• EMPAT PULUH SATU •

1.7K 304 140
                                    

Aku menatap datar Thorn yang berteriak padaku. Wajahnya terlihat mengeras, begitupun dengan Leiron Argan yang juga terkejut dengan tindakan yang aku lakukan.

Aku tau ekspresi itu, ekspresi penuh amarah dan kekesalan ketika apa yang mereka rencanakan keluar dari jalurnya dan menabrak sesuatu yang lain.

"Kak Arter!"

Solar langsung membalikkan tubuhku dan mengusap darah yang mengalir dari hidungku. Tangannya sedikit gemetar. Dia terlihat panik. Aneh sekali, padahal aku hanya sedikit berdarah.

"Arven, aku baik-baik saja," tukasku sambil tersenyum tipis padanya.

Solar terlihat tidak yakin, tapi pada akhirnya ia kembali tenang.

"Putra Mahkota, anda baik-baik saja?" Gempa ikut mendekat dan memeriksaku.

"Ukh.. sebenarnya apa-apaan sih semua ini.." gumam Gempa.

Aku paham mengapa mereka semua terkejut seperti itu. Karena aku baru saja menggabungkan kedua inti Spirit milikku. Penggabungan Spirit adalah hal yang tidak pernah terjadi dan tidak ada yang tau apa dampak dari penggabungan Spirit ini.

"Apakah... Inti Spirit Putra Mahkota hancur?"

"Tidak, hei lihat itu, Inti Spiritnya menyatu jadi satu!"

"Astaga! Bagaimana bisa Inti Spirit yang berbeda bergabung seperti itu?"

Semua orang menatapku dengan wajah terkejut dan tak percaya.

"Apa yang anda lakukan, Putra Mahkota? Apa anda sudah gila?" Leiron Argan menatapku dengan tatapan terkejut.

"Hm? Aku masih cukup waras," jawabku tenang.

"Putra Mahkota! Anda baru saja melakukan sihir terlarang!! Bagaimana bisa anda menyatukan Inti Spirit yang berbeda!?" Leiron Argan berseru padaku.

Aku mendengus. Harusnya dia berkaca. Ini menyebalkan.

"Sihir terlarang kau bilang? Hahaha!"

"Nampaknya kalian semua tidak percaya dengan apa yang aku dan Pangeran Arven katakan ya?"

Aku menghela napasku, kembali menyakinkan diriku kalau aku bisa melewati ini.

"Jika aku memang pelaku dari pencurian ini, maka pedang Dwarf sendiri pasti akan langsung bereaksi begitu aku dan Pangeran Arven berbicara tadi. Dan kedua Inti Spiritku tidak hancur, melainkan bersatu."

Aku mendekatkan Spirit milikku yang sudah bersatu dan mengirimkan energi mana pada pedang Dwarf.

Pedang itu bergetar, menunjukkan reaksi yang positif pada energi mana kedua Spirit yang kugabungkan.

"Lihat, jika aku melakukan sihir terlarang, harusnya pedang Dwarf akan bereaksi dan dengan cepat menghancurkan Inti Spirit milikku juga akan langsung menebas leherku," jawabku dengan tenang.

"Lagipula, Inti Spiritku..."

Aku kembali menyentuh Inti Spirit yang sudah tergabung itu, menyentuhnya pelan dan kemudian melepaskan energi manaku hingga kedua Inti Spirit itu kembali terpisah.

"...bisa kulepaskan lagi seperti semula."

"Astaga!"

"Itu bagaimana bisa!?"

Lagi, semua orang berbicara sambil menatapku dengan berbagai ekspresi. Al juga nampak terkejut, tak menduga bahwa aku berhasil melakukannya. Ia pasti sangat terkejut karena sebelumnya kami bahkan tidak berhasil melakukan ini dan berakhir dengan aku yang melukai diriku sendiri.

Aku tidak yakin bagaimana ekspresi para Pangeran juga orang tuaku, namun aku bisa memastikan bahwa mereka juga sama terkejutnya dengan orang-orang.

Pandanganku kini beralih pada Leiron Argan yang memegang erat tongkat sihirnya. Tatapan penuh amarah itu diarahkan padaku. Tak jauh dibelakangnya, ada seorang pria yang menutupi wajahnya dengan jubah berwarna biru tua.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang