LIMA PULUH DELAPAN

57 11 2
                                    

Saat melihat Nathan membuka pintu, Natasha yang sedang membaca novel di sofa ruang tamu langsung beranjak dan menghampiri kembarannya itu.

"Lo dari rumah Nenek, ya? Kok nggak ngajak-ngajak, sih!" Tutur Natasha sebal.

"Tadi cuma mampir bentar."

Natasha hanya diam sembari mengekori Nathan menuju kamar.

"Ngapain ngikut-ngikut?" Heran Nathan, "gue mau mandi."

"Mau nanya sesuatu. Lo mandi aja, gue tunggu di sini," balas Natasha seraya rebahan di kasur Nathan yang dingin.

Nathan mengangguk sekilas dan masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Natasha sedang asyik rebahan dengan meletakkan kedua tangannya di bawah kepala. Kepalanya lalu menoleh ke balkon kamar Nathan yang pintu kacanya sedikit terbuka. Membuat angin malam sedikit masuk.

Perempuan itu beranjak dari rebahannya dan lebih memilih berdiri di balkon kamar kembarannya.

"Hm, keren juga pemandangan dari sini."

Natasha tersentak tatkala pintu kaca balkon di belakangnya bersuara seperti akan tertutup. Ia lalu menoleh ke belakang dan menemukan kembarannya tengah berdiri di sana hanya dengan memakai handuk.

"Masuk," titah Nathan.

Natasha mendengkus kesal, tetapi tetap menuruti perintah Nathan.

Setelah Nathan menutup pintu balkon, Natasha menyeletuk, "Kok lo nggak punya sixpack, sih, Than? Enggak kayak cowok-cowok cool lainnya."

"Entar kalo gue punya sixpack, lo malah terpesona sama gue."

"Najis gila lo, Than," Natasha bergidik melihat kembarannya yang kini terbahak, "dasar sinting."

Setelah laki-laki itu selesai memakai pakaiannya, ia duduk di samping Natasha dan bertanya, "Mau nanya apa?"

"Pertanyaan gue banyak. Lo harus jawab semua-muanya! Oke?"

"Hm."

"Pertama, sejak kapan lo pacaran sama Manda? Dan kenapa bisa pacaran?"

"Dari lama, karena suka."

Natasha mengernyit, "Jawaban lo enggak jelas."

"Lo cuma harus nanya ke gue, bukan ngomentarin jawaban gue."

Natasha mencibir omongan kembarannya itu.

"Kedua, kenapa lo kelihatan benci sama Arya? Padahal kalian, kan, sahabatan."

"Karena Arya mau rebut Manda. Nggak ada kata sahabat kalo dia rebut milik sahabatnya."

"Yakin cuma itu?" Tanya Natasha lagi.

"Lanjut pertanyaan ketiga," sela Nathan.

"Itu pertanyaan ketiga," Natasha menatap jengah pada kembarannya.

"Ya itu jawabannya, apa lagi?"

"Yaudah-yaudah iya. Ketiga, sekarang gimana hubungan lo sama Manda? Baik-baik aja, apa lost contac?"

"Nggak tau."

Natasha mengernyit, "Nggak tau gimana? Lo nggak ada niatan buat ajak dia ketemuan? Atau lo chat gitu, dia ngechat lo, nggak?"

"Enggak. Dia chat gue, tapi nggak gue bales."

"Kok lo gitu, sih!" Natasha menabok lengan Nathan cukup keras, "coba sini hape lo."

"Buat apa?"

"Mau liat chatannya si Manda."

"Nggak usah, udah gue hapus."

The Twins and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang