• SEPULUH •

3.6K 389 34
                                    

'Percaya atau tidak, energi mana dan spiritmu bisa membuat kita kembali mengulang waktu, melewati berbagai dimensi dan kembali menjadi Halilintar Zyn Arter Glacius, sosok pangeran yang menyedihkan itu.'

Halilintar berdiri dengan raut terkejut. Cahaya merah terang itu menampilkan gambaran dimana Halilintar yang terus menerus melakukan perjalanan waktu. Dan Halilintar langsung berteriak begitu melihat sosok dirinya dulu.

"Wah wah!! Itu diriku! Hei bagaimana bisa aku..! Wah lelucon macam apa ini!?"

"Hei Al! Kau pasti sedang bercanda denganku kan?"

Al hanya menatap Halilintar. Gambaran itu terus berlanjut berulang kali selama beberapa saat dengan cepat hingga waktu terakhir, dimana sosok 'Halilintar' sekarang berada.

Al kembali melirik Halilintar yang tampak syok. Ia lantas menghilangkan cahaya merah itu dan menatap Halilintar serius.

'Ya, itulah kenyataannya. Aku adalah kau, kau adalah aku. Itu saja.'

Halilintar menggelengkan kepalanya kuat.

Ini bercanda kan? Aku? Reinkarnasi Halilintar?! Aku!?

"Al! Jangan bercanda!"

'Ck, aku tidak bercanda. Aku sudah menceritakan padamu tentang diriku. Jadi lunas hutangku.'

Halilintar menatap Al dengan pandangan tak percaya. Ia mengepalkan tangannya sebelum menjitak dragbel itu kesal.

"Ka-kalau begitu kau yang keberapa?! Dan aku..!? Bagaimana denganku!? Aku reinkarnasi yang keberapa berarti!!???" Halilintar terlihat kebingungan. Ia menghitung dengan jarinya dan berakhir dengan ia yang kebingungan.

'Entahlah. Sangking seringnya aku-oh tidak, 'kami' lelah untuk menghitungnya.'

"Ber-berarti.. ini bukan yang ketiga atau keempat?" tanya Halilintar.

'Tentu saja bukan bodoh, kau tidak melihatnya tadi?'

Bletak!

'Argh! Hei apa yang kau lakukan!"

Al mengepakkan sayapnya kesal ketika Halilintar tiba-tiba saja menjitaknya sedikit keras.

Halilintar mengabaikan kekesalan Al dan beranjak ke kasurnya.

"Kau tidurlah di kursi itu, Gopal sudah menyiapkan alas tidur untukmu," ujar Halilintar kesal.

'Dasar, kalau tidak percaya ya sudah. Nanti juga pasti percaya dan yakin.'

"Tentu saja aku tidak percaya! Kau bilang aku orang asing!" Halilintar menunjuk Al kesal.

'Memang, kau kan dari dunia lain, wajar saja kan? Kau 'Halilintar' pertama yang bereinkarnasi ke dunia lain selain dunia ini.'

"Ah nggak tau deh! Dah tidur sana!"

Halilintar berbalik dan memunggungi Al yang hanya bisa menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

'Ya sudah. Yang penting aku sudah memberitahumu ya. Mungkin saja Dewa Spirit nanti akan menemuimu.'

Al terbang menunju alas tempat dia tidur dan meringkuk. Halilintar berbalik, melirik Al yang sepertinya sudah tertidur.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang