• EMPAT PULUH DUA •

2K 307 154
                                    

Gopal Acrowl memperhatikan area yang mereka lewati dengan seksama. Ia harus menjalankan perintah dari Halilintar dengan cepat sehingga ia bisa kembali untuk membantu tuannya itu.

Gopal Acrowl melirik kebelakang, dimana Sang Kaisar dan Ratu mengikutinya dengan tenang, meskipun sesekali mereka bertanya dan Gopal Acrowl hanya bisa menjawab seadanya.

"Sir Acrowl, apa Arter bisa bertahan? Apa kalian benar-benar sudah memperkirakan ini?" Ratu Althea bertanya dengan wajah khawatir.

Gopal Acrowl menghentikan langkahnya sejenak.

"Yang Mulia Ratu, anda bisa mempercayai Putra Mahkota. Beliau pasti akan kembali dengan keadaan baik-baik saja."

"Apa kau yakin!? Jika memang begitu mengapa dia mengurus itu sendiri?! Tidak dibandingkan itu dimana Arven? Kenapa dia tidak ikut dengan kita juga? Lalu bagaimana dengan Arlen?"

Gopal Acrowl melirik kearah Gempa yang terus saja berbicara dengan nada marah. Sedari tadi Yaya Douter sudah berusaha untuk menenangkan Pangeran itu, namun nampaknya sia-sia. Bahkan Hannah Holfer pun terlihat sekesal itu pada tuannya.

"Pangeran Arzen, saya akan menyampaikan pesan Putra Mahkota untuk anda." Hannah Holfer berujar dengan tenang.

"Katakan ini pada Arzen, aku tau kau memiliki emosi yang panas. Ikuti dengan tenang mereka dan kau akan menemukan alasan mengapa selama ini aku berusaha untuk tidak membiarkan kalian terlibat. Kali ini saja, kumohon ikuti permintaanku ini."

Gempa terlihat tersentak. Ia menatap Hannah Holfer yang berada disebelahnya.

"Jangan menatap saya begitu. Saya juga diminta untuk rukun dengan anda, Pangeran."

Gempa menghela napasnya kesal. Pada akhirnya ia menurut dan mengikuti Gopal Acrowl dan Yaya Douter dengan tenang.

Sementara itu, Ice yang mengikuti paling belakang, berbisik pada ksatrianya.

"Sir Amar, setelah ini selesai cari tau tentang semua yang dilakukan Putra Mahkota selama 1 tahun belakangan."

"Baik, Pangeran." Amar Vere mengangguk menjawab ucapan Ice.

Mereka berjalan menyusuri lorong panjang yang berada dibawah istana. Ini mungkin terasa familiar untuk Kaisar Azarn, Ratu Althea, Gopal Acrowl juga Hannah Holfer. Tapi tidak untuk para Pangeran. Mereka tidak pernah tau ada lorong bawah tanah seperti ini.

"Ayahanda, tempat apa ini?" Blaze akhirnya bertanya setelah beberapa saat ia hanya diam.

"Hm? Ini lorong rahasia, jalan bawah tanah menuju bagian lain istana," jawab Kaisar Azarn.

"Kenapa Sir Acrowl sangat paham tempat ini? Apa Putra Mahkota juga mengetahui tempat ini?" tanya Taufan.

Kaisar Azarn menghentikan langkahnya lalu berbalik. Tersenyum pada putra keduanya itu.

"Axer, Arter mengenal tempat ini jauh lebih banyak daripada kita."

Taufan merasa bingung, tak mengerti maksud perkataan ayahnya itu.

"Yang Mulia, kita sudah sampai."

Setelah Gopal Acrowl mengatakan itu, mereka akhirnya keluar dari lorong bawah tanah yang panjang itu. Apa yang menyambut mereka adalah lapangan luas dimana beberapa senjata dan juga kuda-kuda perang berada.

Blaze tersentak ketika melihat tempat ini. Manik jingga miliknya membulat dan kemudian ia berlari melewati Gopal Acrowl dan langsung menatap sekitarnya.

"Ini... bukankah ini tempat latihan pasukan Thunderbird?!" serunya sambil menatap Gopal Acrowl lekat.

Gopal Acrowl dan Hannah Holfer mengangguk ketika mendengar tebakan Blaze. Sedikit tak menyangka Pangeran Keempat itu mengetahui tempat ini.

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang