Hari berlalu......Bahkan beberapa bulan juga berlalu semenjak kejadian itu......Suasana kediaman Knight diramaikan oleh kunjungan dari keluarga Kairi. Disana ada Edelina dan yang sedang bermain-main bersama anak kedua dari Eldian di sofa ruang tengah, seorang putri yang cantik bernama Bella. Jayden dan Ben sedang menonton film superhero kesukaan mereka di ruang tengah bersama para lelaki.
Sementara para istri membantu koki rumah untuk memasak makan malam. Dan Eldian, Eden serta Javier sekedar mengopi dan merokok di halaman belakang diiringi dengan pembicaraan basi seperti bisnis dan politik.
Semua berjalan dengan baik tanpa kekacauan atau suara bising dari pertengkaran Jayden dan Lina. Lalu Ben menjadi pribadi yang lebih dingin dan cuek beberapa bulan terakhir, bahkan ia menanggapi perkataan ibunya hanya dengan deheman.
Elli dan suaminya tertawa melihat hal itu. Sementara Eldian dan Jenni sedikit khawatir akan sikap Ben yang seperti itu, ia takut putri semata wayangnya akan selalu dibenci oleh kakaknya sendiri.
"Apa semua yang kau lakukan berhasil?" Tanya Elli sambil menyuapi Eden yang belum selesai makan, dan sementara Javier sedang menyiapkan susu hamil untuknya.
Ya dia baru saja mengetahui bahwa ia sedang mengandung anak ketiganya kemarin sore, usianya baru 7 minggu, dan yang kali ini tidak kembar.
"Apa yang semuanya berhasil?" Ucap Eldian sambil menyesap air putih.
Elli mengambil dan membuang napasnya kasar. "Apa kau benar-benar harus melakukan semua ini?"
"Ya aku harus" Balas Eldian datar.
"Sejujurnya jika aku diposisi Eldian aku juga akan melakukan hal yang sama, mungkin lebih parah" Ujar Eden.
Elli menepuk lengan kekar suaminya itu dengan kesal. "Kau hanya memperkeruh suasana" Ketusnya.
"Kau saja yang tidak berifikir logis istri sialan"
Eldian terkekeh melihat pertengkaran anak-anak dihadapannya itu. Akhir-akhir ini ia cukup senang karena tiap ia mampir ke rumah ini, selalu saja diisi oleh suasana tawa riang.
"Ini jalan yang kupilih Elli, kuharap kau mengerti itu" Ucap Eldian.
"Tapi apa benar-benar harus menghapus segala data Bella dirumah sakit atau bahkan internet mengingat kau sangat terkenal di kalangan orang sukses"
"Bella adalah tanggung jawabku. Aku tidak ingin dia kenapa-napa mengingat pria tua itu belum mati dan masih berkeliaran santai"
Elli menyandarkan tubuhnya malas. "Dia sedang berada di Italy, kurasa"
"Ini puddingnya sayang" Jenni datang dari dapur lalu mengambil kursi tepat disebelah Eldian.
"Terima kasih" Ucapnya sebelum mengambil kecupan singkat di bibir.
"So Eden.....how is it going?" Tanya Jenni.
Eden tersenyum sambil menyesap minumannya. "Semua sangat baik dan terkendali, rencana bodoh suamimu dan istriku tidak akan berpengaruh apapun pada perusahaan sebesar Knight Crop, ingat itu"
Jenni terkekeh. "Here it is, Eden Knight dan segala kesombongannya. Para kalangan pembisnis tau itu"
"Kau benar sayang, tapi kurasa Kairi akan segera menggeser posisi Knight di puncak" Bisik Eldian pelan di telinga Jenni.
Eden dan Elli dapat mendengar dengan jelas apa yang pria itu katakan.
"Kairi dan segala kepercayaan dirinya..." Sahut Eden.
"Sayang.... susumu datang..." Datang Javier tiba-tiba dengan membawa segelas susu yang ia pesan tadi.
"Terima kasih"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ours (Knight #1)
RomanceWARNING!! This is an explicit story. Eden Marvius Knight & Javier Marvius Knight Lalu Eden segera mencengkram rahang Elli dengan kuat hingga bibirnya mengerucut, lalu meludahi wajahnya. "Ini adalah perilaku pantas untuk perselingkuhan seorang gadis...