• DUA PULUH EMPAT •

3K 345 39
                                    

Halilintar dengan langkah tegapnya berjalan menuju Blaze yang masih berbicara dengan Count Argan dan Marquis Ferone.

"Nampaknya obrolan kalian sangat seru."

Halilintar berbicara sembari tersenyum tipis. Beberapa bangsawan disekitarnya langsung terkejut melihat senyuman tipis itu.

"Arter-- ah Putra Mahkota, anda sudah selesai ternyata?" ucap Blaze.

"Ya, berkatmu aku jadi seperti burung merak yang mengibarkan ekor indahnya," ucap Halilintar.

"Pfftt, lagipula hal langka melihat anda menari, Yang Mulia," balas Blaze.

"Anda sungguh terlihat seperti bunga yang mekar, Putra Mahkota," sahut Marquis Ferone.

Halilintar meliriknya lalu menatapnya dengan senyuman tipis.

"Bukankah itu artinya saya adalah orang yang menjadi pusat perhatian nantinya?"

"Itu benar, namun bukankah anda tidak terlalu menyukai hal itu?"

Halilintar terkekeh kecil. "Mengapa aku tidak menyukainya? Sebagai calon Kaisar, menjadi pusat perhatian akan membuatku semakin dikenal oleh rakyatku."

Marquis Ferone hanya tertawa canggung. Ia lalu melirik Count Argan yang hanya memperhatikan sedari tadi.

"Yang Mulia, apa keputusan anda mengenai debutante tadi sudah anda perhitungkan dengan baik?"

"Paman?" bingung Blaze.

"Oh, bukan maksud saya untuk merendahkan anda, tapi nampaknya ini adalah hal yang baru untuk kami. Karena jika sesuai tradisi turun temurun kekaisaran, keluarga yang memiliki anak kembar ataupun anak yang memiliki jarak usia tak jauh tidak diperbolehkan melaksanakan debutante bersama."

"Ah, paman--maksudku Count Argan, kurasa itu tidak memiliki masalah," kata Blaze.

"Benar Pangeran Asern, saya hanya merasa terkejut dan tak menyangka bahwa Putra Mahkota melakukan ini."

"Nampaknya ucapan saya tadi membuat heboh anda semua."

Halilintar langsung saja berujar dengan santai.

"Lagipula, ini bisa menjadi hal yang baik dan dapat mengurangi biaya debutante untuk para keluarga yang memiliki anak kembar ataupun yang berusia berdekatan. Bukankah begitu Marquis Ferone?"

Marquis Ferone memiliki dua anak kembar yang juga akan segera melakukan debutante.

"Apalagi anda memiliki kembar putra-putri yang sangat pintar."

Halilintar tidak berbohong, kecerdasan dari tuan muda dan nona muda Ferone sangat terkenal. Mereka masih berusia 15 tahun, namun sudah menjadi murid dari Menara Sihir.

"Lagipula, ide yang saya katakan ini cukup bermanfaat."

"Ah, benar, itu.. bermanfaat," ucap Marquis Ferone dengan canggung.

"Oh dan Marquis Ferone, kudengar kau membeli sebidang tanah di County Deren. Itu adalah wilayah berangin kencang, mengapa kau membeli tanah disana?"

"Oh? Anda mengetahuinya, Yang Mulia. Hahaha saya hanya iseng saja untuk membelinya," ujar Marquis Ferone.

"Benarkah? Kupikir itu untuk Nona Muda Ferone yang memiliki kemampuan sihir Angin."

"Putra Mahkota, Nona Aline Ferone adalah penyihir Tanah, sama seperti adiknya Tuan Ganesh Ferone. Tentu saja mereka adalah pemilik sihir Tanah bukan Angin," ujar Blaze.

"Apa yang Pangeran Asern katakan benar, Putra Mahkota. Nampaknya anda keliru mengenai kekuatan sihir putri saya," jelas Marquis Ferone.

"Benarkah? Yang kutahu saat aku pergi ke menara sihir, Nona Muda Ferone memiliki sihir angin yang jelas saja berbeda dengan Tuan Muda Ferone."

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang