Natasha menghampiri Nathan yang tengah meminum kopi di halaman depan. Cowok itu meminum kopi sembari memperhatikan motornya yang baru saja ia cuci, masih basah.
Natasha memegang pundak Nathan, seketika cowok itu terperanjat karena ulah tak sengaja Natasha.
Gadis itu terkekeh dan duduk lesehan di sebelah kembarannya.
"Ngapain, sih, ke sini?" Tanya Nathan tak suka.
Natasha melirik sinis ke arah kembarannya, "Gue cuma duduk doang, emang nggak boleh?"
"Nggak."
Natasha tak menghiraukan penolakan Nathan, justru cewek itu semakin mempersempit jaraknya dengan Nathan. Nathan mendengkus dan menjauh. Namun Natasha bandel dan mendekati Nathan kembali, kali ini ia memeluk lengan Nathan agar cowok itu tak menghindar.
"Bisa agak sanaan, nggak?"
Natasha menggeleng seraya menjatuhkan kepalanya di bahu sang kembaran.
"Tapi, jangan marah kalo badan lo jadi bau. Gue belum mandi."
"IH, JOROK!" Setelah berkata seperti itu, Natasha segera menjaga jaraknya sekitar 1 meter dengan kembarannya.
Nathan tergelak seketika, cowok itu bahkan sampai rebahan di lantai karena tertawa.
"Aduh, sakit perut gue," ujar cowok itu karena keseringan tertawa.
"Syukurin!" Ketus Natasha merasa puas.
Nathan berusaha meredakan tawanya, lalu ia mulai bertanya, "Ngapain?" Tanyanya lagi. Kali ini dengan nada santai.
Natasha terdiam sejenak, kemudian ia menatap Nathan yang masih setia menatap motornya.
"Gue mau diajak jalan sama Bayu."
"Kak, Cha," koreksi Nathan, "ngapain ngajak jalan? Lo sama dia deket?"
"Em, enggak deket, sih. Tapi, ya lumayan deket," Natasha bingung dengan ucapannya sendiri, "agak deketlah pokoknya."
Nathan menghela napas, ia menatap kembarannya, "Kalo gue suruh lo buat jauhin dia boleh nggak?"
"Kenapa?" Tanya Natasha bingung.
"Lo masih kecil buat pacaran, Cha. Lagian kita masih mau kelas sebelas."
Natasha melirik Nathan tak suka, "Lo nggak ngaca apa, ya. Perasaan di kamar lo ada kaca segede gaban."
"Lo udah pacaran duluan, udah gitu nggak cerita ke gue. Setelah itu pas lo denger gue mau deket sama orang, lo malah ngelarang. Lo sehat?" Lanjut Natasha.
"Terus juga siapa yang mau pacaran? Lo kira gue sama Kak Bayu deket berarti bakal pacaran?" Natasha masih berceloteh.
"Cha, gue cuma nggak mau lo kenapa-napa. Masih inget lo sama Arya? Gue nggak mau lo sakit hati lagi," peringat Nathan.
"Karena rasa suka bakal berakhir dengan rasa sakit. Trauma. Benci."
"Tapi, gue sama Arya dulu itu beda!" Natasha berusaha menyanggah nasihat-nasihat kembarannya, "cuma gue yang suka dia. Dianya enggak. Dia juga nggak tau kalo gue suka dia."
"Jangan sama-samain bisa nggak? Gue juga udah move on. Masa lalu nggak pantes diungkit-ungkit."
Mereka sama-sama terdiam beberapa saat dengan saling tatap, seraya menetralkan napas sehabis berucap dengan menggebu.
"Maaf," ucap Nathan setelah sekian lama terdiam, "jadi lo maunya gimana?"
"Nggak tau. Ikutin alurnya aja."
---
"Arika Sayang, siap-siap, ya, Papa Alvin sama Alvin mau ke sini," ujar Rina pada anaknya di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins and Friends
Genç Kurgu[ON GOING] Menceritakan tentang Nathan dan Natasha, dua anak kembar tak identik. Hari-harinya mereka habiskan hanya untuk berdebat hal-hal yang sepele. Ketika masuk SMA, mereka berdua dipertemukan dengan 4 orang yang kini mereka sebut dengan sahabat...