• ENAM •

5K 457 52
                                    

"Bagus, sekarang coba perbaiki bagian yang ini."

Aku memuji Thorn yang mulai berkembang dengan baik. Thorn tersenyum puas dengan kondisinya saat ini.

Menurutku dia cerdas, padahal baru 4 hari belajar, tapi dia sudah bisa menyelesaikan semua sihir spirit kelas rendah dan menengah dengan baik. Ya walaupun kadang dia mengacaukannya.

"Solar, tahan aura spiritmu terlebih dahulu, kumpulkan kemudian alirkan ke pedang cahaya milikmu," ujarku.

"Dan Blaze, jangan buang-buang energi manamu. Kau bisa membuat ratusan bola api dengan energi itu, jadi manfaatkan itu."

Tapi, entah bagaimana, secara ajaibnya Solar dan Blaze tiba-tiba saja bergabung dan memaksaku agar mengajari mereka juga.

Dan sialnya mereka meminta itu didepan kaisar dan ratu saat makan malam semalam. Mana bisa aku menolaknya. Aku ingin menolak, tapi mereka berakting dengan wajah memelas.

"Arter, bagaimana jika kau mengajari Asern dan Arven juga?" ucap ratu Althea.

"Tapi.."

"Benar juga, putra mahkota kan hebat. Kamu tidak keberatan kan Arter?" pinta kaisar Azarn sambil menatapku dengan senyum hangat.

Mau tak mau pun aku mengiyakan, tapi dua anak itu malah tersenyum layaknya setan padaku. Dasar dua iblis! Pasti ada maunya mereka.

"Ahhhhh!! Bosan! Halilintar, aku bosan~ Kau tidak punya cara lain apa?" rengek Blaze.

Anak ini benar-benar 💢💢

'Ikat saja, dia menyebalkan.'

Aku mengangguk menyetujui ucapan Al. Aku ingin sekali mengikatnya dengan spirit Daun milikku.

"Hei, apa kau punya objek untuk kami latihan?" tanya Solar.

"Ada."

Aku mengeluarkan spirit petir milikku. "Pedang Halilintar."

Aku mengeluarkan pedang halilintar milikku dan menyeringai pada Solar.

"Coba lawan aku."

Pada akhirnya aku pun berlatih pedang dengannya. Aku bisa melihatnya, dia seperti sedang memamerkan kemampuan berpedangnya itu.

Tapi, tetap saja aku lebih unggul. Karena apa? Karena aku adalah Halilintar~

Tak! Bugh!

"Kau kalah," ujarku menyeringai.

"Cih!"

Aku langsung mengulurkan tanganku yang ditolak olehnya.

"Kalian berdua kan sudah cukup baik, berlatihlah bersama yang lain," ujarku sembari menatap Blaze dan Solar.

"Malas." Mereka menjawab kompak.

Ukhhh! Ingin sekali aku menjitak mereka!

"Kakak!!!! Tolong akuu!!!!!" Aku langsung menoleh dan mendelik begitu Thorn tergantung dipohon dengan kepala mengarah kebawah.

"Thornnnnnn!!!! Kau ngapain sihhh!!" 

Sringg! Ctass!

Aku langsung mengeluarkan kembali pedangku dan langsung memutus akar itu. Thorn jatuh dan mengusap kepalanya.

"Pffftttt! Thorn kau ngapain? Hahahaha!" Blaze tertawa terbahak-bahak melihat Thorn yang merengut kesal.

"Hah, jika kau kehilangan fokus lagi, bisa saja hal seperti ini akan terjadi lagi," ucapku. 

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang