JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Putri dan Reno sedang berteduh di sebuah rumah gubuk tepat di dekat dimana mereka berhenti. Kebetulan dirumah gubuk itu ada pemiliknya, seorang wanita yang sudah sepuh yang hidup sendirian. Wanita sepuh itu pemilik kebun yang ada di belakang rumah gubuk itu.
"Ini nak diminum tehnya biar tubuh kalian hangat.." ujar mbah Narmi.
"Terima kasih mbah tehnya.. kami jadi ngerepotin mbah.." jawab Putri.
"Tidak, tidak sama sekali ndok.. hanya teh yang bisa mbah suguhkan.." ujar Mbah Narmi.
"Tidak apa-apa mbah.. ini sudah lebih dari cukup.." jawab Reno.
Putri dan Reno duduk berjauhan setelah kejadian yang terjadi di tengah hujan tadi. Membuat mereka saling canggung dan tidak tau harus membahas apa. Bagaimana tidak meski saat itu ada petir dan hujan tetap saja kejadian itu membuat Putri kaget setengah mati.
"Brengsek banget sih si Reno main nyosor seenaknya.. itu kan ciuman pertama gue.. kenapa dia seenaknya aja ngambil dari gue tanpa ijin.. lagian apa coba maksudnya dia main cium gue gitu aja.." gumam Putri kesal di dalam hatinya.
Reno saat ini sedikit curi-curi pandang ke arah Putri, namun yang Reno lihat saat ini Putri sedang ngedumel tanpa suara. Bibir Putri bergerak-gerak namun tidak ada suara yang keluar dari bibirnya.
"Pasti dia lagi ngatain gue brengsek.. iya sih gue emang brengsek.. main cium bibir dia seenaknya tanpa ijin.. mana posisinya gue masih punya pacar.." gumam Reno yang masih terus melirik ke arah Putri. Mendadak Putri menyadari jika Reno terus memandang Putri. Reno langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Putri langsung mengerutkan keningnya karena karena memergoki Reno sedang memandangnya.
Cuaca pun semakin dingin karena kebetulan baju yang dikenakan oleh Putri basah kuyub. Awalnya mbah Narmi menawarkan pakaiannya untuk Putri. Namun Putri menolak karena pakaiannya mbah Narmi terlalu kebesaran dengan Putri.Hhaaaaachhiiiimmmmm..
Mendadak Putri bersin dengan sangat keras membuat Reno kaget dan langsung menoleh."Lo gapapa Put?" Tanya Reno.
"Ohh iya gue gapapa.. cuma bersin doang.. biasa lah.." jawab Putri sambil mencubit hidungnya sendiri karena merasa gatal.
Hujan pun semakin reda namun hari sudah semakin sore. Jika hujan mulai reda mau tidak mau mereka harus melanjutkan perjalanan kembali pulang.
Saat hujan benar-benar reda mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kembali. Sebelum pulang Reno memberikan beberapa lembar uang kepada mbah Narmi. Awalnya mbah Narmi menolak beralasan bahwa ia menolong dengan ikhlas. Namun Reni juga bersikeras ingin memberikan sedikit rezeki untuk mbah Narmi. Di waktu yang sama Putri merasa senang melihat kebaikan hatinya Reno."Mbah.. kami pulang dulu ya mbah.. terima kasih atas bantuannya.. mbah sehat-sehat ya.. assalammualaikum.." ujar Putri pamit pulang.
"Waalaikumsalam.. kapan-kapan main lagi kesini ya ndok.." jawab mbah Narmi.
Putri dan Reno pun kembali melanjutkan perjalanan kembali pulang. Mereka masih harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Meski pakaian mereka saat ini sudah kering karena terkena angin tetap saja bisa membuat tubuh sakit. Saat ini Putri mulai merasakannya, tubuh Putri terasa menggigil ditambah lagi harus menempuh perjalanan jauh yang sudah pasti terkena angin.
Reno merasa sejak tadi Putri terus menubruk tubuhnya. Lalu tiba-tiba tangan Putri malah langsung memeluk pinggangnya Reno. Membuat Reno kaget karena dipeluk oleh Putri tiba-tiba.
"Ren.. dingin Ren.. gue kedinginan.." gumam Putri sambil memeluk erat tubuh Reno.
Mendengar perkataannya Putri membuat Reno merasa ada yang tidak beres dengan keadaannya Putri. Reno langsung menepi di pinggir jalan untuk sekedar mengecek keadaan Putri. Reno langsung mengingat saat Putri bersin tadi itu artinya Putri sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN YOU SEE ME [END]
Ficção AdolescenteAku tidak pernah menyesal karena pernah menyukaimu.. namun yang aku sesali adalah ketika aku terlalu fokus menyukaimu aku sampai lupa ada orang lain yang lebih tulus mencintaiku dan aku sempat mengabaikannya.. Penasaran? Silahkan di baca.. Maaf jika...