• DUA PULUH TUJUH •

1.9K 236 32
                                    

"Beraninya bangsawan sepertimu menyerang keluarga Kekaisaran!"

Aku mengencangkan cengkramanku pada leher Marquis Ferone, terbakar amarah dengan perkataannya itu.

Beraninya dia. Jika saat itu aku tidak menyadari memar itu, bisa saja sekarang Blaze akan terbaring sakit karena racun yang telah menyebar.

Sial! Bagaimana bisa aku kecolongan gini?

"Uhuk.. tolong maaf.. kan.. sa-saya.. uhukk.."

"Yang Mulia! Tolong dengarkan penjelasan ayah saya terlebih dahulu! Saya mohon!"

Ganesh berusaha untuk melepaskan tanganku dari leher Marquis Ferone.

Marah. Aku merasa marah.

"Grr!! Dasar brengsek!!"

Aku langsung saja melempar keduanya hingga keluar ruangan dan terjatuh ke taman yang berada dibawah. Pecahan kaca yang pecah akibat hantaman keduanya menyebar ke area taman. Menyebabkan orang-orang langsung berlarian dan terkejut melihat Marquis Ferone dan Ganesh Ferone terjatuh dari lantai 2.

"Tuan Marquis! Tuan Muda!"

Suara teriakan terdengar, aku melompat turun bersama Al dan Gopal lalu mendekati Marquis yang kini terbaring dikaki istrinya itu.

"Yang Mulia! Apa yang anda lakukan!? Mengapa anda menyerang suami dan anak saya?!"

Tangis Marchiones Ferone pecah ketika melihat suaminya tak sadarkan diri. Sementara Ganesh dipapah oleh Aline, mencoba untuk tetap sadar.

"Marchiones, suamimu terlibat dalam kasus pemalsuan identitas dan juga memanipulasi data penyihir elemen yang ada di Kekaisaran, selain itu ia juga berusaha meracuni Pangeran Asern dalam pesta ulang tahun kemarin. Selain itu, anakmu juga terlibat secara tidak langsung dalam kasus lain."

"Dan aku tidak ingin ada rengekan ataupun bantahan, aku kesini dengan tujuan mendapatkan tambang Darol dan juga mendapatkan informasi."

"Apa kau ingin diam dengan tangisan itu atau kita bicara lagi?"

Aku menatap mereka dingin, sebenarnya aku sedikit kasihan dengan Marchiones yang menangis, namun aku mengabaikan itu.

"Apa yang ingin anda dapatkan dari kami?" tanya Aline Ferone.

"Sebuah kejujuran. Jika Marquis mengatakan semuanya, maka aku akan bicara dengan Kaisar untuk setidaknya meringankan hukumannya."

"Tapi suami saya tidak melakukan hal-hal buruk! Ia adalah suami dan juga ayah yang baik!"

"Mungkin untuk kalian, tapi dia adalah penjahat dan juga mata-mata bagi orang lain."

Aku berjalan memasuki mansion lagi, dan membiarkan mereka mengobati Marquis Ferone sementara Marchiones mengikuti kami diikuti putrinya yang menjaga ibunya.

Kami berpindah ke sebuah ruangan yang berada didekat tempat Marquis dan Ganesh diobati.

"Baca itu, Marchiones. Aku mengharapkan kerjasama yang baik denganmu daripada suamimu," ujarku datar.

Marchiones dengan tangan yang masih sedikit gemetar, mengambil dokumen yang kuberikan dan membacanya dengan baik. Raut wajahnya seketika berubah terkejut dan airmata kembali menetes dari matanya. Aline yang terkejut mengambil dokumen itu dan membacanya cepat. Matanya membelalak kaget dengan apa yang dilihatnya.

"Inti elemen ayah.. hancur?" ucap Aline lalu melihatku dengan tatapan bertanya.

"Putra Mahkota, apa maksudnya ini?"

"Nona Ferone, kapan terakhir kali kita bertemu?"

"Itu sekitar 2 bulan yang lalu, Yang Mulia."

'Itu benar.'

The Crown Prince's and His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang