"Thank's," ucap Manda sembari turun dari motor Arya.
"Hm. Lo... nggak apa-apa?"
Manda menatap Arya cukup lama. Keduanya sama-sama diam. Lalu Manda menggeleng samar dan mengalihkan wajahnya.
"Maaf kalo ucapan Nathan tadi nyinggung lo. Padahal Nathan sahabat lo, tapi dia malah nuduh lo yang enggak-enggak."
"Biarin aja. Yang penting apa yang dia ucapin nggak bener, kan?" Balas Arya.
Manda menunduk, hidungnya menghela napas lelah. "Udah, ya. Gue mau masuk. Hati-hati pulangnya."
Arya hanya diam menatap Manda yang perlahan masuk ke dalam rumah. Tangannya kemudian mengambil handphone yang berada di saku dan mengetikkan sesuatu di sana.
Arya
Hampir«Manda menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia menjatuhkan diri di lantai dengan bersandar pada pintu. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangan.
Dua menit kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan beranjak untuk bercermin.
"Gue nggak nangis, kok," ucap Manda dengan yakin, meski matanya mulai memerah.
Ia menengadah ke atas, menatap atap kamarnya, untuk menghalau air matanya yang akan turun. Tetapi ia malah menemukan seekor cicak yang tengah berdiam diri. Manda refleks tertawa oleh itu.
Ia menutup wajahnya dan menarik napas panjang. Menit selanjutnya ia berjalan ke arah kamar mandi. Ia mandi dengan menyalakan musik santai. Memang agak rusuh, sih, tapi itu malah membuat Manda jadi lebih tenang.
Setelah selesai berganti baju, Manda menjatuhkan badannya ke kasur. Matanya memejam sebentar. Lalu satu tangannya meraih handphone.
Manda
Kita selesai, ya. Maaf dan makasih‹Manda menjatuhkan ponselnya di sampingnya. Ia memejamkan mata kembali dan tak terasa setetes air keluar dari mata sebelah kirinya.
---
Badan Nathan menggigil parah. Ia memeluk dirinya sendiri. Di depannya ada Natasha yang sedari tadi sibuk mengomel. Gadis itu sedang mengusap-usap rambut Nathan yang basah menggunakan handuk.
"Jadi laki-laki itu jangan emosian bisa nggak? Baru marahan bentar aja langsung mau hanyut di laut. Kalo Alvin nggak nyusul lo, bakal gimana keadaan lo tadi?!"
Nathan hanya diam, sesekali mulutnya mengeluarkan desisan kecil. Arika, Mutiara, dan Alvin sudah pulang sedari tadi. Natasha yang menyuruh. Tak tega karena hari sudah malam. Sedangkan ia masih berada di toko baju dekat pantai bersama Nathan dan Bayu.
Bayu, cowok itu sedang membelikan baju untuk Nathan. Dikarenakan baju Nathan basah.
"Ini," ucap Bayu.
Natasha menatap baju yang ada di tangan Bayu dan wajah Bayu dengan bergantian. Ia menerimanya dan mengucapkan terima kasih.
Natasha membantu memakaikan baju tersebut pada badan Nathan.
"Celananya mana?" Suara Nathan agak bergetar ketika berkata.
"Alah, nggak usah. Nanti kelamaan. Langsung pulang aja, lo gue bonceng," ucap Natasha.
"Gue aja yang bonceng Nathan. Lo pake motornya Nathan sendiri aja," usul Bayu.
Natasha menatap Bayu sebentar dan menggeleng samar, "Enggak usah, Kak. Nathan biar sama gue aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins and Friends
Roman pour Adolescents[ON GOING] Menceritakan tentang Nathan dan Natasha, dua anak kembar tak identik. Hari-harinya mereka habiskan hanya untuk berdebat hal-hal yang sepele. Ketika masuk SMA, mereka berdua dipertemukan dengan 4 orang yang kini mereka sebut dengan sahabat...