28. Undirected

7.5K 279 7
                                        


"Apa menurutmu. Apa yang akan terjadi pada Knight Group, kita"

Tangan Eden terkepal kencang, lalu ia tonjok meja kaca tersebut hingga kaca meja itu pecah berhamburan di lantai.

"Tenangkan dirimu, brother"

Eden merapatkan rahang serta giginya, berusaha menahan segala emosi yang sedang mencoba menguasai tubuhnya.

"Ini jauh dari rencana"

Javier menghembuskan asap rokoknya pelan. Kedua pria itu sedang berada di kantor pribadi yang ada di rumah mereka, dan kebetulan kantor ini memiliki pengurai asap rokok sehingga dia bisa merokok di dalam ruangan itu.

"Aku tau, setidaknya 3 perusahaan menarik sahamnya dari Knight Group. Aku tidak begitu yakin itu adalah keputusan yang benar"

"Sekarang. Aku bahkan tidak tau lagi mana yang benar dan tidak"

"Kau benar"

Eden menyenderkan tubuhnya di kursi sembari memijat pelipisnya.

"Aku akan mengatasi segala yang terjadi di dalam perusahaan. Dan kau Jav, sebaiknya kau mengurus sesuatu yang berada di luar perusahaan"

"Dimengerti, aku akan sekaligus mengurus wanita sialan itu"

Eden mendongkakan kepalanya, matanya menatap tajam lurus ke arah Javier.

"What?" Javier memiringkan kepalanya bingung.

"Jangan menyebutnya seperti itu lagi" Tegasnya

Javier terkekeh pelan, lalu menepuk bahu Eden. "I'm just playing along with you"

Eden membalasnya dengan kekehan geli. "Jika situasinya tidak seperti ini, mungkin aku akan menonjol wajahmu hingga hancur"

"Tentu saja" Lalu Javier melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Hembusan napas kasar keluar. Eden merasa sakit di kepalanya, segala macam permasalahan saat ini benar-benar membuat kepalanya sakit.

Lalu dia menekan sebuah dial yang menghubungkannya ke pelayan. "Tolong keruanganku, dan bawa alat pembersih untuk kaca yang pecah. Segera"

Seorang wanita meringkuk di tempatnya sambil menangis sesegukan. Kedua tangannya di borgol dan lehernya dipasangkan sebuah alat yang terhubung dengan rantai, sehingga wanita tersebut terlihat seperti peliharaan yang sedang dikandangi.

Elli berada dalam sebuah jeruji besar seperti kandang berukuran manusia. Tubuhnya tidak memakai apapun, bahkan sehelai benangpun tak melekat pada tubuhnya yang kurus dan bersih itu.

Dia mulai merasakan kembali getara-getaran masa lalu yang menyertainya, traumanya seperti muncul kembali pada permukaan.

Beberapa jam yang lalu, Javier dan Eden membawanya keruangan merah yang sejujurnya ia tak tau ada ruangan seperti itu di rumah ini. Ruangan itu cukup luas dan berisikan segala macam alat yang biasa digunakan oleh penggemar BDSM, namun ia merasa ini lebih seperti ruangan perbudakan.

Tubuhnya terdapat banyak memar merah akibat tamparan, cambukan, serta hickey. Dirinya masih sangat lemas akibat perlakuan kedua pria itu. Jejak sperma di mulut, vagina, serta lubang pantatnya masih berbekas.

Oh, dirinya begitu direndahkan oleh pria itu.

"Sudah melamunya cantik?" Suara dingin dan berat milik Javier menggema ke seluruh ruangan.

Elli sontak terkejut, tubuhnya reflek kaget. Sejak kapan pria bajingan itu ada disini?

Javier menjongkok menyamankan tubuhnya dengan Elli. "Menikmati waktumu di kandang ini sayang?"

"Bajingan" Ucap Elli pelan.

Javier tekekeh pelan. " Jangan mengumpat sayang" Lalu tangannya masuk ke sela-sela jeruji kandang tersebut, di elus pipi Elli dengan lembut. "Kau sangat cantik Elli, disana pasti banyak sekali pria yang rela berkorban untuk mendapatkan wanita sepertimu"

"Diam kau" Geram Elli.

"Termasuk aku dan Eden, kau tau El? meski kau menghianati kami, perasaan kami tetap sama, kami mencintaimu dan rela berkorban demi dirimu. Kau harus tau akan hal itu"

"Aku tidak peduli" Sepertinya aku peduli.

"Tidak masalah sayang, untuk saat ini kau harus menurut dan mendengarkan perkataan kami. Mengerti?"

Elli tidak menyautkan perintah pria itu.

"Katakan kau mengerti Elli!" Javier mulai geram.

Masih tidak menggubris.

Emosi pun memuncak, Javier meludahi wajah wanita tersebut.

"Kau senang direndahkan seperti itu hah?!" Javier menarik rantai yang terhubung dengan lehernya.

"AWH!" Elli merintih kesakitan.

"Itu yang kau suka hah! JAWAB!!"

Elli menangis kencang, bagian lehernya terasa sakit, sedangkan mentalnya terasa rapuh karena diludahi oleh pria yang baru saja mengakui cinta kepadanya.

"Ma...af, maaf"

Setelah itu Javier melepas rantai tersebut dari genggamannya, lalu tangannya terulur kembali mengelus wajah Elli.

"Aku tau sayang, suatu saat kau akan menyesal karena mencoba mempermainkan perusahaan yang kami dirikan dengan susah payah"

Mata Elli melebar menatap pria dihadapannya.

"Aku tau tentang Eldian sayang" Javier terkekeh. "Awalnya aku pikir kau selingkuh dari kami, namun ternyata kalian saudara kandung. Saudara kandung yang berusaha menghancurkan ayah dari dua anak kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Bukankah begitu Elli sayang?"

"Huh!? Jav apa...kau?"

"Aku tau semua sayang, aku tau begitupula dengan Eden"

Elli terdiam mematung. Apa yang terjadi pada dirinya? Entah kenapa dia merasakan geli serta hangat saat Javier mengatakan 'dua anak kecil yang sangat lucu dan menggemaskan' dan begitu pula pria itu. Saat mengatakannya, wajah dan tatapan Javier melembut seolah merindukan sesuatu yang bahkan tak pernah ia temui sebelumnya.

"Elli sayang, aku ingin kau menghubungi kakakmu. Bawa dia kehadapanku dan Eden. Kita akan mendiskusikan masalah ini"

Elli tidak menggubris perintahnya. Dirinya merasa kosong sejenak. Pikirannya berkecamuk membuat dunia sekitarnya seolah sunyi.

"Akan aku berikan kau waktu untuk berpikir" Javier berdiri. "Pilih keputusan yang terbaik menurutmu" Setelah mengatakan hal itu, Javier segera melenggang pergi dari kamar Elli.

Tetesan air mata perlahan muncul. Apa yang terjadi pada dirinya? Sungguh Elli tidak mengerti. Semudah itukah ia dimanipulasi oleh perasaan bodoh seperti ini?

Sungguh lemah, ia merasa tak berdaya apabila dihadapkan oleh kedua pria itu.

"Jayden, Edelina. Maafkan mommy"

________

Thanks For Read

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang