• DUA PULUH ENAM •

3.3K 333 63
                                    

Dalam 3 hari ini, aku melewati hari-hari yang damai. Pergi berbelanja bersama Thorn juga Blaze, berlatih mana, mengamati pelatihan dari Solar, Luke juga Yaya dan menyelesaikan tugas dan pekerjaanku yang menumpuk. Surat dari Nona Browkel juga sudah sampai kemarin dan aku sudah memberitahu Ice bahwa aku akan menemui mereka setelah urusanku dengan Marquis Ferone selesai.

Besok adalah jadwalku untuk pergi ke wilayah Ferone, menemui Marquis Ferone dan membicarakan mengenai Tambang Darol no. 13 yang menjadi incaranku.

Saat ini aku sedang menikmati waktu santaiku ketika seorang pelayan tiba-tiba menyampaikan pesan tentang kedatangan Ratu Althea.

Sontak saja, aku dan Al terkejut dan segera bersiap karena posisinya kami bersantai dengan tubuh kotor dan bau karena habis berlatih bersama. Bagaimana mungkin aku dan Al bertemu dengan ibu dengan pakaian kotor penuh lumpur dan daun seperti ini?

"Arahkan Ratu ke taman dekat danau," perintahku sebelum akhirnya aku bergegas membersihkan diri bersama Al.

"Saya menyapa Bulan Kekaisaran," salamku pada Ratu Althea.

"Bagaimana kabarmu nak? Dan Al juga disini rupanya," ucap Ratu Althea, tersenyum pada Al yang berada disebelahku.

"Kainggg!!"

"Fufu, lucunya."

Kami duduk di taman dekat danau dan menikmati segelas teh juga kue yang disiapkan.

"Ibu tau kamu pasti terkejut dengan kedatangan ibu yang tiba-tiba ini."

"Tidak, bukan begitu ibu. Saya tadi sedang berlatih, tidak sopan jika saya menemui anda dalam keadaan tidak bagus."

'Hei, Ratu sering berkunjung?'

'Ya, cukup sering. Namun aku juga sering tidak berada di istana.'

'Jadi kau jarang bertemu dengan beliau?'

'Ya, karena aku lebih sering berada di arena perang atau kerajaan lain.'

'Dasar anak durhaka.'

'Apa kau bilang!?'

"Kaingggg!?"

"Hm? Ada apa Al? Apa Arter mengganggumu?"

Ratu Althea tertawa begitu melihat Al yang mengamuk padaku.

"Kaingg! Kaing!!"

"Arter, jangan mengganggu Al, hahaha," tawa Ratu Althea.

"Saya tidak menggangunya ibu. Al saja yang sensitif," ucapku.

"Omong-omong, ada apa ibu tiba-tiba datang?"

Ratu Althea menatapku dengan tatapan lembutnya, astaga, beliau benar-benar ibu yang sangat lembut.

"Apa kamu masih memiliki kecurigaan terhadap Count Argan anakku?"

Sontak saja, mendengar itu aku langsung terkejut dan menatapnya dengan tatapan kaget.

"Mengapa ibu bertanya?"

"Hemm, melihat reaksinya sepertinya benar bahwa kau tidak percaya dengan hukuman yang diberikan oleh Yang Mulia Kaisar."

"Eh? It-itu.." aku dengan sedikit gugup mencoba menjawab, namun pada akhirnya aku hanya bisa menghela nafas dan mengiyakannya.

"Mungkin ini bisa sedikit membantumu, nak."

Ratu Althea memanggil salah satu pelayannya yang membawa sebuah kotak berisikan kristal kecil berwarna merah keemasan yang berjumlah 3 buah.

"Ini adalah kristal yang dihasilkan dari darah keluarga ibu, simpan ini untuk berjaga-jaga jika kau dan Count Argan terlibat pertikaian."

Keluarga Marquis Gavio adalah salah satu keluarga dari pihak Ratu. Wilayah Gavio sendiri berada di perbatasan timur laut, berdekatan dengan wilayah utara. Darah dari keluarga Gavio memang terkenal memiliki energi khusus, terutama untuk sihir Petir. Dan selain karena dirahasiakan, sulit untuk membuat satu kristal energi dari darah keluarga Gavio, karena itu akan terus menerus menarik mana dari orang yang membuatnya.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang