• SEMBILAN BELAS •

2.6K 340 23
                                    

Aku menyeringai puas melihat wajah Count Argan yang terlihat marah. Kaisar Azarn dengan wajah marahnya memerintahkan secara tegas untuk memenjarakan Leiron Argan di penjara Vaderal, salah satu penjara tempat para bangsawan dengan permasalahan berat.

"Yang Mulia! Anda tidak bisa melakukan ini! Saya salah salah satu pahlawan perang!"

"Tidak ada seorang pahlawan yang akan menyakiti keluarganya sendiri."

Kaisar Azarn menatap dingin Count Argan.

"Dan kau juga sudah membawa masalah dengan menuduh hal-hal yang tidak masuk akal."

"Permasalahan lainnya kau membuat kekacauan di rapat penting dan menunjukkan salah satu kesalahan terberatmu, yaitu kehilangan benda pusaka yang sudah diwariskan secara turun temurun. Akan ada sanksi tambahan mengenai hal itu nantinya," jelas Kaisar Azarn.

Aku merasa puas, begitupun Al yang matanya terlihat cerah. Dia pasti merasa senang. Bentar, apa ini pertama kalinya berhasil? Diantara reinkarnasi lainnya bagaimana ya?

"Yawwww!!" Al berbicara dan terbang mengelilingi Kaisar Azarn.

"Kau juga menuduh dragbel kecil ini," tambah Kaisar Azarn.

Al terbang dengan nyamannya dan duduk bersama Kaisar Azarn. Dan bisa-bisanya Kaisar justru tersenyum lembut!

Woy ini si Al pinter banget ngerayunya. Belajar dimana dia?

"Sekarang bawa dia! Kurung dan jangan biarkan seseorang menemuinya sampai aku datang nanti."

"Baik Yang Mulia!"

"Tidak! Yang Mulia anda tidak bisa melakukan ini!"

"Azarn! Azarn kau akan menyesal!!!"

Woah, tidak dong. Kaisar tidak akan menyesal, karena aku sudah punya rencana untuk menjatuhkan Count Argan.

Aku menyeringai tipis. Merasa puas dengan hasilnya. Hanya menunggu hingga pemberian hukuman selanjutnya.

Namun senyumku tak bertahan lama, karena setelahnya sebuah ledakan mana tiba-tiba muncul tanpa terduga.

Detik-detik sebelum terjadi ledakan, aku bisa melihat seringai milik Count Argan.

Dasar bajingan gila gitu!

~•~•~•~•~•~•~


Solar dengan wajah kusutnya menatap sosok yang sedari tadi berdiam diri didekatnya. Ia sedang minum teh bersama Thorn dan Blaze, namun orang ini tetap saja tidak pergi juga.

"Hei, kenapa kau diam saja?"

"Lalu saya harus apa?" Yvone menjawab datar.

"Kau tidak pergi?"

"Kenapa saya harus pergi?"

"Karena aku sedang tea time!"

"Dan saya sedang bertugas."

"Kau! Astaga!"

Solar berteriak frustasi dengan tingkah Yvone.

Sudah beberapa hari sejak Yvone menjadi ksatria pribadinya, namun mereka masih belum menemukan kecocokan satu sama lain. Bahkan untuk memulai penelitian ataupun latihan bersama pun mereka belum siap.

"Kenapa kau mau saja menjadi ksatria pribadi Arven? Apa Putra Mahkota memaksamu?" Blaze bertanya dengan raut bingung.

"Apa saya harus menjawab pertanyaan yang sama? Mohon maaf Pangeran Keempat, pertanyaan itu sudah sejak beberapa hari yang lalu anda tanyakan pada saya."

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang