• DUA BELAS •

3.5K 376 73
                                    

Keesokkan harinya...

Hening terus berjalan di dalam kereta kuda yang melaju cepat. Baik Al dan Solar hanya saling diam tanpa berbicara.

Keheningan ini terasa canggung, namun entah kenapa mulut keduanya tetap saja tertutup rapat. Solar melirik jendela dan nampak matahari mulai terbit. Sudah hampir 6 jam mereka berada didalam kereta kuda, dan kurang dari 1 jam mereka akan sampai di wilayah kekuasaan Leiron Argan.

Sejujurnya ia ingin menggunakan kertas teleportasi yang Halilintar beri, tapi Halilintar melarangnya dan meminta agar menggunakannya hanya di mansion Count Argan atau saat mereka hendak ke mansion Argan.

"Hei.. setelah turun apa yang harus kita lakukan?"

Al menoleh. "Tentu saja menyamar sebagai pelayan dimansion Argan."

Hening kembali setelah percakapan singkat itu. Al hanya menatap luar dengan wajah datar, sementara Solar dengan wajah kesal mengeluarkan spiritnya dan mulai berbicara sesuatu.

"Apa yang kau lakukan?" Al menatap aneh Solar.

"Hei drag-- aish maksudku Al, apa kekuatanmu hanya elemen petir dan api saja?"

Al mengangguk, untuk saat ini ia hanya memiliki 2 elemen itu karena keenam elemen lainnya masih terkunci.

"Ya, ada lagi, namun aku harus menunggu."

"Begitu.. ya.."

"Ya."

Ini canggung.. pikir Solar.

Solar melirik Al lekat. Rambut putih dengan mata violet yang cerah namun tajam, pakaian aneh yang tidak pernah ia lihat. Apakah ia memakai dalaman ditambah dengan mantel? Atau itu jubah?

"Kenapa Arter membawamu? Tentunya kau tau kalau kaummu sudah menyerang kak Arzen dan kak Asern," ujar Solar.

Aku benci ketika dia menyebut Dragbel adalah kaumku, batin Al kesal.

"Itu bukan urusanku. Aku tidak ingin disamakan dengan mereka," jawab Al ketus.

Solar menatap Al kesal. "Hei! Kakak-kakakku terluka tau!"

"Apanya yang terluka? Tergores saja cuma dibeberapa bagian, lemah sekali jika kau sampai meributkan hal seperti itu."

Al menjawab santai. Membuat Solar mengepalkan tangannya.

"💢💢💢💢💢"

'Al.'

Al mengfokuskan pikirannya.

'Kenapa kau menghubungiku?' tanya Al.

'Hanya khawatir. Kalian tidak bertengkar lagi kan?'

'Kau ingin kami bertengkar?'

Halilintar nampaknya merasa kesal. 'Al, jangan mencari masalah.'

'Tidak, kami hanya berbincang sedikit.'

'Itu bagus. Hubungi aku jika kalian butuh sesuatu.'

The Crown Prince's and His Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang