DOR—DOR—DORKetiga pria tersungkur di lantai dengan penuh luka dan darah disekujur tubuhnya. Lalu seorang pria melayangkan kakinya kepada satu pria yang masih dapat bernapas meski hati-nya sudah tertembak peluru.
Jegh.
Eden menginjak ketiga kepala pria tersebut dan kembalu menembakan peluru tepat di kepala mereka satu persatu.
"How dare you masquerade with Knight—" Kemudian Javier menjambak dua pria yang sedang terikat dihadapannya. "Don't you guys will be arrested. No, we won't do that"
"A-a-a-ampun"
Javier berdiri dan menonjok wajah mereka menggunakan kakinya dengan wajah mereka yang berciuman dengan alas sepatu miliknya.
"Ew, sepatuku sudah kotor, aku akan membuangnya" Dan melemparkan sepatu tersebut tepat di kepala mereka.
Di ruangan seperti sebuah gudang rahasia, hanya terdengar rintihan dari kumpulan orang-orang yang dikurung seperti binatang.
Markas rahasia yang hanya diketahui oleh Eden, Javier, serta pasukan penjaganya. Ini adalah tempat mereka mengurus tikus-tikus perusahaan atau orang yang memiliki niat buruk kepada mereka.
Orang yang melakukan kesalahan ringan seperti mencuri uang perushaan demi kepentingan pribadi hanya akan dihukum mati oleh mereka. Namun bagi orang yang bermain-main dengan perushaan atau berkhianat kepada Knight akan menjalani siksaan hingga mati atau dikurung di sebuah jeruji besi berukuran seperti kandang anjing besar.
Javier hanya akan datang kesini apabila ia sedang tidak dapat mengendalikan amarahnya dan butuh sebuah pelampiasan, maka dia akan ke markas ini untuk bersenang-senang. Sedikit berbeda dengan sang adik, Eden memiliki jiwa yang lebih kejam. Dia tidak akan segan-segan menyiksa tawanannya hingga benar-benar akan memohon kematian, Eden tidak suka membunuh. Menurutnya menyiksa lebih baik digunakan sebagai sebuah hukuman.
"Jammie, bersihkan mayat mereka" Nada dingin yang bergema di ruangan yang dingin membuat semua manusia yang ada dibalik jeruji besi bergetar ketakutan.
"Sisa berapa orang?" Tanya Javier.
"26 Tawanan dan akan datang 5 orang baru"
"Kasus?"
"Bermain-main dengan sekelompok penguasa Woodstock"
"Apa urusannya dengan kita?" Javier berdecak kesal.
"Federico doesn't want their hands dirty"
"Pria tua bajingan itu"
"Biarkan saja Jav, mereka rekan bisnis yang baik"
Javier berdecih. "Peduli setan"
Eden terkekeh pelan, lalu ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan yang penuh dengan tawanannya itu, Eden sudah muak melihat mereka yang menatapnya dengan tatapan memohon kematian.
"Ada kabar dari Adam?" Javier menyalakan sebatang rokok.
"Belum"
"Sesulit itukah?"
Eden tertawa mengejek. "Wanita itu tidak bodoh Jav"
Eden mengakui kalau Elli adalah orang yang sangat pintar dan cerdik bahkan orang sepertinya dapat ia kecohkan dengan mudah.
"Aku mengerti"
"Jangan lupa Federico mengajakmu makan malam"
"Kenapa harus aku?" Kesal Javier.
"Dia ingin bertemu dengan CEO Knight"
"Sialan, aku benci pria tua sok ramah itu"
"Aku setuju mengenai 'sok ramah' yang kau bilang tadi" Eden menghembuskan asap rokoknya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours (Knight #1)
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eden Marvius Knight & Javier Marvius Knight Lalu Eden segera mencengkram rahang Elli dengan kuat hingga bibirnya mengerucut, lalu meludahi wajahnya. "Ini adalah perilaku pantas untuk perselingkuhan seorang gadis...