6. It Gets Worse

12.6K 506 7
                                        


Pagi telah tiba, sinar matahari terik menembus kaca sebuah kamar, membuat Elli mengerjapkan matanya jengah, mata terasa berat akibat rasa kantuk yang masih melekat di seluruh tubuhnya.

Gadis itu tidak ingin bangun dari tidurnya sama sekali, matanya masih terpejam seolah itu adalah kenikmatan yang tiada tara.

Alarm kembali berbunyi kencang.

"Astaga... " Gumam Elli.

Ia terbangun dan duduk di kasur dengan tatapan planga-plongonya, lalu ia mengusap wajahnya kasar dan menyibakkan selimut besarnya dan segera ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Setelah selesai dengan urusannya, Elli turun kebawah untuk segera pergi ke kantor. Di ruang tengah ia melihat Javier dan Eden sedang sarapan, biasanya mereka akan berangkat lebih awal dan tidak pernah sarapan seperti ini.

"Pagi" Elli memberi salam.

"Pagi" Sahut keduanya berbarengan.

Elli tertawa lucu mendengarnya. Meski mereka tidak kembar, tetapi perlaku mereka terlihat seperti sepasang kaka dan adik yang kembar.

"Kau sebaiknya sarapan" Perintah Eden.

Elli mengangguk sebagai jawaban dan menarik sebuah kursi dihadapan mereka, ia mengambil sepotong roti tanpa menggunakan selai.

"Kau suka roti seperti itu?" Tanya Javier.

"Hmm, saya menyukai seperti ini, tidak manis dan tawar saja"

Setelah itu keheningan melanda.

"Kau sudah menyiapkan segala hal yang kau butuhkan untuk ke Sydney?"

"Ya, sir"

"Good"

Elli tersenyum sebagai respon dari perkataan Eden. Jika ia tidak salah dengar, Javier seperti berdecak kesal entah karena apa.

"Sebaiknya kita berangkat bersama" Sahut Javier.

Elli menyetujuinya, lagipula ia senang karena tidak perlu repot mencari taxi lagi seperti sebelumnya.

Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit menuju Knight Tower , mobil sudah parkir di tempat seharusnya.

Tanpa pikir panjang Elli segera turun dan berlari ke arah lift terlebih dahulu meninggalkan Javier dan Eden yang berjalan santai.

"Tidak sopan" Ujar Eden.

Javier hanya membalas dengan kekehan kecil.

Setelah sampai di lantai tujuan, mereka segera keluar dari lift dan melenggang ke ruangan masing-masing. Tidak lupa bahwa ruangan mereka berada di satu lantai.

Waktu terus berjalan, hingga menunjukan pukul 11. Elli segera merapikan barang yang berada diatas mejanya dan segala hal yang menyangkut dengan pekerjaan.

Setelah itu ia keluar dari ruangan, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah tuan Eden yang sedang bersandar di tembok tepat depan pintu ruangan Elli sambil bersedekap dada.

"Tuan menunggu saya sedari tadi?" Tanya Elli.

"Tidak lama, hanya 5 menit" Lalu berjalan menuju lift.

Elli segera menyusul masuk ke dalam lift khusus CEO tersebut.

"Apa kita langsung segera menuju bandara sir?"

"Iya, semua sudah diurus oleh Marcus"

"Oh... oke... "

Suasana memang selalu canggung apabila bersama Eden mengingat dia adalah orang yang dingin dan memiliki aura yang mencekam. Meski Elli sudah terbiasa dengan hal itu, tetap saja rasa canggung seperti ini sulit dihilangkan.

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang