39. Special Gifts

7.3K 264 5
                                    


Semua orang yang ada dunia sudah pasti mengenal tentang waktu. Hal itu bukanlah sesuatu yang murah dan bisa di beli seenaknya bukan?, bahkan dengan teknologi secanggih apapun waktu akan tetap tidak bisa diputar.

Hal itulah yang Eden dan Javier rasakan. Kebahagian terus melanda dalam diri mereka akhir-akhir ini. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat secuil rasa penyesalan karena mereka tidak berada pada waktu tersebut. Mendengar bahwa Eldian akan membawa Jayden dan Edelina membuat mereka sangat-sangat gugup.

Entah apa yang terjadi nanti tapi—

"Om Eldian, mana mommy!!"

"Tunggulah sebentar anak kecil"

"AKU MERINDUKAN MOMMY DAN DADDY!!"

Lamunan Eden dan Javier terganggu akibat suara pekikan anak kecil yang terdengar dari pekarangan, dengan reflek mereka bagun dari posisi duduk mereka di sofa ruang tengah. Lalu Elli secara tiba-tiba berlari ke arah pintu dan membukanya sementara kedua pria itu hanya diam di tempat melihat ke arahnya.

"Jayden!! Lina!!" Elli memekik gembira.

Lalu kedua anak kecil tersebut berlari ke arah Elli dan masuk ke dalam pelukan ibunya. Sudah hampir sebulan lebih ia tidak melihat anak-anaknya, ia sungguh merindukan mereka meskipun sudah berhubungan melalui video call yang dilakukan secara diam-diam.

"Mommy merindukan kalian"

"Aku juga mommy!" Sahut mereka bersamaan.

Elli melepaskan pelukannya, kemudian ia tersenyum menatap kedua anaknya yang terlihat baik-baik saja.

"Kalian ingin melihat ayah kalian?"

Mereka mengangguk pelan, namun tatapan mereka tidak diarahkan kepada Elli, melainkan kepada sosok dua pria gagah yang sesari tadi diam memperhatikan interaksi mereka.

Elli mengambil kedua tangan mungil itu, lalu membawa mereka kepada Javier dan Eden. Dirinya tersenyum hangat hanya karena melihat betapa indahnya tatapn hangat yang dipasang pada kedua wajah tampan itu. Bahkan Javier dan Eden kini mulai berkaca-kaca.

"Jadi, Jayden Edelina, ini adalah ayah kalian"

Suasana berubah menjadi sedikit canggung. Elli merasakan kedua tangan anaknya sedikit bergetar gugup. Ditambah kedua pria itu tidak berinisiatif memperkenalkan diri mereka sendiri kepada anak kandungnya. Hal itu membuat Elli sedikit geram.

"Yang memakai pakaian putih adalah Daddy Eden, dan yang memakai pakaian hitam ini adalah....Papa Javier. Bagaimana? bukankah mereka berdua tampan—"

"DADDY PAPA!!!!" Edelina memekik gembira secara tiba-tiba. Anehnya gadis kecil itu mampu menarik kaki jenjang Eden dan Javier kepelukannya.

Lalu Eden dan Javier merendahkan dirinya guna menyamakan tingginya pada gadis kecil mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa jantung kedua pria tersebut berdetak kencang tak karuan.

"Heyy....." Javier mencium pipi Edelina dengan lembut, air mata menetes ke pipi gadis kecil itu.

"You look so beautiful sugar" Ucap Eden dan melakukan hal yang sama padanya.

"Daddy dan papa juga sangat tampan" Kedua tangan mungil itu mengelus lembut masing-masing pipi kedua pria itu.

"Jayden....kau tak ingin menyapa ayah-ayahmu?" Ucap Eldian.

Jayden menoleh ke arah Elli dengan kerutan di dahinya, membentuk ekspresi bingung yang lucu dan gemas.

"I have two father? that's weird.....really weird"

Elli tertawa pelan mendengarnya, kepolosan anak ini memang menggemaskan. Lalu tanpa pikir panjang Jayden menghamburkan dirinya ke pelukan ayahnya. Kini mereka berempat sedang berpelukan haru.

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang