• EMPAT PULUH ENAM •

2.1K 290 56
                                    

Setelah serangan dari Penyihir Gelap dan Leiron Argan saat debutante kemarin, Istana De Glacius mengalami kerusakan parah. Kaisar menjatuhkan hukuman berat pada Keluarga Argan dan pengikut mereka yang melakukan pengkhianatan saat kejadian kemarin. Kaisar Argan mengumumkan bahwa Leiron Argan telah tewas dan mayatnya akan dibuang ke lembah Scuro, yaitu lembah kegelapan dimana para Penjahat kelas berat dihukum mati.

Sementara Penyihir Gelap dikabarkan menghilang dengan luka fatal. Meski begitu, Kaisar juga membentuk pasukan baru untuk menginvestigasi jejak dari Penyihir Gelap.

Selain itu kejadian kemarin juga menelan korban jiwa sebanyak 23 orang, 3 orang dari pihak bangsawan yang terluka akibat tertimpa bangunan dan 20 orang dari para prajurit yang tewas akibat serangan dari Penyihir Gelap dan Leiron Argan.

Kaisar juga merasa bersalah dan mengungkapkan duka cita yang sedalam-dalamnya bagi para korban. Ratu dan kelima Pangeran pun ikut hadir ketika upacara pemakaman berlangsung, mengecualikan Putra Mahkota dan Pangeran Keenam yang tidak bisa ikut.

Sementara itu, Thorn masih berusaha mengobati Halilintar. Meski ia sadar sebelumnya, Halilintar kembali tak sadarkan diri ketika mereka memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Dan sudah masuk hari ke-17 sejak Halilintar tak sadarkan diri.

Thorn dengan setia berjaga di sebelah Halilintar. Terkadang Ice atau Solar akan menemaninya hingga malam. Namun yang paling sering datang adalah Al, Ice dan Solar. Mereka bahkan terkadang menjaga Halilintar bersama.

"Arlen."

Thorn menoleh ketika pintu terbuka dimana Ice masuk sambil membawa makanan untuknya.

"Makan dulu. Jangan sampai kau juga sakit," ucap Ice.

"Terima kasih Azer~"

Thorn menerimanya dan memakannya. Ice tersenyum tipis dan mengusap kepalanya lembut.

"Bagaimana hasilnya?"

"Cukup baik, meski belum sadar, sejak pagi Kak Arter sudah menggerakan jarinya sebanyak 7 kali," jawab Thorn. Ia menatap lekat Halilintar yang masih memejamkan matanya.

"Itu perkembangan yang cukup bagus."

"Omong-omong Azer, Al dimana? Kukira ia denganmu juga?"

"Dia bersama Ayah. Solar pergi bersamanya juga."

Thorn mengangguk mendengar jawaban Ice.

"Mereka cukup dekat ya?" tanya Thorn.

"Sepertinya? Karena Arven sudah tau mengenai wujud manusia Al duluan."

"Aku kaget sekali ternyata Al sehebat itu. Ia bahkan punya wujud manusia, dan dia sangat tampan! Dia nyaris mirip dengan kak Arter!" seru Thorn dengan wajah sedikit kagum.

Ice menyetujui ucapan Thorn. "Kau benar. Itu heran, padahal mereka sangat berbeda, kenapa mereka terlihat mirip ya?" heran Ice.

Bukan hanya sekali keduanya berpikir seperti itu. Pada hari ke-3 Halilintar tidak sadarkan diri, Al datang bersama Ice. Ketika Ice sibuk mengobrol dengan Thorn, Al hanya diam sambil menatap lekat Halilintar. Tatapan matanya terlihat sendu namun juga terlihat seperti kebingungan.

Lalu karena Halilintar yang seorang Putra Mahkota sedang tidak aktif dengan aktivitasnya lebih dari 10 hari, maka Ice dan Gempa lah yang harus menggantikan pekerjaannya. Terkadang mereka merasa kesulitan, namun Al datang dan membantu mereka sehingga pekerjaan itu cepat dengan selesai.

Pernah juga saat Thorn terlambat datang, ia melihat Al duduk di dekat tempat tidur Halilintar sambil bergumam sesuatu yang tak bisa ia pahami.

"Dia terlihat mirip dengan Kak Hali, tapi bukan Kak Hali. Kau paham kan maksudku, Azer?"

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang