Setelah yakin bahwa Berrin Riener akan segera memproses laporannya, yang bisa Halilintar lakukan adalah menunggu hasilnya sembari menyelesaikan misi mengenai Kerajaan Telare.
Tidak mungkin ia harus berada di Tenggara selama 4 tahun, itu hanya akan membuang-buang waktunya saja. Ia harus memikirkan cara agar ia bisa menyelesaikan misi itu dengan cepat.
"Setelah itu bagaimana? Aku tidak yakin mengenai hubungan pura-pura kita."
Yaya Douter berujar sembari meminum teh dengan wajah berpikir. Disebelahnya Al juga ikut berpikir mengenai apa yang mereka lakukan di guild informasi sebelumnya. Saat ini mereka sedang mengobrol santai setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di sebuah cafe di bagian tengah Cownel.
"Kau tidak mau melakukannya?"
"Well, sejujurnya tidak mau, tapi aku harus melakukannya kan? Kita bisa dengan mudah mengelabui Ayah dan Ibuku, tapi apa kau yakin Yang Mulia Kaisar dan Ratu tidak akan sadar?" tanya Yaya Douter.
Halilintar terkekeh pelan. "Justru mereka berdua malah bahagia sekali, makanya itu aku menyuruh Tierra Guild untuk menyebarkan rumor mengenai kita. Karena itu, mari kita berkerja sama untuk terlihat akur."
Yaya Douter menatap sinis Halilintar.
"Nona, bukankah itu artinya kau juga mungkin saja akan pergi ke Tenggara untuk mengunjungi Halilintar?" tanya Al.
"Haish, tentu saja. Itulah sebabnya aku sangat kesal, Al! Kau lihat saja Halilintar ini! Dia itu cuma mau memanfaatkanku sejak awal ternyata! Sial, bisa-bisanya aku tertipu!" omel Yaya Douter.
"Kau sendiri yang bodoh, kok menyalahkan orang lain?" sinis Al.
"Benar tuh, lagipula aku sudah ngasih imbalan 3 permintaan juga kan?" tambah Halilintar.
"Argh! Kalian berdua menyebalkan!!!"
Al dan Halilintar hanya mendengus mendengar teriakan kekesalan dari Yaya Douter.
"Setidaknya lakukan sesuatu pada para Pangeran! Apa kau tidak tau kalau Pangeran Keenam mengirimiku surat beberapa hari yang lalu dan mengatakan bahwa dia tidak mau aku dekat denganmu!"
Halilintar dan Al saling berpandangan.
"Kau bohong ya?" kata Halilintar dan Al.
"Aku bersungguh-sungguh! Surat itu ringkas namun aku paham kalau Pangeran Arlen tidak ingin aku didekatmu."
Yaya terlihat sedikit kesal, namun ia juga merasa heran. Begitupun Al dan Halilintar yang sama herannya.
"Belum lagi Pangeran Azer juga saat bertemu denganku sebelumnya menatapku dengan pandangan sinis! Aku tidak tau apa kesalahanku padanya! Padahal bicara dengannya pun hanya beberapa kali saja!"
Halilintar dan Al yang mendengar ucapan Yaya Douter terlihat kebingungan. Yang mereka tau, di setiap kehidupan mereka, para Pangeran selalu dekat dengan Yaya Douter, bahkan menganggap Yaya Douter sebagai kakak perempuan mereka dibandingkan Halilintar sendiri, saudara kembar mereka.
Halilintar hanya bisa tersenyum saja mendengar itu.
"Nona, bisakah kau mendekati para Pangeran? Terutama Azer?"
"Uhuk! Untuk apa?" Yaya Douter yang sedang meminum tehnya langsung tersedak.
"Ya, kau tau, mungkin mereka hanya merasa malu. Mereka pasti ingin dekat denganmu, bukan begitu Al?"
Halilintar mengambil sebuah kue dan memakannya. Ia juga memberikan sepotong biskuit pada Al.
Al mengangguk sambil menerima biskuitnya. "Benar, mereka itu pasti akan dekat denganmu nanti, mereka itu anak-anak yang baik dan manis," balas Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's and His Brothers
Fanfiction🚨SLOW UPDATE🚨 Aku ingat terakhir kali adalah aku sedang membaca sebuah novel dan kemudian terlelap karena lelah. Dan saat bangun aku malah ada didunia lain!? Bukan hanya itu, aku juga adalah seorang PANGERAN?! Lelucon apa ini???!!!! Novel "The Dea...