• EMPAT PULUH TIGA •

1.9K 320 99
                                    

Suasana menjadi semakin menegang. Dengan Kaisar Azarn yang terlihat percaya diri sedangkan Halilintar terlihat mencoba untuk menahan kekesalannya.

"Kupikir kau cukup kuat hingga melakukan pengkhianatan seperti ini, Leiron. Tapi ternyata kau lemah ya," ejek Kaisar Azarn pada Leiron Argan.

"Diam kau, Amato! Karena kau lah semuanya tidak berjalan sesuai keinginanku!"

"Hm benarkah? Kupikir kau akan tetap menjadi pengecut yang hanya berdiam diri."

"Diam! Kaulah yang pengecut! Berlari seperti anjing yang ketakutan!"

Halilintar hanya bisa menghela napasnya pusing. Ia menatap tajam kearah Al yang kini masih berusaha melepaskan ikatan rantai yang ada di tubuhnya.

Rantai emas itu adalah salah satu kekuatan milik Kaisar Azarn. Salah satu kekuatan pengekang yang kuat yang bahkan Halilintar pun kesulitan melawannya.

Halilintar melirik Penyihir Gelap yang menyeringai kearahnya. Ia menyentuh tangan ayahnya, menatapnya dingin.

"Cepat pergi dari sini. Ini kesempatan terakhir Ayah," ucap Halilintar dingin.

Kaisar Azarn tersenyum. Ia menggelengkan kepalanya.

"Tenanglah Arter, aku tidak akan mati. Nah kau urus penyihir itu, aku akan mengurus Leiron Argan."

"Ayah!"

'Kita harus bagaimana? Ayah benar-benar menyebalkan.'

Halilintar menyetujui ucapan Al. Halilintar paham jika ayahnya itu ingin melindunginya, tapi bukankah sebelumnya ia sudah memberitahu strategi yang akan ia lakukan hari ini? Seharusnya Kaisar Azarn bersama Gopal Acrowl menyelesaikan bagian lain, tapi karena kebodohan kaisar satu ini membuat Halilintar mau tak mau harus bisa mempercayakannya pada Ratu Althea dan Gopal Acrowl.

Halilintar menyentuh anting komunikasi miliknya.

"Acrowl, setelah semua ini selesai. Bersiaplah untuk berlatih denganku ditengah badai salju."

"Yang Mulia tolong maafkan sayaaa ╥╥"

Balasan penuh rengekan itu membuat Halilintar semakin kesal.

"Luke, kau pergi dengan Kaisar, aku akan mengurus Penyihir Gelap itu dengan Al."

Luke mengangguk dan dengan cepat melesat membantu Kaisar yang sudah menyerang Leiron Argan duluan.

Al dengan cepat mengibaskan sayapnya, mengirimkan serangan listrik kearah Penyihir Gelap itu. Aku langsung mengeluarkan pedang milikku dan melesat ke belakang Penyihir Gelap itu.

Klanggggg!!!

Seranganku dihalau olehnya dengan menggunakan pedang yang secara tiba-tiba muncul dibelakang Penyihir Gelap itu. Aku tersentak ketika melihat pedang itu.

"Tak.. tak mungkin.."

"Kau! Bagaimana bisa kau punya kekuatan Spirit Cahaya hah!?"

"Hm? Kau masih tidak sadar?" Penyihir Gelap itu tertawa. Seolah meledek Halilintar yang terlihat terkejut. "Kupikir kau pintar, ternyata tidak ya?"

Halilintar menggeram, ia dengan cepat kembali melayangkan serangan bertubi-tubi pada Penyihir Gelap itu. Al dengan cepat terbang ke langit dan mengirimkan napas api kearahnya.

Namun sayangnya seperti dugaan Halilintar, Penyihir Gelap itu cukup kuat. Ia dengan cepat melesat dan tiba-tiba saja sudah dibelakang Al dan menyerangnya dengan sihir gelap. Tentu saja Al berteriak kesakitan begitu tubuhnya terkena serangan itu hingga jatuh ke tanah.

Tak tinggal diam, Halilintar membalasnya dengan mengirimkan serangan bola es dari Spirit Es miliknya dan mengirimkan ombak raksasa dari Spirit Air.

Lagi, serangan Halilintar bisa dipatahkan dengan mudah oleh Penyihir Gelap itu, membuat Halilintar berteriak frustasi.

The Crown Prince's and His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang