• LIMA BELAS •

3K 365 55
                                    

Aku berlari dengan cepat menuju penjara bawah tanah istana Ruby Diamond. Beberapa penjaga yang melihatku langsung saja memberi hormat.

"Dimana Yvone Zewid?"

"Dia ada disel paling ujung, Yang Mulia Putra Mahkota."

"Antar aku kesana."

Dua penjaga itupun bergegas membawaku ke sel penjara paling ujung disini.

Suasana yang sedikit temaram, lembab dan sunyi. Suhu udara yang dingin menambah suasana kelam ditempat ini.

Di sel paling ujung ini, ada sosok perempuan tinggi yang merupakan satu-satunya orang yang menangkap dan menyeret Halilintar yang asli hingga membuatnya menderita akibat siksaan para pangeran.

"Yvone Zewid." Aku memanggil dengan nada dingin.

Perempuan itu mengangkat kepalanya, memandang lurus kearahku. Manik coklat muda tajam itu menatapku dengan senyum sinisnya.

"Lihatlah, siapa yang datang."

"Kau terlihat menyedihkan."

Aku mengambil kunci dari penjaga dan langsung membuka sel.

"Yang Mulia.. tu-tunggu..!"

Salah satu penjaga nampaknya hendak menahanku, namun aku menatapnya dingin.

"Kembalilah. Aku akan bicara berdua dengannya."

"Ba-baik Yang Mulia!"

Setelah kedua penjaga itu pergi, aku masuk ke dalam sel dan melirik kondisi Yvone. Kaki kirinya dirantai dan ada beberapa bekas luka diwajah dan tubuhnya.

"Ada apa Yang Mulia? Apa anda akan menghukum saya karena saya sudah membunuh anggota pasukan anda huh?"

Aku menatapnya dengan tatapan dingin. Keadaan Yvone saat ini benar-benar menyedihkan.

"Aku akan memberimu kesempatan, Yvone." Aku menatapnya dengan serius.

Aku harus mendapatkan kepercayaannya. Harus.

"Bekerjalah untukku."

Yvone terdiam sejenak sebelum akhirnya tertawa. Sebuah tawa manis khas perempuan, namun membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding.

"Lucu sekali. Aku membunuh bawahanmu, aku menghancurkan semua rencanamu, Yang Mulia," ujar Yvone sarkas.

Manik coklat muda itu menatapku dengan pandangan menilai.

Aku tidak punya waktu untuk mengikuti kalimat sarkas itu.

"Yvone, aku tau bahwa kau memiliki hubungan darah dengan Countess Argan."

Yvone langsung menatapku tajam.

"Kau cukup berguna karena dalam tubuhmu mengalir kekuatan sihir Cahaya yang berasal dari Countess Argan."

"Apa maumu!?"

Aku menyeringai. "Jadilah orangku, maka aku akan membebaskan dari hukumanmu."

"Akan lebih baik aku menerima hukuman daripada mengikutimu," delik Yvone.

"Ah," aku menyeringai. "Ternyata kau sangat menyukai hukuman mati ya."

"Kau pikir kau bisa lepas begitu saja dengan hukuman ringan?"

Aku tertawa, berusaha agar terlihat meyakinkan. Aku harus terlihat seperti Halilintar yang asli kan.

"Hah! Benar, anda adalah anjing gila kekaisaran. Hal yang tidak mungkin untukmu memberikan hukuman ringan," sinis Yvone.

Anjing gila?💢

Aku menghela nafasku, mencoba untuk menahan marah.

"Yvone, aku akan menugaskanmu untuk mengawal Pangeran Arven." Aku langsung ke inti alasan mengapa aku menemuinya.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang