BAB 19

92 18 10
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

5 tahun kemudian.

Putri sedang terburu-buru memasukkan skripsi ke dalam tasnya karena ia mendapat kabar bahwa saat ini dosen pembimbingnya akan segera berangkat menuju ke luar kota. Satu jam lagi dosen pembimbingnya akan menaiki pesawatnya sedangkan perjalanan menuju kebandara membutuhkan waktu setengah jam lebih.

Jika tidak karena harus mendapatkan tandatangan dosen pembimbingnya segera. Putri tidak akan kalang kabut seperti ini ia ingin segera wisuda maka tandatangan dosen pembimbing sangat dibutuhkan saat ini.

"Aissshhh.. gue harus buru-buru ini.." gumam Putri.

"Put.. cepetan itu temennya uda nungguin loh.." teriak Bu Asya.

"Iya ma sebentar.. ini lagi mau jalan keluar kok.." jawab Putri.

Setelah selesai Putri langsung berlari keluar dari rumah. Terlihat Rangga sudah menunggu di depan mobilnya.

"Kak maaf.. yuk berangkat sebelum dosen aku terbang.." ujar Putri panik.

"Sabar dong Put.. jangan panik, kita masih punya banyak waktu kok.. kamu tenang yaa.." jawab Rangga.

"Gimana mau tenang kak penerbangannya satu jam lagi.. kalau penerbangannya dipercepat gimana.." ujar Putri yang semakin panik saja.

"Iya.. iya deh Put.. yukk berangkat.. bismillah dosen kamu masih di bandara yaaa.." ujar Rangga.

Rangga lalu langsung berangkat menuju bandara. Ia sedikit melajukan mobilnya kencang namun ia tetap akan hati-hati. Sepanjang perjalanan Putri hanya diam sambil menatap ke arah luar jendela. Mendadak hatinya mulai galau karena sedang dalam perjalanan jauh seperti ini.

Setelah lulus sekolah Putri menginjakkan kakinya di bangku kuliah. Ia mengambil jurusan hukum ia bermimpi menjadi pengacara yang baik dan menolong orang-orang yang dalam kesulitan untuk mendapatkan hak-haknya.

Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam akhirnya mereka sampai di bandara. Putri langsung berlari menuju bandara sambil mencoba untuk menelfon dosen pembimbingnya. Saat ia terburu-buru tanpa sengaja menubruk seseorang beruntungnya ia tidak sampai terjatuh.

"Maaf.. maaf.. saya buru-buru.." ujar Putri tanpa menoleh sedikit pun. Ia langsung pergi berlari menuju ruang tunggu keberangkatan pesawat. Setelah mencari keberadaan dosennya akhirnya ia menemukannya.

"Alhamdulillah.. dosen gue belum terbang.." gumam Putri yang merasa bersyukur.

Putri langsung mencoba merapikan dirinya karena saat ia berlari rambutnya acak-acakkan. Tidak pantas jika ia amburadul saat menemui dosen pembimbingnya.

"Permisi pak..." ujar Putri.

Dosen langsung menoleh ke arah Putri yang terlihat canggung dan kikuk.

"Kamu getol sekali ya sampai menyusul saya di bandara.." ujar pak dosen.

"Hehehe maaf pak.. habisnya saya cuma belum mendapatkan tandatangan bapak.. seminggu lagi kan wisuda pak sedangkan bapak keluar kota dua minggu.." jawab Putri.

"Hahaha iya juga ya.. yasudah mana skripsi kamu biar saya tandatangani.." ujar pak Dosen.

Sembari menunggu dosen memberikan tandatangannya Putri menoleh kesana kemari melihat orang Lalu lalang di area bandara. Bandara terlihat sangat ramai ada yang baru sampai dan ada yang baru mau pergi. Namun mata Putri melihat sosok yang ia kenal.

"Reno.." gumam Putri sambil terus mencari-cari sosok itu di keramaian. Namun setelah mencari ternyata bukan ia salah mengira. Pria itu hanya mirip dengan Reno bahkan stylenya juga mirip akan tetapi dia bukanlah Reno.

CAN YOU SEE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang