• ENAM BELAS •

3.2K 373 47
                                    

Tok tok tok

"Yang Mulia Putra Mahkota, para Pangeran sudah tiba."

Gopal yang berjaga didepan membuka pintu dan membiarkan para Pangeran masuk.

"Kami menyapa Matahar--"

"Sudahlah, duduk saja." Aku berujar.

"Okay deh."

"Oh, kau kedatangan tamu?" Blaze berbicara sembari melirik para bangsawan bingung.

"Kami menyapa Bintang-Bintang Muda Kekaisaran." Para bangsawan dan ksatria membungkuk hormat pada para pangeran yang masuk.

"Ya. Apa yang kalian lakukan disini?" Gempa menatap mereka dan bertanya.

"Kami sedang berdiskusi mengenai wilayah Serlon, Pangeran." Marchioness Herla menjawab dengan senyum ramah.

Gempa dan yang lainnya mengangguk.

"Berdiskusi? Lalu kenapa wajah Al terlihat kesal begitu?" tanya Solar yang melihat Al menatap para bangsawan itu dengan tatapan tak suka.

Al yang menyadari hal itu langsung saja terbang kearah Solar. Solar langsung mengarahkan tangan kanannya kedepan, membiarkan Al mendarat ditangannya.

Gempa dan yang lainnya melongo.

Bukannya dia yang paling menolak keberadaan dragbel itu?!

"Kau ringan padahal dari kemarin kudengar kau banyak makan," ujarnya.

'Maksudmu aku gendut?' mindlink Al pada Solar.

"Jika kau gendut, tanganku pasti patah," balas Solar lagi.

'Aku tidak gendut!'

"Aku nggak bilang kalau kau gendut loh," balas Solar kesal.

"Apa anda barusan.. mengobrol dengan monster itu, Pangeran Ketujuh?" Marchioness Herla menatap ngeri kearah Solar.

"Iya. Kenapa?"

"Bagaimana bisa anda melakukan itu?" Marchioness Herla terlihat bingung.

"Bisa saja, aku kan jenius," balas Solar datar.

Marchioness Herla hanya menatap Solar kaget. Bukan hanya para bangsawan, namun juga pangeran lainnya terkejut. Aku hanya tersenyum tipis.

"Pangeran, duduklah dan dengarkan baik-baik."

Aku memanggil mereka dengan formal.

"Pangeran Asern, duduklah dengan tenang, jangan memandang Al sinis," ucapku, melihat Blaze dan Al yang saling adu mata.

"Panggil saja seperti biasa," ucap Blaze.

"Nanti saja, kita sedang berbicara serius."

Blaze hanya memanyunkan bibirnya, mengangguk.

"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Ice, yang sudah duduk dengan nyaman.

"Mereka ingin Pangeran Arzen mengambil alih wilayah Selatan," ucapku.

"Ya? Saya? Mengapa tiba-tiba?" Gempa yang namanya disebut merasa bingung.

"Marquis Saron, Marquis Ferone dan Marchioness Herla beranggapan bahwa aku gagal dalam mengawasi wilayah Selatan dan meminta agar Pangeran Ketiga mengambil alih itu."

"Aku berpikir untuk menyerahkannya jika kau mau," tambahku dengan serius.

Aku tidak tau apakah di novel Gempa menerima tawaran ini atau tidak.

'Arzen tidak menerima tawaran ini jika kau ingin tau,' ucap Al.

Jika Al sudah mengatakan itu, maka akankah kali ini Gempa juga menolaknya?

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang