Amar Vere menatap heran tuannya yang sedari tadi terlihat lesu sembari menatap botol obat miliknya. Sedari tadi Pangeran Kelima itu hanya diam termenung sambil mengusap selimut bulu berwarna putih bercampur biru muda itu. Sepertinya itu adalah selimut yang diberikan oleh Putra Mahkota ketika mereka ulang tahun kemarin.
"Uhm.. Pangeran Azer? Anda baik-baik saja?" tanya Amar Vere khawatir.
"Amar, kupikir aku akan gila.." Ice menjawab dengan lesu.
Amar Vere hanya bisa menatapnya bingung. Tidak yakin dengan apa yang dimaksud oleh tuannya itu.
"Apa ada sesuatu yang terjadi kemarin, Pangeran?"
"Aku mengacaukan segalanya.."
Amar Vere hanya bisa semakin bingung ketika melihat tuannya itu semakin lesu.
"AZERRRRRR!!!"
"HEI AZER!!"
Ice menoleh, menatap Thorn dan Solar yang berlari kearahnya dengan cepat. Dibelakang mereka, Sai Browkel dan Yvone Zewid mengikuti dengan tenang.
"Apa kau tau?!" Keduanya langsung berbicara dengan nada terengah-engah didepan wajah Ice.
"Atur dulu napas kalian," heran Ice dengan tingkah kedua adik bungsunya itu.
"Tidak ada... hah.. waktu!" Solar berbicara dengan napas tersengal-sengal.
"Kak Arter! Kak Arter akan dikirim ke perbatasan Tenggara selama 4 tahun!!" seru Solar.
"Apa?"
"Salam pada Pangeran Kelima, Pangeran Keenam dan Pangeran Ketujuh."
Mereka semua menoleh ketika salah satu ksatria Kaisar datang.
"Ada apa?"
"Yang Mulia Pangeran, anda semua diperintahkan oleh Yang Mulia Kaisar untuk segera hadir di ruang rapat utama."
"Tiba-tiba? Aku tidak tau kalau akan ada rapat hari ini?" bingung Ice.
"Azer! Itu dia!" Solar menggoyahkan tubuh Ice. "Azer bujuk Ayah agar kami ikut juga!!"
"Bujuk apa? Kalian ini kenapa sih?"
Thorn memegangi tangan Ice sambil menatapnya penuh harap.
"Bujuk Ayahanda agar kami juga ikut denganmu dan Arzen! Tidak adil jika hanya kalian berdua saja yang ikut bersama Kak Arter ke perbatasan Tenggara!!" rengek Thorn.
"Apa maksudnya itu? Tiba-tiba sekali Arter dikirim ke perbatasan Tenggara?" Ice terlihat heran. Ia mencoba mengingat sesuatu, apa ini terjadi di kehidupan sebelumnya?
"Itu karena perintah dari Yang Mulia Kaisar, Pangeran Azer. Anda dan para Pangeran diminta hadir di ruang rapat untuk membahas pengintaian yang di perbatasan Tenggara untuk membangun kerja sama diantara pihak Kekaisaran dan pihak Kerajaan."
"Apa?"
-----------
Ice berjalan bersama Thorn dan Solar dengan pikiran berkecamuk. Belum selesai permasalahannya dengan kakaknya semalam, kini ia harus mengikuti kakaknya itu secara tiba-tiba.
Bukannya Ice membenci rencana mendadak ini, ia hanya sedikit ragu. Mengingat betapa kasar dan kejamnya dia juga Gempa di masa lalu, bukankah itu hanya akan menyakiti Halilintar secara tidak langsung? Ia mencoba mengingatnya, apa sesuatu seperti ini pernah terjadi di masa lalu.
"Padahal aku ini pedangnya Kak Hali, tapi kenapa aku tidak diikutsertakan," ujar Solar lesu. Thorn menatap Solar sambil terkekeh lalu beralih ke Ice.
"Azer, soal yang kemarin, kau sudah bertemu orang itu?" tanya Thorn pelan. Ia terlihat cemas sekaligus penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's and His Brothers
Fanfiction🚨SLOW UPDATE🚨 Aku ingat terakhir kali adalah aku sedang membaca sebuah novel dan kemudian terlelap karena lelah. Dan saat bangun aku malah ada didunia lain!? Bukan hanya itu, aku juga adalah seorang PANGERAN?! Lelucon apa ini???!!!! Novel "The Dea...