31. Deal

7.4K 296 2
                                        


"Apa-apaan ini!" Bentak Eldian sambil menggebrak meja.

Elli menghela napasnya kasar. "Tenangkan dulu dirimu kak"

"Bagaimana aku bisa tenang jika kedua bajingan ini sudah bermain-main dengan kita"

Elli tak kuasa membendung air matany. "Aku tau, maafkan aku kak, aku gagal, aku mengacaukan semuanya"

Eldian merengkuh pipi adiknya. "Hei, jangan hanya salahkan dirimu sendiri oke? kita akan baik-baik saja aku berjanji"

Eli menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku memang pantas untuk disalahkan. Semua ini adalah ideku, andai aku tidak dibutakan oleh balas dendam yang tidak akan membuat sehala berubah, mungkin semua akan normal dan baik-baik saja"

Tangan Eldian terulur untuk mengelus puncak kepala adiknya. Merengkuhnya dengan lembut untuk menenangkannya.

"We're gonna be fine, i assure you that"

Meskipun di kepalanya Eldian ia tidak begitu yakin. Ia baru sadar saat-saat ini, ia begitu meremehkan kemampuan Knight hingga ia yang awalnya berpikir akan memenangkan permainan yang ia dan Elli buat, ternyata merekalah yang masuk dalam permainan yang Eden dan Javier buat.

"Kupikir mereka sedang menunggu kita, sudah cukup lama kita disini" Ucap Eldian.

Benar, kedua pria itu sudah terlebih dahulu menunggu di ruang makan beberapa menit yang lalu. Sementara dia meminta Elli untuk berbicara mengenai hal ini sebentar.

***

"Silahkan duduk Tuan dan Nyonya Kairi" Ujar Javier dengan ramah sambil mengelurkan tangannya.

Eldian tidak menggubris ataupun tersenyum menanggapi hal itu. Ia hanya langsung mengambil sebuah kursi dihadapan kedua pria itu bersebalahan dengan Elli.

"Elli sayang, bisakah kau pindah dan duduk diantara kami?" Ucap Eden dengan datar.

Elli mengernyit, ia sedikit bingung dengan situasi yang cukup tegang ini. Ia pun bangkit dari kursi sebelum...

"Duduk disebelahku" Pintah Eldian.

"T.t.t.tapi?"

"Duduk" Pintah Eldian sekali lagi.

"Tidak Elli kau harus duduk sebelah kami" Sanggah Javier.

"Kau tidak berhak mengaturnya Javier" Geram Eldian.

Javier tersenyum miring. "Tentu aku berhak atas calon istriku"

Emosi, kemudian Eldian menggebrak meja dengan sangat keras menimbulkan bunyi ke seluruh ruangan.

"Hei, meja ini bisa rusak"

"Bajingan! aku tidak peduli! sampai kapanpun tidak akan aku biarkan kau menjadi suami adikku"

Javier mengelus rahangnya kasar. "Tentu kau akan"

"Dalam mimpimu" Geram Eldian.

Eden mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja dengan keras. "Bisakah kalian tenang?" Ucapnya dengan suara tenang.

Eldian pun kembali duduk sedangkan Elli sekarang sudah merasa tenang karena tidak lagi terjadi perkelahian antara ketiga pria bodoh ini.

"Katakan untuk apa kalian mengajaku kesini"

Ya untuk apa, sejujurnya Elli pun masih tidak mengerti apa tujuan dari Eden dan Javier yang sebenarnya. Jika dilihat-lihat, kedua pria itu sudah merencanakan sesuatu yang licik.

"Aku ingin kita membuat kesepakatan—" Ucap Javier terpotong.

"Aku tau itu" Ketus Eldian.

"Aku ingin kita melakukan kerjasama" Ucap Eden.

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang