7. Raped

17.1K 505 3
                                        

Elli berada dikamar hotelnya. Di tengah malam yang dingin, dirinya masih saja belum mendapatkan kantuknya sehingga membuatnya tetap terjaga saat ini.

Setelah pria itu secara terang-terangan menunjukan bahwa ia telah melakukan hal-hal yang tidak pantas kepadanya, membuat Elli semakin takut kepadanya.

Tubuhnya bergetar ketakutan. Dia berada jauh dari keluarganya, bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya, siapa yang akan menolongnya.

Memikirkan hal itu malah membuatnya semakin paranoid.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan terdengar lumayan kencang. Tubuhnya mengerjap kaget ketakutan. Dalam dirinya terasa desiran seakan menolak untuk berada dalam satu ruangan bersama pria itu.

"Elli buka pintunya!" Teriak pria itu dari luar.

Sementara Elli hanya mematung tidak menjawab.

Ceklek.

Kemudian pintu berhasil dibuka oleh pria itu. Untuk apa pria itu menyuruhnya membuka pintu jika ia pun membawa kunci cadangan. Wait...

Bagaimana bisa pria itu memiliki kunci cadangan untuk kamarnya.

Kemudian sosok yang ia pikirkan sedari tadi muncul dengan wajah dingin dan tampan khasnya.

"Kau belum tidur?" Tanyanya dengan suara rendah.

Elli menggeleng kaku.

"Words Elli"

Elli menelan ludahnya kasar. "A..a..aku tidak bisa tidur"

Pria itu menghampirinya ke ranjang dengan langkah pelan. Dia duduk di tepi ranjang dekat dengannya.

"Apa yang kau pikirkan hm?"

"Hanya..... masalah..." Sungguh Elli bingung ingin berkata apa, ia berkutat dengan pikirannya mencari jawaban yang masuk akal untuk semua ini. "....Joseph" Jawabnya kemudian.

"....Joseph?" Tanya Eden geram sekaligus bingung.

Sial. Apa pria ini pura-pura bodoh? harusnya ia tau kalau Elli memiliki masalah dengannya. Dasar predator gila.

"Elli...your words" Ucap Eden itu dengan tajam.

Kemudian Elli berhasil menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Ia tersenyum tipis dan menoleh ke arah Eden. "Hanya masalah kecil, bukankah apabila orang yang memiliki hubungan terkadang ada saja masalah yang dihadapinya baik kecil maupun besar?"

Mendengarkan hal itu malah membuat Eden semakin geram dan frustasi, emosi di dalam tubuhnya mengumpul menjadi satu di kepalanya. Ia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya.

"Apa pria itu salah satu anak marketing... bersama temanmu Cassy itu huh?" Tanya pria itu dengan marah.

Elli mengerutkan dahinya bingung. Apa yang ia lakukan sampai pria ini sangat marah? bukankah pacaran itu normal? ia tidak tau kalau di kontrak kerja tertulis dilarang pacaran.

"I..i..iya" Jawabnya dengan gugup.

Eden bangun dari duduknya dengan tergesa. Dia mengacak-ngacak rambutnya yang masih rapi. Bajingan, saat ini ia tidak bisa tidur karna gairah yang membungkus akibat perlakuannya pada Elli saat makan malam. Dan saat ia mengajaknya mengobrol untuk menidurkan gairahnya, emosi malah menguasainya sekarang.

"Sial. Sial. Sial!!!" Teriak Eden.

Tubuh Elli mengerjap ketakutan, ia bergeser sedikit demi sedikit menjauh dari pria itu. Tapi kemudian Eden menghampirnya dengan merangkak, tatapan nya sungguh tajam sepertu menusuknya hingga bagian terdalam sedangkan ekspresi nya benar-benar seperti predator yang akan memakan mangsanya.

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang