Nathan dan Manda sampai di kafe yang sudah mereka perkirakan untuk didatangi. Manda turun dan melepaskan helmnya, tak lupa ia membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. Nathan juga sedikit membenarkan jaketnya.
Nathan meraih tangan Manda dan menggenggamnya. Manda terkejut, tetapi dia diam dan mengikuti langkah Nathan untuk masuk.
Mereka mencari tempat yang strategis untuk mengobrol. Akhirnya, meja bagian pojok dekat jendela menjadi pilihan mereka.
Nathan menarik kursi dan mempersilahkan Manda untuk duduk. Terapi, tiba-tiba ada seorang pasangan menyerobot mereka ingin duduk di sana. Si cewek menarik cowoknya yang pasrah saja. Nathan dan Manda mendelik sebal.
"Maaf, Mbak, Mas. Ini saya duluan yang mau duduk di sini, kok main nyerobot aja? Gak sopan." protes Manda.
Si cewek menoleh. "Tapi saya dulu yang duduk di sini. Gak tahu kata pepatah, ya? Siapa cepat dia dapat."
"Tapi, saya udah narik kursi duluan, loh. Bukannya itu sama aja kalo saya mau duduk di sini?" sergah Nathan.
"Tapi, buktinya saya duluan yang duduk di sini. Saya gak salah, dong?"
"Ya salah, lah, mbak! Mbak kira nyerobot itu gak salah? Gak mau ngaku lagi."
"Mbak, kan saya tadi udah bilang. Siapa cepat dia dapat. Kok saya malah dimarahin?"
Pacar si cewek tadi memasang wajah bingung dan berusaha membujuk ceweknya agar pindah. Karena mereka berempat telah menjadi perhatian pengunjung.
"Sayang, ayo pindah aja. Malu tahu dilihatin."
"Gak mau, aku duluan, kok, yang duduk di sini. Harusnya mereka yang pindah."
Manda bersedekap dada dan memutar bolanya malas. Nathan yang melihat langsung melotot. "Gak boleh gitu!"
Manda menoleh ke Nathan bingung. Ia menaikkan alisnya tanda bertanya.
"Gak boleh mutar bola mata, gak sopan." bisik Nathan.
Manda semakin menjadi-jadi. Dengan meluap-luap ia menjawab. "Bodo amat, dia aja gak sopan sama gue."
"Pindah aja, yuk!" ajak Nathan dengan menggenggam tangan Manda lagi.
Manda menepis tangan Nathan. "Gak mau, pokoknya kita harus duduk di sini."
"Jangan kayak anak kecil, harus bisa belajar ikhlas. Lagian tempat duduk doang gak berarti apa-apa. Ayo pindah."
Manda menatap Nathan jengkel. "Gak berarti apa-apa? Ini tempatnya strategis, loh, paling enak ditempatin. Rugi, dong, kalo ngalah."
"Terserah, gue mau pindah." telak Nathan dan berjalan menuju meja lain yang dekat dengan pintu masuk.
Manda mendengus kesal dan menatap si cewek tadi dengan pandangan tajam. "Awas aja lo!"
Si cewek tadi hanya diam, berpura-pura tidak mengetahui. Sedangkan si cowok memasang wajah melas seperti tidak enak pada Manda dan Nathan.
Manda duduk di kursi depan Nathan dengan kesal. Wajahnya tampak menyeramkan tetapi Nathan hanya diam, membiarkan, nanti juga baik lagi.
Tak lama pelayan datang dan Nathan mulai mengabsen tiap makanan yang akan ia makan. Saat Manda akan membuka mulutnya, pelayan tersebut pergi.
Manda mengerutkan kening. "Kok udah pergi, sih? Gue, kan, belum pesen apa-apa."
Nathan mendongak. "Udah gue pesenin. Gue kira lo masih marah dan gak bakal pesen."
"Gak gitu juga, gue tadi belum sarapan." dengus Manda.
"Oh, ya? Untungnya gue tadi mesenin lo makanan berat."
![](https://img.wattpad.com/cover/253119394-288-k252509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins and Friends
Teen Fiction[ON GOING] Menceritakan tentang Nathan dan Natasha, dua anak kembar tak identik. Hari-harinya mereka habiskan hanya untuk berdebat hal-hal yang sepele. Ketika masuk SMA, mereka berdua dipertemukan dengan 4 orang yang kini mereka sebut dengan sahabat...