reno dan keluarga pun langsung berangkat kembali pulang. Sepanjang perjalanan Reno senyum-senyum sendiri sambil sesekali menatap cincin yang tersemat di jari manisnya.

"Sesenang itu kah kamu karena sudah melamar Putri?" Tanya pak Andre.

"Jelas dong pah.. Reno suka sama Putri kan uda lama.. waktu Reno masih sekolah.. sekarang malah sampe bisa bikin Putri jadi istrinya Reno.. ya jelas dong Reno seneng.. seneng banget malahan.." jawab Reno bersemangat.

Bu Ratih menyenggol lengan suaminya yang sedang menyetir mobil. Sedangkan Reno tiada hentinya senyum-senyum sendiri. Ia juga bahkan menatap layar ponselnya yang berisikan foto-foto kebersamaannya dengan Putri saat acara lamaran tadi. Senyuman Putri sangat manis bahkan terlihat sangat cantik.

"Put.. lo hari ini cakep banget sih Put.. ya walaupun setiap hari lo memang cantik.. tapi karena sekarang lo bakal jadi istri gue.. lo semakin cantik Put.. gue gak mimpi kan.. gue harap ini memang kenyataan.. kalau pun mimpi gue milih gak mau bangun lagi deh Put.." gumam Reno di dalam hatinya sambil menatap foto dirinya bersama Putri.

Setelah bertemu dengan Dhea mantan kekasihnya Reno. Rangga malah duduk melamun sambil memikirkan perkataannya Dhea padanya. Tanpa Rangga sadari ponselnya berdering, nama Putri muncul di layar ponselnya.

"Putri.." gumam Rangga.
Ia langsung menjawab telfon dari wanita yang ia cintai.

"Hallo Put.." jawab Rangga.

"Kak Rangga kok gak dateng sih tadi.." tanya Putri.

"Oh.. itu.. sorry Put.. aku.. ini lagi banyak kerjaan di kantor dan gak bisa di tinggal.. sorry banget ya.." jawab Rangga gelagapan.

"Ohh gitu.. kirain kak Rangga gak mau dateng.. gapapa deh, aku ngerti.." ujar Putri.

"Ini kamu lagi dimana Put sekarang? Gimana kalau aku mampir kerumah pulang kerja nanti?" Ujar Rangga.

"Aku dirumah sih kak.. kalau mau datang gapapa juga.. aku gak kemana-mana kok hari ini.." jawab Putri.

"Yauda aku lanjut kerja dulu ya Put.. bye.." ujar Rangga.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang