BAB 10

153 22 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Semenjak Rangga yang menolong Putri saat di jahatin oleh Sisil, semakin hari Putri dan Rangga semakin dekat. Rangga selalu menyempatkan diri datang ke kelasnya Putri walau hanya sekedar menyapa. Reno juga masih berteman dekat dengan Putri meski ia harus menahan pedih saat melihat Putri tersenyum untuk Rangga.

"Cieeee... cieeee... akhirnya kapal berlayar jugaaa..." teriak Siska.
Putri yang malu hanya bisa menutup wajahnya dengan buku karena merasa malu di godain oleh sahabatnya sendiri.

"Apaan sih Sis.. apanya yang kapal berlayar orang gue sama kak Rangga aja belom jadian.." ujar Putri.

"Tapi kan kak Rangga uda nembak lo.. kenapa kalian belom jadian.." tanya Siska heran.

Reno terkejut saat mengetahui bahwa Rangga sudah menyatakan cintanya kepada Putri. Namun saat Putri mengatakan mereka belum jadian meski Rangga sudah menyatakan cintanya Reno merasa ia masih memiliki kesempatan. Ia tidak akan berhenti berjuang untuk mendapatkan Putri meski harus bersabar. Reno sadar di hatinya Putri saat ini ada Rangga dan tidak akan semudah itu bagi Putri untuk menerima cinta yang lain.

"Put.. gue bakalan terus berusaha Put sampe waktunya tiba lo menjadi milik gue meski harus jatuh bangun sekalipun.." gumam Reno di dalam hati.

"Woy Put kok malah bengong.. jawab dong.. kenapa lo gak jadian sama kak Rangga.." tanya Siska lagi yang penasaran dengan alasan kenapa Putri belum jadian dengan Rangga. Padahal sudah setahun ini Putri menyukai Rangga bukankah jadian adalah hal yang diinginkan siapa pun saat menyukai seseorang.

"Iihhh.. kepo banget sih lo.. kenapa??? Kalo gue gak jadian sama kak Rangga mau lo yang serobot gitu?" Tanya Putri.

"Hahahaha gile ini anak.. ngapain gue serobot kak Rangga.. gue aja uda punya cowok yang gue suka.." jawab Siska sambil membuang muka ke arah lain.

"Ah iya gue tau lo pasti suka sama bocah tetangga sebelah lo itu kan yang suka pipis sembarangan hahahahaha" ujar Putri sambil tertawa ngakak mengejek Siska adalah hobinya.

"Jahat banget sih lo Put.. masa iya lo bilang gue suka sama bocah, memangnya gue pedofil..gue normal kali masih suka sama cowok yang umurnya jauh di atas gue setahun atau dua tahun gitu.." jawab Siska sambil membayangkan cowok yang disukainya itu.

Reno tersenyum melihat dua sahabat yang jika bertemu selalu saja bertengkar. Padahal saat salah satunya tidak masuk sekolah mereka akan saling merindukan satu sama lainnya.

"Ren.. lo masih betah disini? Kagak bosan liatin muka gue dan Siska mulu?" Tanya Putri sambil menatap ke arah Reno.

"Lo kok jahat banget sih Put.. Rangga aja lo panggil kakak.. sedangkan Gue gak ada embel-embel kakaknya.. tega banget.. sumpah lo gak adil.. lo gak berprikesenioran.." ujar Reno sambil menatap tajam ke arah Putri.

"Hahahaha jangan.. jangan iri.. jangan.. jangan iri.. jangan iri dengki.." ujar Putri sambil nyanyi.

Mendengar Putri nyanyi Reno langsung tertawa terbahak-bahak sampai-sampai ia ingin muntah. Reno bahkan sampai gebrak meja sangking gelinya karena mendengar Putri menyanyi.

"Sialan.. memangnya suara gue sejelek itu apa?" Gumam Putri kesal.

Reno masih saja tertawa geli hingga ia tidak sadar Putri sudah menunjukkan ekspresi wajah yang kesal setengah mati. Perlahan-lahan tawa Reno mulai mereda karena ketakutan melihat tatapan tajam dari Putri.

"Put jangan gitu dong.. gue cuma bercanda, sumpah gue cuma bercanda.. suara lo bagus kok Put.. lebih bagus kalo diem aja.. hahahahahahahahahaha.." ujar Reno sambil ngakak lagi.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang