• EMPAT PULUH LIMA •

1.8K 332 135
                                    

Aku tidak tau apa yang terjadi sekarang. Pikiranku benar-benar kacau dan aku berharap aku benar-benar bisa istirahat sejenak.

Tapi, kenapa? Kenapa aku terlempar ke dunia ini? Benarkah aku mengulang kehidupanku? Benarkah aku memang ditakdirkan untuk terus berulang kali mengalami semua ini?

Aku lelah. Aku hanya ingin berdamai dengan mereka.

Ketika mendengar suara teriakan mereka, rasanya semua saraf di kepalaku langsung bekerja dengan cepat. Amarah menjalar pada diriku dan aku mulai kehilangan konsentrasiku.

Dia menyakiti ayahku. Dia menyakiti ibuku. Dan sekarang dia menyakiti adik-adikku yang selama ini berusaha aku dekati agar aku bisa berdamai dengan mereka.

Bisakah aku mengubah semuanya? Bisakah aku menyelamatkan ayahku? Dan bisakah aku setidaknya berdamai dengan adik-adikku?

Tak masalah jika mereka masih membenciku, tapi kuharap mereka mau bermain bersamaku lagi.

--------

"Kak Arter!"

Taufan mencoba memanggil Halilintar yang bertarung secara membabi buta dengan Penyihir Gelap dan Leiron Argan. Mereka bertarung secara gila-gilaan, menghancurkan area istana tanpa memandang bulu.

Meski Taufan tau mereka tidak akan terluka karena perisai Halilintar yang melindungi mereka, tapi Taufan tetap merasa cemas.

"Azer! Coba gunakan panah es milikmu!"

"Tidak bisa! Mana Arter menghalangi milikku!"

Taufan dan Ice berusaha untuk mendekati Halilintar yang sudah kehilangan kontrol akan kekuatannya.

"Arzen..."

Gempa menoleh ketika mendengar suara ayahnya itu.

"Ayahanda!"

Semua Pangeran langsung bergegas kearah Kaisar Azarn yang terlihat kelelahan.

"Arter, dimana dia?" Kaisar bertanya dengan suara pelan.

"Arter kehilangan kendali atas kekuatannya Ayah! Kami berusaha untuk menenangkannya!"

"Hilang kendali?"

"Iya!"

"Lalu dimana Ibu kalian?"

Blaze yang berada di samping Ratu Althea menunduk sedih.

"Kak Arter sempat mengobati Ibu, namun Ibu masih belum sadarkan diri."

Kaisar Azarn menatap sang Ratu dengan pandangan bersalah.

"Ayah..."

Kaisar Azarn menoleh ketika Solar memanggilnya.

"Ya nak--"

BUAGH!

Tentu saja kelima Pangeran lainnya langsung berteriak dan menatap kaget Solar yang baru memukul ayahnya itu hingga terpental ke belakang.

"Ar-Arven..?"

"Oh, itu hadiah dari Kak Halilintar katanya. Sebagai balasan karena Ayah sudah bertindak bodoh," ujar Solar santai sambil memberikan senyuman sarkas pada Kaisar Azarn.

"Dan yang ini..." Solar berjalan menuju Kaisar Azarn dan dengan cepat mencubiti pipi dan juga menarik rambut Kaisar.

"...dari saya. Berhentilah melakukan tindakan bodoh yang membahayakan nyawa anda!!"

Arven Gila😩 Dia Kaisar loh! batin Taufan, Blaze dan Thorn yang syok. Sementara Gempa dan Taufan hanya bisa menatapnya tak percaya.

"Ayah jelas-jelas tau kalau Kak Arter ingin melindungi Ayah! Kenapa Ayah malah bertindak bodoh seperti ini!? Apa Ayah tau apa yang Ayah lakukan tadi!? Ayah mengikat kami dengan rantai milik Ayah dan itu sakit sekali tau!"

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang