BAB 8

127 17 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Putri kebingungan karena sejak tadi Rangga tidak kunjung angkat bicara. Padahal ia mengatakan ingin bicara padanya.

"Maaf ya kak aku mau ke kelas duluan.." ujar Putri yang hendak pergi karena Rangga tak kunjung bicara.

"Aku suka kamu Put.." ujar Rangga.

Putri yang sedang berjalan langsung menghentikan langkah kakinya. Ia kaget saat mendengar kata-kata yang menurutnya sangat langka itu. Ia merasa saat ini ia hanya sedang salah mendengar.

"Kak Rangga ngomong apa?? Apa aku gak salah dengar?" Ujar Putri.

"Kamu gak salah dengar Put.. benar.. apa yang aku ucapkan itu benar.. aku suka sama kamu.. kamu mau pacaran sama aku?" Ujar Rangga yang terlihat menunggu jawaban dari Putri.

Putri terdiam sejenak ia ingin mencerna apa yang di dengarnya saat ini. Bagaimana ia bisa sepenuhnya percaya dengan kata-katanya Rangga. Selama ini Rangga tidak pernah sekalipun memperlihatkan bahwa ia juga memiliki perasaan padanya.

"Kenapa bisa tiba-tiba kayak gini sih kak? Kenapa tiba-tiba kakak malah bilang suka sama aku dan ngajakin aku pacaran? Kakak lagi taruhan dan aku jadi bahannya?" Ujar Putri yang masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Engga.. engga gitu Put, aku gak bercanda atau pun apa pun itu yang kamu fikirkan Put.. aku beneran suka sama kamu.." jawab Rangga.

"Lantas kak Sisil? Bukannya kakak lagi pacaran sama kak Sisil? Kenapa sekarang malah bilang suka sama aku?" Ujar Putri.

"Aku sama Sisil gak pernah pacaran.. jujur memang awalnya aku berniat pacaran dengan dia.. tapi sepanjang perjalanan aku sadar hati aku bukan buat dia tapi buat kamu Put.. aku sukanya sama kamu.." jawab Rangga.

"Maaf ya kak.. kak Sisil itu suka sama kak Rangga dan kak Rangga juga deket sama kak Sisil.. jadi aku sama sekali gak bisa yakin dengan ucapannya kak Rangga.. sama sekali aku gak bisa percaya sama apa yang aku dengar saat ini.. maaf kak, aku harus balik ke ke kelas.." ujar Putri dan langsung pergi meninggalkan Rangga yang masih ingin bicara banyak.

Rangga hanya terdiam melihat kepergian Putri namun ia tidak menyalahkan Putri. Wajar Putri kaget karena tiba-tiba ia malah menyatakan cintanya dan mengajaknya pacaran. Jelas Putri tidak mudah percaya dengan apa yang ia katakan. Dilihat dari selama ini ia sama sekali tidak pernah memperlihatkan kalau ia perduli dengan Putri.

"Aku terburu-buru ya Put.. maaf.. karena udah bikin kamu kaget.. aku cuma mau ungkapin perasaan aku aja kok.. sebelum terlambat, karena kamu tau aku selalu kedeluanan Reno dan kali ini aku gak mau Reno duluan yang nyatain cintanya ke kamu..." gumam Rangga.

Tiba-tiba ada seseorang yang merangkul pundaknya Rangga dan menepuknnya pelan.

"Apa yang lo lakuin tadi uda bener Ngga.. lo dijalan yang bener.. kasih Putri waktu untuk bisa mencerna semua kata-kata yang lo ucapin tadi.. gue yakin dia kaget dan lo harus ngerti itu tapi bukan berarti lo setelah ini diam doang.. lo masih harus meyakinkan Putri kalau apa yang lo ucapin tadi tulus dari hati lo sendiri.. lo fikir gimana lelahnya si Putri nyimpan rasa sama lo selama ini.. gue harap lo juga bisa sabar untuk dapetin hatinya Putri.." ujar Dimas.

"Iya gue tau Dim.. apa yang lo bilang bener.. tapi lo kurang ajar gak sih.. lo nguping pembicaraan gue sama Putri udah dari tadi kan?" Jawab Rangga.

"Hahaha sorry deh.. kan gue gak sengaja.. jelas-jelas tadi gue cuma gak sengaja aja lewat sini trus liat lo sama Putri ya gue penasaran dong.." ujar Dimas tanpa rasa bersalah.

"Sialan lo.. dasar tukang nguping.." jawab Rangga. Dimas langsung lari saat Rangga terlihat hendak memukulnya, mereka pun lari-larian seperti kucing dan tikus.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang