LIMA PULUH ENAM

63 12 0
                                    

Sesampainya di rumah Nathan, Manda turun. "Ini beneran rumahnya?"

"Gue gak mungkin bohong."

Manda menyebik dan membenarkan rambutnya yang agak berantakan. "Yaudah, makasih, Ar. Lo pulang aja, nanti gue pulangnya biar sendiri."

"Lo udah ngomong kalo mau ke sini?" Arya tak membalas perkataan Manda dan malah menanyai gadis itu.

Manda terdiam sebentar, ia lalu menoleh ke Arya. Dengan polosnya ia menggeleng, "Enggak."

"Coba lo cek dulu. Kalo gak ada, nanti gue anterin ke tempat lain."

"Tempat apa?" Bingung Manda.

Arya hanya diam, tak menanggapi. Membuat Manda kesal bukan main. Ia lalu berbalik sampai rambutnya mengenai wajah Arya dan bergegas menuju rumah Nathan.

Arya tersenyum tipis sembari memperhatikan Manda yang kini tengah memencet bel rumah Nathan. Setelah lima menit menunggu, tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Manda berjalan menuju Arya lagi.

"Kayak gak ada orang," keluhnya.

Arya menyerahkan helm milik Manda pada pemiliknya. Kening Manda mengernyit, tetapi ia tetap menerima helm tersebut.

"Mau ke mana?" Tanya Manda heran.

"Ke tempat Nathan."

Manda menghela napas, "Iya maksudnya di mana? Jangan bertele-tele, dong, Ar."

Arya tak menjawab pertanyaan Manda kembali. Manda berusaha sabar dengan tingkah cowok itu. Saat akan naik ke motor Arya, Manda dikagetkan dengan suara perempuan dari belakang.

"Nak Arya? Nyari Nathan, ya?" Tanya perempuan itu ramah.

Arya mengangguk lalu turun dari motor dan menyalami Nazwa. Manda memelototkan matanya ketika melihat perempuan itu. Tetapi ia segera menormalkan ekspresi wajahnya dan menyalami perempuan itu juga.

"Loh, kamu yang saya tabrak di pasar tadi, ya? Saya minta maaf, ya, tadi buru-buru soalnya."

"Eh, iya, Tante, gak apa-apa, kok. Saya juga minta maaf." Manda meringis pelan setelah berucap.

Nazwa menepuk pundak Manda akrab, "Gak apa-apa. Saya juga kalo ditabrak, apalagi gak salah apa-apa, bakal marah juga."

Manda mengangguk malu. Pertemuan pertama dengan ibu sang pacar yang sangat memalukan. Manda tak tahu harus bersikap bagaimana lagi. Rasanya ia ingin menghilang saja.

Sikap bar-bar yang sudah melekat di dirinya memang kadang sangat meresahkan. Manda belum bisa mengendalikannya.

"Ngomong-ngomong, kamu temennya anak saya juga?"

"Iya, Tante."

"Oiya, Nathan sama Natasha tadi udah berangkat duluan. Kalian emang gak baca WA grub?"

Arya dan Manda saling bertatapan, lalu dengan kompak menggeleng.

"Harusnya kalian baca pesan di grub dulu biar gak ketinggalan info. Yaudah, mending kalian langsung nyusul sekarang aja. Nanti ketinggalan acaranya."

Manda mengangguk. "Iya, Tante, kalo gitu kita pamit dulu, ya."

Mereka berdua kembali menyalami Nazwa, "Iya, hati-hati di jalan."

---

Suara tawa serentak keluar dari mulut mereka ketika melihat ayam Mutiara alias Pom-pom dipakaikan bikini.

Mutiara si pelaku utama, sibuk mendadani ayamnya tanpa merasa bersalah. Sedangkan Alvin sudah guling-guling di pasir dengan memegangi perutnya. Arika bahkan sampai terbatuk karena terus tertawa, Natasha langsung mengambilkan sahabatnya itu air minum.

The Twins and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang