• TIGA PULUH TIGA •

2.3K 325 68
                                    

"Siapa kau? Apa benar kau adalah Putra Mahkota Arter?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Kaisar Azarn itu membuatku terdiam selama beberapa saat. Kenapa ia menatapku dengan tatapan itu?

Tatapan tajam seolah ingin menelanku, namun juga ada rasa curiga dan khawatir untuk mendengar jawaban yang akan aku keluarkan.

Ah, mengapa aku tiba-tiba gugup untuk menjawabnya? Aku harus menjawab pertanyaan itu. Kenapa seolah aku kesulitan bernapas ketika mendengar pertanyaan Kaisar?

Aku merasa seolah aku tiba-tiba saja terjatuh ke dalam lautan yang dalam. Aku tidak bisa bernapas sejenak. Secara pelan mengatur napas dan raut wajah, aku menatap Kaisar.

"Tentu saja saya adalah Halilintar Zyn Arter Glacius."

Aku berusaha untuk menjawab dengan tenang. Menatap Kaisar dengan pandangan datar seolah merasa heran dengan pertanyaan itu.

"Lalu ada apa dengan semua perubahan ini? Bukankah Putra Mahkota adalah orang yang tidak terlalu memikirkan soal ini?"

"Maksud anda saya harus diam saja?"

Kaisar menggeleng. "Arter, kau tau, perubahanmu ini membuat kami semua terkejut."

"Saya mengerti bahwa apa yang saya lakukan akhir-akhir ini membuat anda semua curiga. Tapi apa yang saya lakukan ini murni untuk memperbaiki hubungan saya dengan anda semua," ucapku serius.

"Memperbaiki hubungan? Hahaha, Putra Mahkota, apa kau berpikir aku sebodoh itu? Kau bukanlah orang yang dengan mudahnya membantu orang lain."

Kaisar membalas dengan tajam dan dingin, aku menghela napasku kasar.

"Yang Mulia, jadi maksud anda saya harus diam saja melihat adik-adik saya terluka dan kemungkinan bahwa anda akan mati dimasa depan?"

Kaisar sedikit terkejut mendengar ucapanku yang blak-blakan ini.

"Arter, jaga ucapanmu itu," geram Kaisar Azarn.

"Jika anda mati, saya belum bisa langsung naik takhta karena usia minimal seorang Kaisar adalah 19 tahun. Dan saya tidak berpikir untuk menjadi Kaisar dengan kematian anda," ucapku dingin.

Usia minimal seorang Kaisar adalah 19 tahun, tapi kenapa 'Halilintar' dalam novel masih menjadi seorang Putra Mahkota diusia 22 tahun? Aku harus bertanya pada Al nanti soal ini.

"Bukankah kata-katamu terlalu kasar Arter? Apa kau sadar dengan siapa kau bicara saat ini?"

Kaisar Azarn menatapku dengan pandangan yang dingin. Manik emas yang biasanya terlihat lembut itu kini nampak seperti tatapan hewan buas.

"Ingatlah, jika yang kau katakan ini adalah sebuah kesalahpahaman, maka bukanlah sulit bagiku untuk melepas statusmu sebagai Putra Mahkota, Arter."

Kaisar Azarn berujar dingin, manik emas yang mirip seperti Gempa itu masih memandangiku dengan serius.

Ah, mata itu sama seperti mata Gempa yang menatapku dingin...

Sebentar, apa yang baru saja kupikirkan?

"Tentu saja saya saat ini berbincang dengan anda, Yang Mulia Kaisar, yang juga adalah Ayah saya."

"Kau terlihat lancang dengan kata-kata kasarmu itu, Arter," ucap Kaisar Azarn.

Mana miliknya tiba-tiba saja semakin menguat, menekan diriku jika saja aku tidak menahannya.

"Saya bersumpah atas apa yang saya katakan ini. Jika apa yang saya katakan ini tidak terjadi atau bahkan terjadi lebih awal, saya akan melindungi adik-adik saya juga anda dan Ratu, Yang Mulia. Namun jika apa yang saya katakan hanyalah kesalahan semata, anda bisa menghukum saya."

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang