EMPAT PULUH SEMBILAN

75 11 0
                                    

♬ ♪Terhebat - Coboy Junior♪ ♬

Natasha melambaikan tangan pada Bayu dan menengokkan kepalanya agar bisa melihat laki-laki itu membelokkan motornya di rumahnya. Setelah itu, Natasha berbalik dan berjalan menuju rumah. Setelah menutup pintu, ia dikagetkan dengan kehadiran Nathan.

"Eh! Ngagetin aja lo."

"Dari mana?" Tanya Nathan dengan ekspresi wajah yang serius.

Natasha meraup wajah Nathan dan tersenyum jahil, "Apa, sih, serius amat. Biasa aja kali wajahnya."

"Dari mana?" Nathan mengulangi pertanyaannya membuat Natasha melunturkan senyum jahilnya.

"Dari mall, emang lo tadi gak tau pas gue pergi bareng sahabat gue?"

"Pergi bareng sahabat lo, tapi, kenapa pulangnya sama orang lain?"

"Emang gue pulang sama siapa?"

Nathan memajukan wajahnya, "Lo bisa serius dikit gak?" Ujarnya agak membentak.

"Ih, Athan, jangan bikin takut, dong!" Natasha memekik panik.

Nathan memundurkan wajahnya kembali, "Lagian lo ditanya bukannya jawab malah ngalihin pembicaraan."

"Emang kenapa, sih, kalo gue dianterin sama orang lain? Ada masalah, ya?"

"Masalahlah!" Balas Nathan ngegas. "Sejak kapan lo deket sama Bayu?"

"Eh, Athan, kok gak pake 'Bang'." Koreksi Natasha.

"Lo udah move on dari Arya?"

"Nah, sekarang siapa yang ngalihin pembicaraan?"

"Gue nanya, Cha! Lo bisa gak, sih... Akhh!"

Nathan mengapit kepala kembarannya di ketiaknya, "Gemes banget gue sama lo. Pengen nendang."

"Aaa, lepasin! Rambut gue nanti bau ketek lo, Athan!" Pekik Natasha tak terima.

"Bodo amat! Ngapain juga pake diwarna segala? Ketauan guru baru tau rasa lo."

"Suka-sukalah. Lagian gak keliatan banget, kok," gerutu Natasha dengan merapikan rambutnya, ketika sudah bebas dari Nathan.

"Gue peringatin, ya. Lo gak usah deket-deket sama cowok. Siapapun itu. Mau si Bayu, mau si Arya, mau si satpam sekolah. Tetep gak boleh!"

"Lo kenapa jadi ngatur-ngatur, sih. Lo aja punya pacar, masa gue gak boleh? Gue sama lo apa bedanya emang?"

Nathan terdiam sejenak, "Ya beda! Gue pinter, lo kagak. Lo harusnya belajar aja di rumah, gak usah keluyuran. Ini udah mau ujian kenaikan kelas. Gak baik main terus."

"GUE GAK SUKA DIBANDING-BANDINGIN!" Teriak Natasha menggema, "lebih baik lo ngaca, deh, Than."

Setelah mengucapkan itu, Natasha bergegas menaiki tangga dan menuju kamarnya. Jujur saja, hatinya sakit kala Nathan berucap seperti itu padanya.

"Bukannya introspeksi diri, malah ngatain orang lain," gerutu Natasha dengan melepas sepatunya.

Perempuan yang tengah menahan amarah itu, berdiri di depan pigura besar yang berisi dirinya dengan kembarannya saat perpisahan waktu SMP. Ia berkacak pinggang dengan hidung kembang-kempis. Telunjuknya menunjuk-nunjuk muka Nathan kasar.

"Susah, ya, kalo punya saudara yang merasa paling bener. Seakan-akan tindakan yang dia lakuin itu bener semua, sedangkan gue selalu salah."

"Lo itu bisa gak, sih, gak usah banding-bandingin gue sama lo. Semua orang juga tau kali, kalo lo lebih pinter daripada gue. Gak usah diperjelas! Gue udah sadar."

The Twins and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang