• DUA PULUH SATU •

3K 338 27
                                    

"Kenapa silau sekali? Apa pagi sudah datang?"

Ujarku sambil menutupi mataku dengan tangan.

"Pelayan, tolong bawakan air."

Hening.

"Pelayan?"

Aku membuka mataku perlahan dan melihat sebuah ruangan kosong berwarna putih.

Tunggu, ruangan putih?

INI DIMANA WOY?

Ini bukan kamarku, dan ini bukan di istana Ruby Diamond juga. Lantas aku ada dimana? Aku melihat pakaianku yang masih pakaian tidur. Tunggu, apa ini mimpi? Aku mencubit pipiku dan tidak terasa sakit. Berulang kali mencubitnya dengan keras.

"Ini mimpi apaan? Haloooooo????"

"Ada orang??"

Aku berjalan tanpa arah, karena ruangan ini benar-benar tidak memiliki apapun dan hanya aku sendiri.

"Heiiii????"

"Al? Gopal?"

Tidak ada siapapun. Sebenarnya mimpi apa ini? Tempat apa yang sebenarnya aku datangi ini?

"Al! Gopal!"

"Untuk apa kau mencari mereka?"

Aku berbalik ketika mendengar suara yang tiba-tiba muncul. Namun tak ada siapapun.

"Siapa itu!? Tunjukkan wajahmu!"

Sebuah cahaya emas dan putih pun muncul, membentuk sebuah gumpalan awan besar yang membuatku merasa segan seketika.

Itu apaan coba??

"Apa kabar nak? Mengapa Halilintar yang 'lain' juga ingin bertemu denganku?"

Halilintar... yang 'lain'?? Jangan-jangan dia ini..

"Apa anda Dewa Elemen?"

"Iya anakku. Ada apa?"

Benarkah?

"Mengapa wujud anda seperti ini?"

Sebuah tawa menggelegar diruangan putih ini. Aku menutup telingaku yang sedikit berdengung akibat tawa itu.

"Hohoho, apa kau yakin bisa menahannya jika aku menampakkan wujud asliku?"

"Maafkan saya. Tapi Dewa, ada banyak hal yang ingin saya tanyakan pada anda."

Aku berujar dengan cepat.

"Saya bukan asli dari tempat ini! Saya adalah orang dari dunia lain yang terlempar ke dunia ini! Saya bukan Halilintar, namun tiba-tiba saja seseorang mengatakan bahwa saya---"

"Bukankah Halilintar yang 'itu' sudah menjelaskannya padamu nak?"

Aku tersentak. Yang dia maksud itu Al kan?

"Anda pernah bertemu Al?! Beritahu saya apa yang sebenarnya terjadi!"

"Bukankah ini keinginanmu sendiri anakku?"

"Ya???"

"Nak, aku sudah mengabulkan permintaanmu sebelumnya. Jika waktunya sudah tiba, jangan lupa dengan janji yang kau berikan padaku."

"Janji apa? Saya tidak paham! Dewa Elemen, saya mohon beritahu saya!"

Aku tidak bisa diam saja. Aku sudah bertemu dengan Dewa Elemen, banyak hal yang ingin kutanyakan.

Aku mengepalkan tanganku yang gemetar. Manik ruby milikku menatap gumpalan awan yang bersinar itu dengan serius.

"Saya dikirim oleh seseorang ke dunia ini! Saat saya sadar, saya sudah berada di tubuh Halilintar! Saya ingin tau bagaimana keadaan tubuh saya di dunia saya! Tolong beritahu saya!"

The Crown Prince's and His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang