EMPAT PULUH

121 14 0
                                    

"Temen lo yang kayak kulkas itu mana?" Tanya Angga.

Nathan menoleh, "Lo nanya gue?"

"Gak, gue nanya angin."

"Oh, angin. Bisakah kau menjawab pertanyaan Angga?" Celetuk Alvin.

"Apa, sih, Anjing! Gue nanya beneran juga," kesal Angga.

"Santai atuh, Brodi." Alvin memalingkan muka ke Nathan, "Jawab, Than."

"Lagi ada urusan. Gak tau juga dia ke mana," Nathan menghela napas sebelum menjawab. "Akhir-akhir ini dia jarang main bareng kita."

Angga mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu ia menoleh ke arah Arika yang duduk di sebelah Alvin, "Pacar lo diem aja, Pin."

Alvin merangkul pundak Arika. "Lagi halangan. Biasalah, cewek gue, kan, spesial."

"Wait-wait, lo beneran pacaran sama dia, Rik?" Mutiara bertanya pada Arika.

Dengan wajah lesunya, Arika menjawab. "Gak. Dia jelek, gue gak mau."

"Katanya gak mau, kok dirangkul diem aja?" Goda Aldi dengan menaik turunkan alisnya.

"Gue cuma kasian sama dia yang gak punya cewek," jawab Arika santai.

Alvin menatap Arika sinis, tapi tetap merangkul cewek itu. "Gak tau aja kalian kalo gue sam-"

Arika buru-buru membekap mulut Alvin yang hampir keceplosan. Tatapan mata Arika yang tajam seolah ingin menembus bola mata Alvin yang ada di depannya.

"Arika pelit banget. Alvin, kan, tadi mau ngomong. Lo berdua jaga rahasia apa?" Kepo Natasha.

"Bukan apa-apa. Ini urusan Double A. Kalian yang tidak termasuk, tidak boleh ikut campur." Tegas Arika, tetapi dengan raut wajah lucu.

"Double A? Maksud lo Alvin sama Arika? Pfftt, sabi-sabi, hahaha." Tawa Mutiara seketika menyembur. Diikuti yang lain.

Arika cemberut. "Apa, sih? Gak ada yang lucu, Anjir!"

"Udah gak lucu, alay pula." Ejek Alvin.

Arika seketika melepas rangkulan Alvin. Dia berdiri dan berkacak pinggang. "Oh, gitu, ya, lo sama gue. Tunggu pembalasan gue! Tunggu aja! Tunggu!"

Arika melengos dan berjalan masuk untuk memesan minuman pada bu Haji. Alvin hanya diam lalu tersenyum tipis.

Natasha dan Mutiara mulai berbisik. "Kayaknya benih-benih cinta mulai timbul di antara mereka."

"Hooh, bisa jadi. Mereka kelihatannya kayak tikus sama kucing. Tapi aslinya so sweet! Jangan-jangan mereka backstreet. Tapi ditutupin dengan sifat mereka yang kayak gitu. Jadi orang lain pada gak tau," balas Natasha.

Mutiara membulatkan matanya, "Eh, iya! Gue gak kepikiran. Kemungkinan mereka backstreet itu besar banget, sih, menurut gue."

Natasha mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. Kepala mereka berdua yang berdekatan, tiba-tiba dipisahkan oleh Alvin. Mereka berdua langsung gelagapan.

"Ngomongin apa lo sampek bisik-bisikkan? Gak takut diganggu setan?"

"Gak, setannya, kan, lo. Bocil depan rumah gue juga gak takut kalo modelannya begini," sahut Mutiara dengan melipat tangannya di depan dada.

"Eh, toa masjid! Keren lo ngomong begitu? Fisik gue ganteng gini disamain sama setan yang jelas-jelas levelnya di bawah gue."

"Cih! Anda merasa ganteng? Punya bibir seksi macam Manurios tidak? Tidak? Lemahhhh!" Teriak Mutiara di akhir dengan wajah sengaja ia dekatkan ke Alvin.

The Twins and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang