• EMPAT •

5K 498 12
                                    

Saat ini adalah tahun 321 kalau menurut kalender Glacient. Yang mana adalah tahun dimana kaisar sekaligus ayah dari para pangeran kembar tewas karena pembunuhan berencana. Itu terjadi saat istana sedang mengadakan pesta dansa untuk memperingati ulang tahun kaisar.

Kalau tidak salah, kaisar dibunuh saat ia sedang bersama Thorn kan ya? Karena melindungi Thorn yang saat itu terluka, kaisar menggunakan semua kekuatan spiritnya dan memaksa tubuhnya yang saat itu memang terluka parah untuk mengeluarkan energi yang cukup besar.

Dan ledakan besar pun menghancurkan aula dansa istana utama. Thorn ditemukan dalam keadaan terluka parah sedangkan kaisar ditemukan tak bernyawa tak jauh dari posisi Thorn ditemukan.

"Pelakunya adalah count Argan yang tidak terima dengan keputusan kaisar tentang pembangunan kuil suci didaerah Balbarou," gumamku pelan.

Count Argan, salah satu bangsawan pendukung pangeran ketiga untuk menjadi kaisar.

Dinovel dia adalah salah satu tokoh yang memanfaatkan Gempa agar naik takhta sebagai kaisar. Ia bahkan meracuni kaisar dan melakukan kontrak dengan iblis untuk membunuh kaisar dan juga para pangeran lainnya.

Namun sayangnya rencananya tidak berjalan lancar. 2 tahun setelah kematian kaisar, Halilintar membunuh count Argan sesaat setelah ia kembali dari wilayah Timur.

"Wah, kalau begitu, aku harus menghindari kematiannya bukan?"

Aku menatap kertas yang kutulis mengenai kejadian-kejadian yang akan datang.

"Gopal, panggil Thorn untuk menemuiku sekarang."

"Baik yang mulia, saya izin keluar."

Setelah Gopal keluar, aku duduk sambil menatap jendela yang menghadap ke taman utama istana putra mahkota.

Jika Thorn bisa melindungi dirinya, apakah akan ada yang berubah? Kalau dia bisa menggunakan kekuatan spirit elemennya dengan tepat, apa kaisar bisa selamat?

'Hei, kau yakin bisa menyelamatkan kaisar?'

"Diem deh. Kalau kau tidak bisa bantu, mending diam, bisikan setan."

'Sial! Aku bukan bisikan setan!'

"Kalau begitu mau kuberi nama?"

'Aku juga punya nama tau.'

"Ya terus kenapa kau nggak ngomong!? Mana aku tau kau punya nama atau tidak!"

''Panggil saja Al."

Al? Namanya keren juga.

"Okay Al, bagaimana jika kau membantuku?"

'Apa?'

"Kau tau letak istana utama dengan baik kan? Kau pernah bilang begitu."

'Iya, aku hapal.'

"Kalau begitu, bantu aku nanti. Karena aku akan bertemu kaisar saat makan malam besok."

'Hm.'

Tok tok tok

"Yang mulia putra mahkota, pangeran Arlen sudah datang."

"Masuklah."

Pintu terbuka, menampilkan Thorn dalam balutan pakaian resmi berwarna hijau dan hitam.

"Saya memberi salam pada matahari muda kekaisaran," salam Thorn.

"Ya, bagaimana kabarmu?"

"Saya merasa sehat berkat perhatian anda yang mulia."

Aku menyuruh agar Gopal keluar dan membiarkan kami untuk bicara berdua.

The Crown Prince's and His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang