BAB 41

125 19 1
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Rangga duduk tepat di sebelah Reno namun mereka membuat jarak agar tidak berdekatan. Putri mendadak pusing karena kedatangannya Rangga dimomen yang sangat kacau saat ini. Ditambah lagi papanya yang sedang bersikap seolah-olah menjadi ayah yang galak.

"Mampus gue, kak Rangga pake dateng segala.. mana papa lagi kumat.. duh, Ren.. lo bikin gue pusing Ren.." gumam Putri bingung di dalam hatinya.

Bu Asya datang dengan membawa segelas minuman untuk Rangga. Awalnya Putri yang ingin membuat minuman namun mamanya mengatakan Putri duduk saja menemani tamu. Padahal Putri ingin menghindar sejenak.

"Ini minumannya nak Rangga.. silahkan diminum.. kuenya juga di makan.. nak Reno juga dimakan kuenya.." ujar Bu Asya.

"Iya tante.." jawab Serentak Reno dan Rangga. Hal itu membuat mereka saling pandang tidak suka.

"Hahahaha kenapa jadi barengan gitu jawabnya.. jangan-jangan kalian berjodoh.." ujar bu Asya sambil tertawa.

"Ihh engga dong tante.. Reno masih normal dan maunya berjodoh sama Putri.." jawab Reno menolak dengan keras.

"Siapa juga yang homo.. lo pikir gue suka cowok? Gue juga masih normal kali.." ujar Rangga.

"Ssssttttttttt.. kenapa kalian jadi berantem.." ujar pak Abdi memarahi Reno dan Rangga.

"Maaf oom.." jawab Reno.

Putri diam-diam terkekeh saat melihat Reno dan Rangga di marahi oleh papanya. Saat ketahuan oleh Reno, Reno membelalakkan matanya ke arah Putri. Putri malah menjulurkan lidahnya ke arah Reno.

"Untung sayang.." gumam Reno di dalam hati.

"Jadi gimana? Apa yang bisa jadi bukti keseriusan kamu dengan Putri?" Tanya Pak Abdi.

Rangga sedikit bingung dengan perkataan papanya Putri. Apalagi saat melihat papanya Putri seperti meminta jawaban kepada Reno.

"Apa ini maksudnya? Kenapa perasaan gue gak enak.." gumam Rangga di dalam hati.

"Apa lamaran ini tidak cukup serius oom? Saya mau menikahi Putri oom bukan mau ngajak Putri tanpa kepastian.." jawab Reno.

Bak di sambar petir di siang bolong Rangga syok mendengar apa yang di ucapkan oleh Reno. Lamaran,menikah dan itu dengan Putri wanita yang selama ini ia tunggu dan ia cintai.

"Put.. kamu mau nikah sama Reno? Ini serius Put.. gue gak salah denger Put.. jadi gue kalah? Gue bakalan kehilangan lo Put? Ini gak bener kan Put.." gumam Rangga di dalam hatinya, ia tidak bisa mengucapkan pertanyaannya dengan lantang saat itu.

Hal yang membuat Rangga semakin sakit adalah saat melihat wajah Putri yang tersenyum. Seolah-olah Putri merasa bahagia di lamar oleh Reno walau kenyataannya memanglah benar.

"Uda dong pah jangan mempersulit nak Reno lagi.. Biarkan mereka menikah.." ujar bu Asya.

"Baiklah.. segera bawa orang tuamu untuk melamar.. lebih cepat lebih baik.." jawab pak Abdi.

Mata Reno langsung berbinar mendapat lampu hijau dari papanya Putri. Ia bahkan tidak sabar ingin segera membawa kedua orang tuanya untuk segera melamar Putri.

"Makasih oom.. makasih tante.. saya akan segera membawa kedua orang tua saya untuk melamar Putri.. kalau boleh besok pun saya bisa oom.." ujar Reno semangat empat lima.

"Ya gak besok juga dong.. kamu pikir kami tidak membuat persiapan apa-apa? Masa saya menyambut keluarga kamu dengan tangan kosong.. tidak ada kue dan kawan-kawannya.." ujar pak Abdi.

"Hehehe iya ya oom.. bener juga.. yauda kalau begitu seminggu lagi saya akan datang bersama kedua orang tua saya.. bagaimana oom?" Tanya Reno.

"Baiklah.. saya setuju, seminggu lagi kamu datang dengan kedua orang tuamu.." jawab pak Abdi setuju.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang