• SEBELAS •

3.3K 378 43
                                    

"Halilintar, dimana Solar?"

Ice yang sedang memberi perintah pada salah satu prajurit menoleh dan bertanya padaku.

"Tidak ikut. Ia akan kembali ke istana lebih awal sore ini."

"WAHH! Kok gitu? Tidak adil Halilintar~!" rengek Taufan yang tiba-tiba muncul.

"Apa terjadi sesuatu pada Arven?" tanya Thorn cemas. Disebelahnya Gempa dan Blaze juga menatapku ingin meminta jawaban.

"Dia baik-baik saja. Ada sesuatu yang harus dia lakukan di laboratoriumnya, karena itu dia memilih kembali lebih awal."

Ice mengangguk paham. "Ya, aku juga tidak bisa mengganggu jika itu sudah berkaitan dengan percobaannya."

Yang lain setuju dengan ucapan Ice. Fyuh, beruntung mereka semua mengerti. Memang Solar benar-benar anak bungsu yang dimanja, sama halnya dengan Thorn.

"Bagaimana Ice? Apa cara tercepat untuk memurnikan semua ini?"

"Aku butuh spirit milikmu dan Blaze sebagai penghangat. Spirit Gempa dan Thorn untuk memperbaiki tanah dan tanaman juga spirit Taufan untuk membersihkan udara yang tercemar. Sebenarnya aku membutuhkan spirit Solar juga untuk membantu memperbaiki sumber energi cahaya untuk desa, tapi kurasa kau bisa melakukannya kan Halilintar?" ucap Ice panjang lebar.

"Setelah itu kita akan menggabungkan semua spirit kita dan membangun dinding baru untuk Serlon," lanjut Ice.

"Kau tau membangun dinding pelindung tidak semudah itu Azer," ujar Blaze.

"Benar. Makanya itu aku memerlukan ketujuh spirit utama. Serlon adalah perbatasan langsung dengan hutan Kegelapan, jika kita hanya membuat dinding dengan 3 kekuatan spirit saja, itu bisa kembali runtuh," ucap Ice serius.

"Aku setuju denganmu Ice. Tapi, tumben kau berbicara panjang?" tanyaku.

"Bukankah seharusnya itu pertanyaanku? Kau yang banyak bicara akhir-akhir ini," ujar Ice datar.

"Oh eh, itu ya.. kau tau.. uhm.."

"Sudahlah." Ice kemudian menatapku.

Ice lalu berbalik dan menatap para prajurit serius.

"Baiklah, semuanya dengarkan baik-baik. Selagi para pangeran melakukan pemulihan, kalian para prajurit obati para warga dan beritahu mereka tentang rencana pemurnian ini. Minta pada mereka agar memberitahu wilayah yang paling parah dimana saja."

"Baik Tuan Muda!"

Beberapa prajurit langsung melaksanakan perintah Ice. Aku mendekati Gopal yang sedang mendengarkan arahan dari Gempa dan Ice.

"Gopal, setelah semua ini selesai, kita akan kembali 2 hari lagi. Jadi perintahkan para prajurit agar melakukannya dengan cepat."

"Baik Kapten, laksanakan."

"Apa kita bisa melakukannya? 2 hari terlalu cepat bukan?" tanya Gempa, kurang yakin.

"Itu lebih dari cukup, asal kita bisa berkerjasama dengan baik," ujarku.

"Kau cukup terburu-buru," sahut Ice.

"Ya, ada yang harus kulakukan," jawabku.

2 hari bahkan lebih dari cukup. Jika aku mau menyelesaikan semua ini, maka aku harus bergerak cepat.

Pesta ulangtahun Kaisar Azarn hanya tinggal beberapa bulan lagi. Aku harus mendapatkan bukti untuk bisa mencegah hal buruk yang akan terjadi nantinya. Kaisar Azarn tidak boleh mati dan Thorn tidak boleh lepas kontrol.

Dan juga bulan depan adalah debutante Taufan dan Solar, keduanya mengadakan debutante selang sehari. Lalu diikuti dengan debutante Ice, Blaze, Halilintar, Gempa dan yang terakhir Thorn.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang