Matahari mulai memapakarkan sedikit bagian dari cahaya yang keluar dari tubuhnya. Pagi ini terlihat tidak begitu bersahabat untuk New York. Namun kesibukan kota ini tidak dapat dihalangi oleh cuaca yang buruk sekalipun.Cahaya matahari masuk dari sela-sela tirai di sebuah kamar yang tidak terlalu tertutup rapat.
Elli mengerjapkan matanya yang terasa berat dengan perlahan. Ugh, tubuhnya sangat amat lemas saat ini. Serangan kedua pria tersebut benar-benar membuatnya begitu kewalahan. Bekas kemerahan pada sekujur tubuhnya menunjukkan betapa gila dan liarnya kedua pria tersebut.
Ia sudah merasa jiwanya mulai tenang dari beberapa tahun yang lalu. Perlakuan penuh cinta yang pria itu lakukan kepadanya terkadang membuatnya merasa orang paling bahagia di dunia. Meski terkadang kedua pria itu sangat sulit mengendalikan emosi mereka, entah apa yang terjadi Elli membiarkan dirinya menjadi tempat pelampiasan pria itu. Tentu saja dengan melakukan seks liar serta lontaran kata-kata penuh cinta. Gairah dan perasaan hangat semalam menjadi satu.
Kedua tangan pria itu saling memeluk tubuhnya. Eden dari hadapannya sedangkan Javier dari punggungnya. Tubuhnya cukup sulit digerakkan, meski kedua pria itu sedang tidur, rengkuhan di perutnya tetap saja kuat.
"Eden..." Ucap Elli sambil menepuk-nepuk pipi pria itu.
"Eden...hei...morning..."
Jiwa dalam diri Eden seakan tertarik kembali ke tubuhnya akibat dari tepukan lembut yang terasa pada daerah pipinya. Matanya perlahan mengerjap, penghilatannya masih sedikit kabur akibat dari tidur yang begitu nyenyak semalam.
"Hmmm" Erang Eden.
Damn! Suara Eden di pagi hari benar-benar terdengar seksi ditelinga Elli.
"Sudah jam 7 lewat, kau harus bangun" Sebenarnya ini adalah hari minggu, tapi Elli tetap harus mencari alasan agar bisa terlepas dari jeratan kedua pria tampan ini.
Eden menatap lekat-lekat wanita yang sedang sibuk mencari sesuatu di nakas.
"Apa yang kau cari?" Gumam Eden dengan mata yang kembali terpejam.
"My phone"
"Hmmm"
Kehilangan keseimbangannya, Elli tak sengaja menjatuhkan tubuhnya sehingga perutnya menimpa wajah Javier yang masih tertidur lelap.
"Awhh" Erang Javier pelan.
"Maaf" Ucap Elli.
Tak lama, Eden menarik tubuh Elli ke rengkuhannya. Mencium aroma tubuh Elli dipagi hari.
"Aku suka wangimu di pagi hari" Ucap Eden.
Desiran seperti aliran listrik menjalar ke seluruh pembuluh darah Elli. Kenapa kedua pria ini sangat mudah sekali mengacaukan pertahanannya.
"Terima ka—mhhhph" Sebuah ciuman kasar mendarat pada bibirnya.
Eden mencium bibir Elli dengan ganas serta penuh gairah. Di lumat bibir tersebut, seolah mengecapnya sebagai tanda kepemilikan.
"Cukup Eden" Suara Javier menghentikan kegiatan mereka berdua.
Setelah ciuman selesai, Elli mengambil napas dengan tergesa-gesa. Ciuman tiba-tiba tadi lebih mudah dalam hal menghabiskan tenaga.
"Sekarang giliranku"
"Apa yang—mmmphh" Mata Elli membelalak lebar.
Sementara Eden mengelus perut telanjang Elli sembari terkekeh melihat tingkah adiknya.
Ciuman Javier terasa sedikit lebih lembut, meski sama saja kasar dan penuh dominasi seperti Eden. Hanya sebentar, Javier melepaskan pangutannya kemudian mengelus lembut pipi Elli yang merah merona.
![](https://img.wattpad.com/cover/287230257-288-k841288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours (Knight #1)
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eden Marvius Knight & Javier Marvius Knight Lalu Eden segera mencengkram rahang Elli dengan kuat hingga bibirnya mengerucut, lalu meludahi wajahnya. "Ini adalah perilaku pantas untuk perselingkuhan seorang gadis...