• TIGA PULUH SEMBILAN •

2.5K 317 118
                                    

Akhirnya debutante yang ditunggu-tunggu tiba. Suasana istana De Glacius sangat sibuk dan ramai. Para pelayan dan prajurit saling berbagi tugas menyiapkan acara pada hari ini dengan baik.

Begitupun dengan Halilintar yang sedang mempersiapkan dirinya. Acara memang akan dimulai pada sore hari nanti, namun sedari pagi Halilintar sudah sangat sibuk dengan segala persiapan. Saat ini ia bahkan hanya bisa pasrah ketika para pelayan sibuk menata rambutnya dan memilihkan mahkota untuknya.

"Yang Mulia tolong pilih salah satu dari mahkota ini!"

"Ish! Tidak usah pakai saja! Lagipula para Pangeran lain tidak pakai kan!" kesal Halilintar.

"Tidak boleh, Yang Mulia! Anda kan Putra Mahkota!"

Kepala Pelayan Istana, Kumar Acrowl, menggeleng dengan kuat. Ia adalah orang yang membantu Halilintar untuk memberikan hadiah untuk adik-adiknya saat ulang tahun sebelumnya.

Halilintar melotot ketika Kepala Pelayan Acrowl membawa dua kotak berisikan mahkota dengan hiasan berlian berwarna merah. Wajah pria itu terlihat bersemangat.

"Anda harus menunjukkan ketampanan anda dan status anda!" seru Kepala Pelayan Acrowl dengan mata ambisius.

"Tak bisakah kau meriasku biasa saja? Ayolah, aku sudah lelah dan kalian bahkan tidak memberiku waktu untuk bertemu adik-adikku!" Halilintar tetap menolak.

"Biasa!? Tidak boleh! Anda itu Putra Mahkota, bukan hanya bangsawan biasa!"

"Dan lagi anda bisa bertemu para Pangeran saat sore nanti, sekarang mari kita pilih jas yang sesuai untuk anda. Warna apa yang anda mau? Bagaimana dengan putih? Atau anda ingin warna merah? Bagaimana jika emas!? Itu akan sangat cocok untuk anda!"

Kepala Pelayan Acrowl memandang Halilintar dengan mata penuh ambisi, membuat Halilintar semakin kesal.

"Argh! Gopal! Tak bisakah kau menyelamatkanku dari ayahmu ini!?"

Gopal menggeleng dengan wajah menahan tawa. "Yang Mulia, saya tidak bisa membantu anda kali ini."

"Yang Mulia tolong duduk dengan tenang! Kenapa anda bergerak-gerak terus seperti cacing sih!" seru Kepala Pelayan Acrowl.

Kepala Pelayan Acrowl mencoba menahan Halilintar agar duduk dengan tenang.

"Apa?! Cacing?! Hei aku sudah lelah, setidaknya berikan aku makanan!"

Pada akhirnya Kepala Pelayan Acrowl hanya bisa menghela napasnya. Sifat keras kepalanya Halilintar benar-benar tidak ada bedanya dengan dulu. Kepala Pelayan Acrowl akhirnya meminta pelayan lain agar membawa beberapa cemilan dan minuman untuk Halilintar

Setelah beberapa saat Halilintar akhirnya duduk dengan tenang.

"Gopal, bagaimana dengan persiapan?"

"Kami sudah bersiap-siap dan selama pesta berlangsung kami akan bersiaga ditempat yang telah diatur."

"Bagaimana dengan posisi Sir Browkel dan Dame Holfer?"

"Sesuai perintah anda, kami menempatkan keduanya tidak jauh disekitar Pangeran Arzen dan Pangeran Arlen."

"Dan bagaimana keadaan Arzen dan Dame Holfer? Tidak bertengkar kan?" tanya Halilintar.

"Uhm.. itu.. saya rasa mereka hanya butuh sedikit waktu, Yang Mulia." Gopal Acrowl menjawab dengan sedikit ragu.

Ya tidak masalah, asalkan Arzen tidak melakukan hal konyol maka itu akan baik-baik saja, batin Halilintar.

"Kepala Pelayan, jubah untuk Al sudah siap?" tanya Halilintar.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang